22
Nuansa Geografi SMAMA Kelas X
Sumber: Pustaka Pengetahuan Modern: Seri Planet Bumi
Gambar 2.11 Proses terjadinya tata
surya menurut Kant-Laplace
Sumber: Pustaka Pengetahuan Modern: Seri Planet Bumi
Gambar 2.12 Proses terjadinya tata
surya menurut Moulton-Chamberlin
Tugas
Carilah artikel melalui internet yang berhubungan dengan tata surya. Susunlah dalam bentuk deskripsi. Semakin banyak artikel yang Anda kumpulkan semakin
baik.
C Teori Asal-Usul Tata Surya
1. Teori Nebula atau teori Kabut Immanuel Kant 1749 – 1827
seorang ahli
filsafat Jerman dan Simon de Laplace 1799 ahli matematika Prancis mengemukakan teori yang
hampir sama. Tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Pilinannya berupa gumpalan kabut
yang membentuk bola besar, bagian tengahnya sebagai matahari dan gumpalan kabut di sekitarnya
sebagai planet-planet. Teori Nebula lebih dikenal dengan teori Kant-Laplace.
2. Teori Planetisimal Thomas C. Chamberlin 1843 – 1928
ahli
geologi dan Forest R. Moulton 1872 – 1952 ahli astronomi, keduanya ilmuwan Amerika. Teorinya
mengatakan bahwa matahari sebelumnya telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak
di langit. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak
terlalu jauh. Akibatnya, terjadi tarikan gravitasi antara bintang yang lewat dan matahari. Sebagian massa
matahari tertarik ke arah bintang tersebut.
Ketika bintang menjauh, sebagian massa matahari jatuh ke permukaan dan sebagian lagi terhambur
menjadi gumpalan kecil atau planetisimal ke ruang angkasa sekitar matahari, yang kemudian sebagai
benda-benda dingin planet dalam orbit mengitari matahari. Teori ini dikenal teori Moulton-Chamberlin.
3. Teori Pasang Surut Teori Pasang Surut dikemukakan oleh Sir James
Jeans 1877 – 1946 dan Harold Jeffreys 1891,
Bumi dan Tata Surya
23
Sumber: Pustaka Pengetahuan Modern: Seri Planet Bumi
Gambar 2.13 Terjadinya tata surya
menurut Jeans-Jeffreys
keduanya ilmuwan Inggris. Teorinya hampir sama dengan teori planetisimal. Menurut teori Pasang
Surut, pada saat sebuah bintang mendekat ke matahari, terjadilah pasang naik pada matahari
membentuk bentukan cerutu yang besar menjorok ke arah bintang. Ketika bintang menjauh, cerutu
besar ini mengalami perpecahan dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari sebagai planet.
4. Teori Awan Debu teori proto planet Carl von Weizsaeker 1940
ahli astronomi Jerman mengembangkan teori Awan Debu,
kemudian disempurnakan oleh ahli astronomi lain, yaitu Gerard P. Kuiper 1950, Subrahmanyan
Chandrasekhar, dan lain-lain. Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan
gas dan debu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan partikel-partikel debu tertarik ke
bagian pusat awan kemudian memadat dan membentuk gumpalan tunggal besar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.
Bagian luar kabut menyelimuti pusat dan berpuing cepat sehingga terpecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Bagian inilah yang kemudian menjadi
planet-planet.
5. Teori Big Bang Arno Penzias
dan Robert Wilson, astronom Amerika
Serikat pada tahun 1965, menemukan sisa radiasi hasil ledakan raksasa. Radiasi latar kosmis, sebagai bukti bahwa alam
semesta berasal dari ledakan raksasa, telah terbukti dan menjawab hipotesis asal-usul alam semesta. Semua persediaan
unsur diciptakan dalam setengah jam pertama setelah terjadi ledakan. Oleh karena itu, tidak ada materi baru yang diciptakan.
Teori ini disusun atas bukti-bukti bahwa ada gema ledakan masa lalu dan perubahan spektrum bintang ke arah merah.
Berdasarkan bukti-bukti tersebut maka diduga bahwa seluruh alam semesta pada awalnya adalah sebuah atom
primordial yang paling pertama yang dalam keadaan suhu dan tekanan sangat tinggi ketika terjadi ketidakseimbangan
antara suhu dan tekanan meledak dengan suara dan energi yang luar biasa besarnya. Suara terus bergema hingga saat ini.
Pendapat yang mendukung pada penjelasan mengenai quasar ini ada enam.
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 2.14 Big Bang