Sedimen fluvial Sedimen fluvial Sedimen marine Sedimen marine

Litosfer dan Pedosfer 57 Tugas Amatilah lingkungan di sekitar wilayah Anda kemudian sebutkan kenampakan bentukan muka bumi yang Anda temukan, seperti gunung, dataran tinggi, patahan, lipatan, air terjun, jeram, dan meander. Coba, deskripsikan bagaimanakah terbentuknya bentang alam yang Anda jumpai tersebut. Tulis jawaban Anda pada kertas folio kemudian kumpulkan kepada guru untuk dinilai. D Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia Pedosfer adalah lapisan tanah yang berada di permukaan bumi.

1. Mengidentifikasi ciri tanah di Indonesia

Tanah berasal dari batuan yang telah lapuk, disebabkan oleh retaknya batuan akibat dari panas matahari, akar tumbuhan yang ujungnya mengeluarkan cairan dan menghancurkan batuan yang diterobos, juga hewan-hewan kecil, misalnya, cacing yang membuat lubang pada batuan atau tanah. Berikut jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia.

a. Tanah aluvial

Tanah aluvial bersifat subur berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai. Tanah aluvial banyak terdapat di Kalimantan Selatan dan Tengah, Papua bagian selatan, Sumatra bagian timur, dan Jawa bagian utara.

b. Tanah vulkanis

Tanah vulkanis sangat subur, karena berasal dari abu gunung api abu vulkanis. Tanah ini sangat baik untuk pertanian, banyak terdapat di Jawa Garut dan Bandung, Bali, dan Sumatra di sekitar Danau Toba.

c. Tanah humus bunga tanah

Tanah jenis ini terjadi akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk, bersifat sangat subur karena banyak mengandung unsur hara.

d. Tanah organosol tanah gambut

Tanah gambut terdapat di daerah pasang surut, misalnya, di Papua bagian barat, Sumatra bagian timur, Kalimantan Barat, Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur. 58 Nuansa Geografi SMAMA Kelas X

e. Tanah podzolik merah kuning

Tanah ini bersifat basa jika terkena air dan mengandung kuarsa. Tanah ini terdapat di pegunungan, seperti Nusa Tenggara dan biasanya dimanfaatkan untuk berladang, tanamannya kopi, karet, dan teh.

f. Tanah kapur

Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur meskipun tidak subur, tetapi masih dapat ditanami, misalnya, pohon jati. Daerah persebarannya di Blora, Pegunungan Kendeng, dan Pegunungan Seribu, Yogyakarta.

g. Tanah pasir

Kadar air tanah pasir sangat sedikit, tanah ini sangat miskin unsur haranya. Tanah pasir berasal dari batu pasir yang telah melapuk, banyak terdapat di pantai-pantai yang disebut sand dune bukit pasir. Contohnya di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta. h. Tanah laterit Tanah laterit adalah tanah yang tidak subur, bahkan dapat dikatakan sudah hilang kesuburannya karena tanah ini banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini disebut tanah merah karena memang berwarna merah. 2. Proses pembentukan tanah di Indonesia Sejarah bumi amatlah panjang. Dalam waktu lebih dari 3350 juta tahun, tubuh bumi telah mengalami berbagai perkembangan dan perubahan, seperti terbentuk dan lenyapnya pegunungan atau gunung-gunung api, merosot dan munculnya daratan-daratan di samudra- samudra, serta naik dan turunnya air laut. Peran cuaca, angin, air, dan es yang bergerak telah mengikis permukaan bumi, dan mengangkut serta menumpuk atau mengumpulkan hasil-hasil perusakan tersebut di daerah-daerah lain. Pendek kata, permukaan bumi ini selalu berubah-ubah sejak dahulu hingga sekarang. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena bumi selalu dipengaruhi oleh gaya-gaya yang disebut gaya geologis. Gaya geologis dapat dibagi menjadi dua. a. Gaya endogen , yaitu gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi, misalnya, gaya-gaya gunung api vulkanisme, gaya gempa bumi, dan gaya-gaya pembentuk pegunungan karena pergerakan lempeng tektonisme. Pada umumnya, gaya-gaya ini bersifat membangun atau konstruktif memperbesar atau membentuk relief-relief.

b. Gaya eksogen , yaitu gaya-gaya kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar bumi,

misalnya, cuaca, angin, air, dan es yang mengalir. Gaya-gaya ini pada umumnya bersifat merusak destruktif apa yang telah dibangun oleh gaya endogen. Pengerjaan air dapat kita lihat pada gejala erosi pengikisan dan penorehan bahan- bahan yang disebabkan oleh gaya dari air dan denudasi pengangkutan bahan-bahan hasil perusakan menuju tempat-tempat yang rendah.