58
Nuansa Geografi SMAMA Kelas X
e. Tanah podzolik merah kuning
Tanah ini bersifat basa jika terkena air dan mengandung kuarsa. Tanah ini terdapat di pegunungan, seperti Nusa Tenggara dan biasanya dimanfaatkan untuk berladang,
tanamannya kopi, karet, dan teh.
f. Tanah kapur
Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur meskipun tidak subur, tetapi masih dapat ditanami, misalnya, pohon jati. Daerah persebarannya di Blora,
Pegunungan Kendeng, dan Pegunungan Seribu, Yogyakarta.
g. Tanah pasir
Kadar air tanah pasir sangat sedikit, tanah ini sangat miskin unsur haranya. Tanah pasir berasal dari batu pasir yang telah melapuk, banyak terdapat di pantai-pantai yang
disebut sand dune bukit pasir. Contohnya di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta. h. Tanah laterit
Tanah laterit adalah tanah yang tidak subur, bahkan dapat dikatakan sudah hilang kesuburannya karena tanah ini banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini
disebut tanah merah karena memang berwarna merah. 2. Proses pembentukan tanah di Indonesia
Sejarah bumi amatlah panjang. Dalam waktu lebih dari 3350 juta tahun, tubuh bumi telah mengalami berbagai perkembangan dan perubahan, seperti terbentuk dan lenyapnya
pegunungan atau gunung-gunung api, merosot dan munculnya daratan-daratan di samudra- samudra, serta naik dan turunnya air laut. Peran cuaca, angin, air, dan es yang bergerak
telah mengikis permukaan bumi, dan mengangkut serta menumpuk atau mengumpulkan hasil-hasil perusakan tersebut di daerah-daerah lain. Pendek kata, permukaan bumi ini
selalu berubah-ubah sejak dahulu hingga sekarang.
Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena bumi selalu dipengaruhi oleh gaya-gaya
yang disebut gaya geologis. Gaya geologis dapat dibagi menjadi dua. a. Gaya endogen
, yaitu gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi, misalnya, gaya-gaya gunung api vulkanisme, gaya gempa bumi, dan gaya-gaya pembentuk pegunungan
karena pergerakan lempeng tektonisme. Pada umumnya, gaya-gaya ini bersifat membangun atau konstruktif memperbesar atau membentuk relief-relief.
b. Gaya eksogen , yaitu gaya-gaya kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar bumi,
misalnya, cuaca, angin, air, dan es yang mengalir. Gaya-gaya ini pada umumnya bersifat merusak destruktif apa yang telah dibangun oleh gaya endogen.
Pengerjaan air dapat kita lihat pada gejala erosi pengikisan dan penorehan bahan- bahan yang disebabkan oleh gaya dari air dan denudasi pengangkutan bahan-bahan hasil
perusakan menuju tempat-tempat yang rendah.
Litosfer dan Pedosfer
59
Akibat pelapukan oleh cuaca, erosi, dan denudasi maka gunung-gunung yang tinggi akan semakin rendah, jurang, atau laut-laut yang dalam akan semakin dangkal hingga
akhirnya semakin ratalah relief suatu daerah dan terjadilah peneplain.
Orogenese pembentukan gunung-
gunung selalu diikuti oleh glyptogenese pengikisan-pengikisan. Pengikisan-
pengikisan ini mengakibatkan terjadinya litogenese
pengendapan-pengendapan. Ketiga peristiwa ini selalu terjadi
berturut-turut dan berulang-ulang sehingga permukaan bumi selalu
mengalami perubahan. Peristiwa yang berurutan ini disebut siklus atau daur
geologi
. Tanah merupakan bagian dari lahan.
Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan tersebut tergantung pada ciri dan sifat tanah. Tanah terjadi dari
batuan induk, berubah menjadi bahan induk tanah, dan berangsur-angsur menjadi lapisan tanah bawah, yang akhirnya terbentuk tanah atas dalam waktu lama.
Faktor pembentuk tanah sebagai berikut.
a. Bagan induk
Bahan induk akan membentuk tanah berasal dari bahan anorganik yang terdiri batun beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf yang telah dibahas di muka. Bahan
organik berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan yang membusuk.
b. Iklim
Unsur iklim berupa suhu dan curah hujan. Suhu udara memengaruhi amplitudo suhu pada siang dan malam, sedangkan curah hujan, yaitu intensitas dan jumlah hujan
merupakan tenaga yang memperkuat erosi berpengaruh dalam pembentukan tanah.
c. Relief atau topografi
Relief yang tidak rata berpengaruh terhadap ketebalan tanah. Tanah pada daerah yang datar lebih tebal karena proses sedimentasi daripada di daerah yang miring.
d. Organisme
Organisme beberapa hewan dan tumbuhan yang bermanfaat dalam proses pelapukan maupun pembentukan humus.
e. Waktu
Tanah merupakan benda-benda alam yang terus-menerus berubah akibat pencucian dan pelapukan sehingga tanah semakin tua dan menjadi tandus. Oleh karena proses
pembentukan tanah terus berlanjut maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Orogenese pembentukan
gunung Glyptogenese
denudasi
Lithogenese pembentukan
lapisan sedimen
Gambar 3.28 Daur geologi