Surat Pemberitahuan Pajak Terutang

c. Wajib pajak berkeyakinan bahwa melaksanakan kewajiban perpajakan merupakan tindakan sebagai warga Negara yang baik.

2.4.3 Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak

Merujuk pada kriteria wajib pajak patuh menurut keputusan Menteri Keuangan No.544KMK.042000 dalam Siti Kurnia Rahayu 2013:139 bahwa kriteria kepatuhan wajib pajak adalah: a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun terakhir b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. d. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk jenis pajak yang terutang paling banyak 5. e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi labarugi fiskal. Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak Siti Kurnia Rahayu 2013 sebagai “Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana: i. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ii. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas iii. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar iv. Membayar pajak terutang tepat pada waktunya

2.5 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang

“Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT adalah surat yang digunakan DPJ untuk memberitahukan besarnya pajak terutang kepada wajib pajak. SPPT diterbitkan berdasarkan pada SPOP yang telah diisi oleh wajib paja k”, Rahayu dan Ely, 2010:274. Sedangkan menurut Isnianto 2014:16 menjelaskan bahwa, “Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam 1 satu tahun pajak”. Dalam Pasal 1 Angka 54 UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa, “Surat Pemberitahuan Pajak Terutang adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak. Kepala Daerah menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak terutang paling lama 30 tiga puluh hari kerja setelah saat terutangnya pajak dan paling lama 6 enam bulan sejak tanggal diterimanya S PPT oleh Wajib Pajak”. Dari penjelasan diatas, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, karena sifatnya yang merupakan surat pemberitahuan bagi perhitungan besarnya pajak terutang yang telah ditetapkan oleh pihak fiskus. Di dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang terdiri beberapa item yaitu tertera lokasi letak objek pajak, nama dan alamat wajib pajak, luas objek pajak, penetapan NJOP serta PBB-P2 terutang yang harus dibayar, tanggal jatuh tempo dan tempat pembayaran pajak. Wajib pajak yang mendapatkan SPPT wajib membayarkan pajak terutang sesuai dengan besarnya penggenaan pajak yang terdapat sesuai dengan besarnya pengenaan pajak yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang diterbitkan berdasarkan data objek pajak yang ada pada Dinas Pendapatan dan Penggelolaan Keuangan Daerah. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan akan mendapatkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang di kantor kelurahan atau kantor kepala desa tempat objek pajak terdaftar dan tempat lain yang ditunjuk sebagai tempat penyedia SPPT bagi Wajib Pajak. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang telah tertera dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dapat dilaksanakan di Bank atau Giro yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang atau pemunggut Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang telah ditunjuk resmi oleh Dinas Pendapatan dan Penggelolaan Keuangan.

2.6 Pelayanan Perpajakan