2. Teori Kepentingan Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan
misalnya perlindungan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.
3. Teori Daya Pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus
dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu :
a. Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang. b. Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang
harus dipenuhi. 4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu
menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.
5. Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya
memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya
kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.
2.2.5 Prinsip Pemungutan Pajak
Adam Smith 1723-1790 dalam Siti Kurnia Rahayu 2013:63, memberikan pedoman bagi peraturan perpajakan, di mana pemungut pajak dalam
memungut pajaknya harus membuat peraturan dan mengikuti peraturan tersebut yang memenuhi rasa keadilan, yaitu dengan memenuhi prinsip Certainty,
Equality, Convenience, dan Economic Efisiensi. Keempat prinsip tersebut disebut sebagai
“The four cannons of Adam Smith” atau sering juga disebut “The four Maxims” dengan uraian sebagai berikut:
1. Pajak yang harus dibayar oleh seseorang harus jelas certain, dan tidak mengenal kompromi not arbitrary. Dalam prinsip certainty ini, kepastian
hukum yang dipentingkan adalah yang mengenai subjek, objek, besarnya pajak, dan juga ketentuan mengenai waktu pembayarannya.
2. Pembagian tekanan pajak di antara subjek-subjek pajak masing-masing hendaknya dilakukan seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang
dengan penghasilan yang dinikmatinya masing-masing, di bawah
perlindungan pemerintah. Dalam prinsip ini tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang
sama, para wajib pajak harus dikenakan pajak yang sama pula.
3. Every tax ought to be levied at the time, or in the manner, in which it is most likely to be convenient for the contributor to pay it. Teknik pemungutan pajak
yang dianjurkan ini convenience of payment menetapkan bahwa pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi para wajib pajak yaitu
saat sedekat-dekatnya dengan detik diterimanya penghasilan yang bersangkutan.
4. Every tax ought to be so contrived as both to take out and to keep out of the pockets of the people as little as possible over and above what it brings into
to public treasury of the state. Prinsip ini menetapkan bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat-hematnya, jangan sekali-kali biaya
pemungutan melebihi pemasukan pajaknya R. Santoso Brotodihardjo.
Dari keempat prinsip yang dikemukakan oleh Adam smith, Siti Kurnia Rahayu 2013 menyimpulkan masing-masing prinsip tersebut sebagai berikut:
1. Prinsip Keadilan dan Pemerataan Equality. Equality mengandung arti bahwa keadaan yang sama atau orang yang berada
dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama. Equality atau kesamaan dalam sistem perpajakan lazimnya disebut nondiscrimination
sehingga orang asing dan Warga Negara Indonesia yang berada dalam keadaan yang sama akan diperlakukan sama dan dikenakan pajak yang sama
besar.
2. Prinsip Kepastian Hukum Certainty Dalam prinsip pemungutan pajak yang dikemukan oleh Adam Smith, kaidah
certainty dimaksudkan supaya pajak yang harus dibayar seseorang harus terang dan pasti tidak dapat dimulur-mulur atau ditawar-tawar.
3. Prinsip Convenience Prinsip ini dimaksudkan supaya dalam memungut pajak, pemerintah
hendaknya memperhatikan saat-saat yang paling baik bagi si pembayar pajak. 4. Prinsip Efisiensi Economic
Adam Smith mengungkapkan kaidah efficiency dimaksudkan supaya pemungutan pajak hendaknya dilaksanakan dengan sehemat-hematnya,
jangan sampai biaya-biaya memungut justru menjadi lebih tinggi daripada pajak yang dipungut.
2.2.6 Sistem Pemungutan Pajak