Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi model klasik ini meliputi uji asumsi normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Uraian dari perhitungan pengujian asumsi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov – Smirnov. Alat ini digunakan untuk memberikan angka- angka yang lebih detail untuk menguatkan apakah terjadi normalitas atau tidak dari data-data yang digunakan. Normalitas terjadi apabila nilai Asyim Sig lebih dari 0,05. Tabel hasil uji normalitas Kolmogorov – Smirnov adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Uji Normalitas Berdasarkan Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,641 dengan nilai signifikansi Asymp.Sig. 2-tailed di atas 0,05 yaitu sebesar 0,807. One-Sample Kolmogor ov-Smir nov Test 104 .0000000 1.24094076 .063 .027 -.063 .641 .807 N Mean Std. Deviati on Norm al Param eters a, b Abs olute Pos itive Negative Mos t Extrem e Differences Kol m ogorov-Sm irnov Z Asym p. Sig. 2-tai led Uns tandardiz ed Res idual Tes t dis tributi on i s Norm al. a. Cal culated from data. b.

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2011:105. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,10. Uji multikolinieritas pada penelitian ini disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.26 Uji Multikolinieritas Tabel 4.26 menunjukan nilai masing-masing Tolerance variabel independen lebih besar dari 0,10 dan masing-masing nilai VIF kurang dari 10. Hal ini menunjukan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui terjadinya penyimpangan model karena varian gangguan antara satu observasi. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas Coefficients a .696 .254 .167 .383 2.610 .690 .301 .200 .436 2.295 .680 .303 .202 .469 2.132 SPPT Pelayanan Perpajakan Kes adaran Wajib Pajak Model 1 Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statis tics Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak a. dapat dilakukan dengan melihat grafik plot nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residulnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011:139. Adapun gambar scatterplot uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini: Gambar 4.1 Scatter Plot Uji Heteroskedastiditas Pada grafik Scatter Plot hasil output SPSS terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 R eg re ss io n S tu de nt iz ed R es id ua l 2 -2 -4 Scatterplot Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti data telah memenuhi asumsi homogenitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian data telah memenuhi persyaratan untuk regresi linier berganda.

4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda