Pengertian dan Tujuan PSG
Menurut Dikmenjur 1997: 12, isi atau materi program pendidikan dan pelatihan dalam pelaksanaan PSG tidak terlepas
dari pertimbangan isi atau materi kurikulum yang berlaku secara utuh, yang terdiri atas komponen besar program pendidikan,
yaitu: a
Program Pendidikan Umum Normatif; untuk membekali dan membentuk peserta didik menjadi warga negara yang
baik, memiliki watak dan kepribadian sebagai warga Negara dan bangsa Indonesia. Isinya program ini sama seperti
kurikulum menengah pada umumnya.
b Program Pendidikan Dasar Adaptif; untuk memberi bekal
penunjang bagi siswa dalam menguasai keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri dalam menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c Program Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan: berisi materi
yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu, sesuai program studi masing-masing.
Pendidikan dan Pelatihan Keahlian Kejuruan ini dapat drinci lebih lanjut menjadi:
1
Teori Kejuruan; berisi pengetahuan tentang teori-teori konsep dan prinsip yang berkaitan langsung bidang
keahlian yang bersangkutan. 2
Praktik Dasar Kejuruan; yaitu berupa latihan dasar untuk menguasai dasar-dasar teknik bekerja secara baik dan
benar sesuai dengan persyaratan keahlian profesi. 3
Praktik Keahlian Produktif; yaitu kegiatan bekerja langsung secara terprogram dalam situasi sebenarnya,
untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional.
2 Waktu
Berdasarkan pada ketentuan PP nomor 29 tahun 1990, serta Kep. Mendikbud nomor 1490 IV1992, pelaksanaan PSG pada
SMK dilaksanakan selama tiga tahun, dan dapat diperpanjang menjadi tiga setengah tahun atau empat tahun. Kemampuan
perpanjangan waktu tersebut didasarkan atas hasil analisis kebutuhan waktu untuk mencapai standar profesi yang telah
ditetapkan.
3 Pola pelaksanaan
Pola atau model pelaksanaan penyelenggaraan PSG berkaitan dengan pembagian mengenai kapan KBM dilaksanakan
di SMK dan kapan KBM dilaksanakan di Institusi Pasangan. Secara
garis besar
terdapat empat
model atau
pola penyelenggaraan PSG, yaitu dapat berbentuk day release, block
releas, hour releas, atau kombinasi ketiganya. Penyelenggaraan day releas perlu kesepakatan yaitu dari
enam hari belajar dari satu minggu, ditentukan berapa hari belajar disekolah dan berapa hari belajar di IP. Penyelenggaraan block
releas perlu disepakati bulan apa belajar di IP dan bulan apa belajar di sekolah. Sedangkan dalam penyelenggaraan hour releas
perlu ditentukan jam-jam belajar yang harus dilepas dari sekolah dan diganti menjadi jam-jam bekerja di IP.
Dikmenjur memberikan beberapa pertimbangan dalam menentukan dan menyepakati pola penyelenggaraan PSG, adalah
sebagai berikut: 1
Komponen Pendidikan Normatif, Komponen Pendidikan Adaptif dan Sub Komponen teori kejuruan, pada umumnya
dapat dilaksanakan pasangannya di sekolah. 2
Sub Komponen Praktek Dasar Kejuruan, dapat dilaksanakan di sekolah dan dapat pula di institusi pasangan dunia
industridunia usaha sejauh memiliki fasilitas yang
memungkinkan keterlaksanaannya, atau kedua tempat tersebut sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dikedua belah pihak.
3 Sub Komponen Praktek Keahlian Produktif, hanya dapat
dilaksanakan di institusi pasangan dimana proses bekerja yang sesungguhnya berlangsung pada batas-batas tertentu,
kegiatan ini dapat dilaksanakan diunit produksi SMK yang telah beroperasi secara professional 1996:3.
Pola atau model pelaksanaan PSG menurut Dikmenjur 1996: 14 ada empat jenis, yaitu:
Model 1 Model 3
Kelas I Kelas II
Kelas III Kelas I Kelas II
Kelas III 1
1 1
1 1
1 2
2 3a
2 2
3c 3a
3a 3c
3a 3a
3b 3b
3b 3b
Model 2 Model 4
Kelas I Kelas II
Kelas III Kelas I
Kelas II Kelas III
1 1
1 1
1 1
2 2
3b 2
2 3c
3a 3a
3c 3a
3b 3b
3b 3b
3b Keterangan :
1 = kemampuan Normatif = KBM di Sekolah
2 = Kemampuan Adaptif 3a = Teori Kejuruan
= KBM di Industri 3b = Praktik Dasar Kejuruan
3c = Praktik Keahlian
Produktif
Gambar 1 Model Pelaksanaan PSG a
Model 1, yaitu: 1
Merupakan pola pelaksanaan PSG yang paling minimal. 2
Praktik kemampuan produktif di dunia usahadunia industri dilaksankan hanya pada tahun ketiga, sedangkan
kemampuan dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah.