76 penggunaan buku pedoman dan pamflet. Beberapa hal ini belum
diterapkan secara berkala, hanya pada saat-saat tertentu saja. Hal ini bisa menjadi masukan untuk Perpustakaan Sekolah Cikal Simatupang.
d. Tingkat atau Jenis Pendidikan Pemakai
Agar program pendidikan pemakai di perpustakaan berjalan dengan baik, maka perlu ditentukan terlebih dahulu materi apa saja yang sesuai dan
efektif digunakan. Adapun pemberian materi di Perpustakaan Sekolah Cikal sendiri adalah pengenalan perpustakaan mengenai ruang
perpustakaan, pengenalan katalog, dan sumber bacaan yang nantinya siswa akan gunakan saat library visit. Dalam hal ini pustakawan melakukan
pengajaran mengenai perbedaan buku fiksi dan non fiksi, buku referensi, dan sumber informasi lainnya.Jika hasil wawancara diatas dikaitkan
dengan teori materi pendidikan pemakai, dapat dikatakan bahwa pemberian materi pendidikan pemakai di Perpustakaan Sekolah Cikal
Simatupang sudah hampir sesuai dengan teori, yaitu tentang orientasi perpustakaan, pengajaran perpustakaan hingga pengajaran bibliografi
sudah diterapkan di sana. Namun berbeda dalam penyebutannya, misalnya pada teori pengenalan perpustakaan disebut dengan orientasi perpustakaan,
sedangkan di Perpustakaan Sekolah Cikal Simatupang disebut dengan library lesson pada saat library visit time.
77
II. Pelaksanaan Program Student Librarian dalam Penerapan
Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Sekolah Cikal Simatupang, Cilandak-Jakarta Selatan.
Progam student librarian adalah sebuah program yang dibuat oleh pustakawan unruk siswa agar membuat siswa merasa ikut terlibatkan
dalam kegiatan-kegiatan perpustakaan. Seperti hal nya di Perpustakaan Sekolah Cikal program membuat sebuah program kegiatan sukarela
yang dilakukan oleh siswa dan berisikan siswa yang tertarik lebih dalam lagi pada perpustakaan serta siap untuk dilibatkan untuk membantu
pekerjaan pustakawan yang ada di perpustakaan. Namun hal paling utama diadakannya program kegiatan student librarian di Perpustakaan Sekolah
ini sebenarnya untuk mendukung program pendidikan pemakai yang sebelumnya sudah diterapkan di sana, dalam hal ini pustakawan ingin
melibatkan siswa secara langsung untuk terjun ke dalam perpustakaan dengan materi yang telah ia dapatkan pada program pendidikan pemakai.
Berbeda dengan Sekolah Cikal, di sekolah lain program ini belum menjadi program pendukung pendidikan pemakai, namun hanya sebagai
program yang dibuat oleh pustakawan agar siswa ikut terlibat langsung dengan tugas-tugas perpustakaan. Hal ini dibuktikan dengan teori yang
mengatakan bahwa program student librarian atau pustakawan cilik adalah program di mana siswa membantu pustakawan di perpustakaan.
tugasnya mengatur sirkulasi buku, menjaga ketertiban di ruang baca, dan melakukan kontrol terhadap siapa saja yang terlambat mengembalikan
78 buku.
83
Selain bertujuan untuk melibatkan siswa dalam pekerjaan pustakawan, program student librarian di Perpustakaan Sekolah Cikal
juga diadakan untuk menambah minat baca siswa. Jika dikaitkan dengan teori, hal tersebut sesuai dengan teori Arman M. Yusuf bahwa tujuan
diadakannya program student librarian untuk meningkatkan minat baca. Karena melalui perpustakaan, siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan
yang lebih banyak dan bervariasi. Siswa menjadi lebih mandiri dalam memperoleh ilmu jika dibiasakan membaca di perpustakaan.
84
adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
Bagan 4.2 Proses Pelaksanaan Program
Student Librarian
Alasan Jika dilihat dari bagan di atas
83
Nieko Haryo Pradhito, “Pustakawan Cilik”. Artikel diakses pada tanggal 17 April 2015 dari
www.indonesiamengajar.orgcerita-pmnieko-pradhito-2pustakawan-cilik
84
Arman M. Yusuf, “Pustakawan Cilik sebagai Program Peningkatan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar”, Diakses pada tanggal 14 April 2015 dari
www.pemustaka.compustakwan-cilik- sebagai-program-peningkatan-minat-baca-siswa-sekolah-dasar.html
Pustakawan Mempromosikan Kegiatan
Siswa Mendaftar
Pemberian Materi pada Siswa mengenai pekerjaannya
Siswa Non Aktif Siswa Aktif
- Siswa sibuk dengan
kegiatan ekstrakurikuler sekolah
- Siswa Moody an
- -Siswa membantu
pekerjaan pustakawan setiap jam makan siang
- -Siswa Mendapat
Reward
79
dapat dilihat bahwa proses pelaksanaan program student librarian di
Sekolah Cikal sendiri dimulai dengan menentukan jadwal waktu pelaksanaan student librarian, kemudian pustakawan menyebarkan
informasi ke semua siswa mengenai program student librarian dan terakhir pustakawan mereview siapa saja siswa yang ingin menjadi student
librarian. Agar pelaksanaan program student librarian berjalan baik maka terdapat proses pelaksanaan yang harus dilalui yaitu proses perekrutan,
pembinaanpelatihan dan pengontrolan.
85
Hal tersebut jika dikaitkan dengan teori adalah sebagai berikut:
a.
Proses perekrutan,
Pada proses perekrutan pustakawan cilik, pustakawan diharuskan untuk memilih siswa yang tertarik untuk mengikuti program ini. Dengan
adanya pemilihan ini, dimaksudkan agar pelaksanaan pustakawan cilik lebih terarah. Terlebih lagi apabila pustakawan cilik ini masih dalam
pelaksanaan perdana.
86
Menurut Pat Franklin dan Claire Gatrell Stephents pemilihan pustakawan cilik. Idealnya, diharapkan memilih dari siswa
yang tertarik.
87
Hal ini juga berlaku di Perpustakaan Sekolah Cikal, pustakawan dalam hal ini menyebarkan inormasi kepada siswa dan siswa
85
Arman M. Yusuf, “Pustakawan Cilik Sebagai.....”
86
Arman M. Yusuf, “Pustakawan Cilik”
87
Pat Franklin dan Claire Gatrell,“Management Matters Student Assistants : Helpers and Learners
”, Majalah School Library Media Activities, Vol.XXIV, No.9 Mei, 2008, h.43.
80 yang mengikuti program rata-rata adalah siswa yang tertarik dan
direkomendasikan oleh guru dan orang tua mereka.
b. Pembinaan atau pelatihan
Setelah proses perekrutan, pustakawan cilik atau student librarian yang baru masuk biasanya akan membahas program satu tahun pertemuan
rutin mereka, program, ide untuk membuat perpustakaan lebih berwarna dan berguna lagi.
88
Begitupun dengan program kegiatan student librarian di Perpustakaan Sekolah Cikal Simatupang. Setelah pustakawan
merekrut siswa student librarian yang baru masuk, pustakawan akan memberikan training atau pelatihan kepada mereka sebelum mereka
memulai pekerjaan sebagai seorang student librarian atau pustakawan cilik. Training atau pelatihan akan dilaksanakan pada saat jam istirahat
makan siang. Pada saat training pustakawan akan memberikan materi seputar perpustakaan, cara menata koleksi di rak buku berdasarkan jenis
koleksinya, cara melakukan scanning buku pada saat pengembalian dan cara meneusur web Perpstakaan Sekolah Cikal. Jika hal tersebut dikaitkan
dengan teori, pembinaan atau pelatihan yang dilakukan oleh pustakawan kepada student librarian proses ini sendiri akan memberikan pemahaman
kepada mereka seperti pentingnya membaca, fungsi perpustakaan, tugas
88
Stevana Evi Indrasari, “Empowering Students’ Abilities and Personalities through Student Librarian Program
”, h.397. Artikel diakses pada tanggal 17 April 2015 dari www.PNRI.go.ide-resourcesProquestPNRI
.
81 dan peran pustakawan cilik, pelayanan prima di perpustakaan serta
bagaimana organisasi kelompok bagi pustakawan cilik.
89
c. Pengontrolan
Proses terakhir dalam program ini ialah proses pengontrolan. Setelah semua proses sudah dijalani dengan baik hal yang terahir pustakawan
lakukan adalah mengontrol para siswa dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal yang harus dilakukan pada proses pengontrolan ini
adalah melakukan evaluasi berkala yang menghasilkan rekomendasi selama kegiatan atau setelah kegiatan.
90
Pada program kegiatan student librarian di Perpustakaan Sekolah Cikal pengontrolan atau evaluasi
dilakukan pada saat penutupan program kegiatan di akhir semester. Jika dilihat dari hasil evaluasi maka hasil yang akan terlihat ada dua macam
siswa, yaitu siswa aktif dan siswa non aktif. Hal ini biasanya dapat terjadi setelah proses kegiatan berlangsung. Pada proses kegiatan ada beberapa
anak yang mungkin bosan dan akhirnya menyibukan diri dengan kegiatan yang menurut mereka lebih menarik dibandingkan menjadi student
librarian. Namun, ada juga beberapa orang yang masih aktif mengikuti program sampai akhir kegiatan. Biasanya pustakawan akan memberikan
hadiah kepada siswa yang rajin mengikuti program di lihat dari absen siswa yang mengikuti program student librarian selama 1 semester. Hal
ini dimaksudkan untuk menambah rasa percaya diri pada siswa dan siswa semakin rajin untuk mengikuti program student librarian. Selain
memberikan hadiah kepada siswa yang paling rajin datang pustakawan
89
Arman M. Yusuf, “Pustakawan Cilik sebagai ...”
90
Arman M. Yusuf, “Pustakawan Cilik sebagai ...”,
82 Sekolah Cikal juga memberikan reward berupa sertifikat kepada seluruh
siswa peserta program kegiatan student librarian. harapannya agar anak merasa dihargai dengan partisipasi keikut sertaan mereka dalam program
student librarian. Seperti hal nya yang diungkapkan pada teori bahwa pustakawan harus membuat lembar penilaian untuk menilai siswa dan
memberikannya kepada orang tua mereka selama program berlangsung. Harapannya
agar siswa
mendapatkan pengalaman
ketrampilan pembelajaran yang akan dapat digunakan sepanjang hidup mereka.
91
b. Bentuk Kegiatan Program Student Librarian
Kegiatan yang dilakukan siswa pada saat menjadi student librarian atau pustakawan cilik biasanya meliputi pengelolaan perpustakaan,
pemberian materi serta simulasi.
92
Pada Perpustakaan Sekolah Cikal bentuk kegiatan student librarian yang dilakukan baru meliputi
pengelolaan perpustakaan seperti, menata buku di rak buku, melayani pemustaka di bagian sirkulasi, menelusur koleksi yang dicari oleh
pemustaka, dan menyetempel buku dengan stempel kepemilikan. Dalam hal ini kegiatan student librarian yang ada di Perpustakaan Sekolah Cikal
sudah hampir sesuai hanya saja masih beberapa hal yang belum sesuai seperti pemberian materi serta simulasi. Hal ini bisa dijadikan masukan
untuk kegiatan program student librarian di Perpustakaan Sekolah Cikal Simatupang. Pemberian materi disini maksudnya adalah pustakawan cilik
atau student librarian menjadi pionir dalam melakukan sosialisasi untuk mengajak siswa lain membaca. Berdasarkan hasil observasi jika dikaitkan
91
Pat Franklin dan Claire Gatrell,“Management Matters Student” h.44.
92
Arman M. Yusuf, “Pustakawan Cilik sebagai ...”
83 dengan teori bentuk kegiatan student librarian di sekolah tersebut sesuai
dengan teori, hal ini terlihat ketika siswa non student librarian mengikuti arahan temannya untuk mengikuti program student librarian untuk dapat
meminjam buku lebih banyak karena keuntungan menjadi student librarian. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan program ini disebut
dengan metode peer teaching, yaitu teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri.
93
Hal ini terlihat dari bagaimana mereka mempromosikan kegiatan yang ada di perpustakaan kepada
temannya untuk memanfaatkan perpustakaan.
93
Saga Briggs, “How Peer Teaching Improves Student Learning an 10 Way to Encourage”. Artikel diakses pada tanggal 2 Juli 2015 dari
www.opencolleges.edu.au
84
BAB V PENUTUP
Pada bab ini, penulis akan mengemukakan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dan kemudian memberikan saran-
saran yang dapat dijadikan masukan bagi beberapa pihak.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian skripsi ini, diantaranya:
1. Pendidikan pemakai di Perpustakaan Sekolah Cikal sudah diterapkan
sejak Sekolah Cikal berdiri pada tahun 2000 dan berjalan baik hingga sekarang. Adapun metode pendidikan pemakai yang
digunakan di Perpustakaan itu adalah dengan workshop pengenalan pada saat library visit. Dalam hal ini mereka belum menggunakan
metode pemberian pamflet dan metode lainnya seperti penggunaan audio visual pada metode penerapan pendidikan pemakainya.
Sedangkan tingkat pendidikan pemakai dan jenis pendidikan pemakainya adalah dengan pemberian materi pengenalan seputar
perpustakaan berikut dengan perbedaan jenis koleksi yang ada di perpustakaan tersebut. Selain itu materi juga disesuaikan dengan
85 tema guru saat mengajar di kelas. Namun demikian, pustakawan
mengalami kendala pada program pendidikan ini, yakni keterbatasan SDM dalam memberikan materi serta ruang perpustakaan yang kecil
dan jadwal yang sering berubah dari guru masing-masing kelas, sehingga menyebabkan proses pendidikan pemakai di sana
terhambat. 2.
Student librarian adalah program yang diadakan oleh pustakawan untuk membantu pustakawan di dalam perpustakaan dan membuat
siswa mengerti lebih dalam lagi tentang perpustakaan. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan minat baca siswa. Program ini
sudah diadakan sejak tahun 2008. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat menjadi student librarian adalah menata
koleksi di rak sesuai dengan jenis koleksinya masing-masing, melayani pemustaka di bagian sirkulasi, menelusur koleksi yang dicari oleh
pemustaka, dan cara menyetempel buku dengan stempel kepemilikan. Karakter siswa yang moody an sehingga menjadi salah satu kendala
yang dialami pustakawan dalam proses kegiatan ini.
B. Saran
Berikut ini ada beberapa saran yang dapat disampaikan oleh penulis, diantaranya:
1. Untuk memperlancar kegiatan program pendidikan pemakai,
Perpustakaan Sekolah Cikal harus menambah SDM dalam hal pemberian materi. Selain itu metode pendidikan pemakai di
Perpustakaan Cikal Simatupang perlu ditambahkan lagi, seperti
86 misalnya diadakannya penggunaan buku pedoman dan pamflet agar
anak lebih mengetahui lagi dengan jelas bagaimana Perpustakaan Sekolah
Cikal Simatupang.
Melihat keterbatasan
ruang di
perpustakaan Sekolah Cikal menjadi salah satu kendala, ruang perpustakaan harus dibuat lebih luas lagi agar anak maupun
pustakawan lebih nyaman pada saat pembelajaran di perpustakaan. 2.
Pada program student librarian, pustakawan perlu mencari sesuatu hal yang menarik untuk membuat siswa terus konsisten dalam mengikuti
program student librarian, seperti misalnya bekerja sama dengan guru di kelas saat siswa sedang proses belajar mengajar untuk membantu
guru tersebut jika sedang memberikan materi yang berkaitan dengan hal-hal pendidikan pemakai di perpustakaan. Dengan demikian siswa
merasa ikut dilibatkan di hadapan teman-temannya. 3.
Selain itu perlu diadakannya studi banding program student librarian dengan sekolah lain. Agar pustakawan maupun siswa dapat
mengetahui bagaimana program student librarian di sekolah lain dan melihat apa saja yang berbeda dan yang harus di tambahkan pada
program student librarian yang sudah ada. Selain itu, hal ini dimaksudkan untuk membuat program lebih menarik dengan kegiatan-
kegiatan terbaru yang dapat di contoh dari sekolah lain. Dengan adanya studi banding ini diharapkan juga akan terjalin kerja sama
antar sekolah sehingga dapat mengadakan lomba atau semacam kompetisi antar student librarian untuk membuat siswa lebih tertarik
dan semangat lagi mengikuti program.
87
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Arikunto Suharsimi.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Pepustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo,
2011. Djaali dan Pudji Muljono.Pengukuran dalam Bidang Penelitian. Jakarta:
Gramedia, 2007. Fjallbrant, Nancy and Ian Malley.User Education In Libraries. England: Clive
Bingley,1984. F. Rahayuningsih, ed. Pengelolaan Perpustakaan. Jakarta : Graha Ilmu, 2007.
Ibrahim Bafadal.Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
2001. Lexy Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rodakarya, 2006. Malley, Ian. The Basic of Information Skills Teaching. London: Bingley,1984.
Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Tarsito Bandung, 2002.
Pawit M.Yusuf dan Yaya Suhendar. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana, 2007.
Perpustakaan Nasional RI.Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Perpusnas RI, 2000.
Perpustakaan Nasional RI.Standar Nasional Perpustakaan SNP. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011.