Metode Pendidikan Pemakai Pendidikan Pemakai

25 e Penggunaan Buku Pedoman dan Pamflet Metode ini merupakan pengajaran secara tidak langsung, teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan. “Adapun beberapa pertimbangan yang perlu pustakawan perhatikan dalam membuat buku pedoman atau pamflet: a. Buatlah buku panduan sesingkat mungkin b. Harus membuat pemakai jelas dalam melakukan hal yang berkenaan dengan penggunaan perpustakaan. c. Membuat pemakai kreatif. d. Membuat langkah yang sederhana, dengan demikian pemakai dapat selangkah demi selangkah mencoba untuk mempraktekannya di perpustakaan. ” 39

5. Tingkat atau Jenis Pendidikan Pemakai

Dalam melakukan pendidikan pemakai ada beberapa tingkatan yang harus dilalui dan dicapai. James Rice dalam buku Teaching Library Use menyebutkan beberapa tingkatan pendidikan pemustaka yaitu:

a. Orientasi Perpustakaan

Orientasi perpustakaan terdiri atas kegiatan untuk menyambut dan memperkenalkan pemustaka potensial pada pelayanan, sumber daya, koleksi, tata ruang perpustakaan, dan penyusunan bahan perpustakaan. orientasi perpustakaan termasuk memperkenalkan pemustaka pada fisik gedung, staf dan kebijakan perpustakaan. Diharapkan pemustaka dapat 39 Nancy Fjallbrant and Ian Maley, User Education in Libraries, h. 43. 26 mengembangkan keterampilan penelusuran dan meningkatkan kenyamanan pemustaka. 40 Orientasi perpustakaan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan siswamahasiswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan bersangkutan, materi yang diajarkan pada orientasi perpustakaan antara lain: 1 Pengenalan gedung perpustakaan. 2 Pengenalan katalog dan alat penelusuran lainnya. 3 Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar. 41 “Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari orientasi perpustakaan adalah: 1 Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri. 2 Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara tepat. 3 Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui komputer, layanan peminjaman. 4 Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan. 5 Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungan pemustaka dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. 6 Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan. 7 Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemustaka dengan pustakawan.” 42

b. Pengajaran Perpustakaan

Pengajaran perpustakaan library instruction merupakan kegiatan yang fokus kepada penjelasan yang mendalam terhadap 40 Rosa Widyawan, Pelayanan Referensi, h.172. 41 James Rice, Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction London: Greenwood Press,1981 h. 26. 42 James Rice, Teaching Library Use, h.26 27 bahan perpustakaan, mengonsentrasikan pada peralatan dan mekanisme, teknik penggunaan indeks, jurnal, sumber-sumber referensi, dan penggunaan katalog kartu dan online 43 . Materi yang diajarkan dalam pengajaran perpustakaan menurut Rice antara lain: 1 Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan alat- alat bibliografi. 2 Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan subyek atau jurusan. 3 Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya. “Sedangkan tujuan yang ingin dicapai masih menurut Rice, yaitu: 1 Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahan-bahan artikel. 2 Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek khusus melalui katalog. 3 Dapat menggunakan bentuk micro dan alat-alat baca lainnya secara tepat. 4 Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti ensiklopedi, almanak dan bibliografi. 5 Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya. 6 Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan dapat melakukan permintaan peminjaman. 7 Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti pada pusat informasi sumber pendidikan dan dapat menemukan dan menggunakan hasil- hasil sitasi.” 44

c. Pengajaran Bibliografi

Pengajaran bibliografi bibliographic instruction merujuk pada kegiatan pendidikan yang dirancang untuk mengajar peserta ajar mencari 43 Rosa Widyawan, Pelayanan Referensi, h.172. 44 James Rice, Teaching Library Use, h.55 28 dan menemukan informasi. 45 Menurut Rice materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal Mulok. “Materi yang ingin dicapai antara lain: 1 Informasi dan pengorganisasiannya. 2 Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian, dan deinisi suatu topik karya ilmiah. 3 Macam-macam sumber untuk penelitian. 4 Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya ilmiah. 5 Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan. 6 Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan. 7 Membuat menulis karya ilmiah.” 46 Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ketahui ada banyak materi yang dapat diterapkan dalam program pendidikan pemakai namun harus tetap memperhatikan berbagai aspek dan dampak dari program yang digunakan bagi pemustaka dan perpustakaan itu sendiri.

C. Perbedaan Pendidikan Pemakai dan Literasi Informasi

Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, mengorganisasi dan menggunakan informasi secara efektif untuk pembelajaran secara formal dan informal, memecahkan masalah, membuat keputusan dalam pekerjaan maupun pendidikan. 47 Konsep literasi informasi sendiri bermula dari pendidikan pemakai di 45 Rosa Widyawan, Pelayanan Referensi, h.173 46 James Rice, Teaching Library Use, h.55 47 Christine Bruce, “Seven Faces of Information Literacy: Toward Inviting Students into New Experiences ”, h. 4. Artikel diakses pada tanggal 2 Juli 2015 dari www.files.kennison.name