7. PERENCANAAN PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
159
Model-2 Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah
C. Visi, Misi, dan Tujuan Penyusunan Rencana
Kedua model intervensi pemberdayaan yang diusulkan didasarkan atas visi, misi, tujuan, program, kriteria
keberhasilan, dan strategi berikut.
Visi : Tuntas layanan wajib belajar pendidikan dasar
dan pendidikan dasar yang bermutu.
Misi : Membuka kesempatan belajar pada level
pendidikan dasar yang seluas-luasnya bagi semua penduduk usia sekolah dan berupaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkesinambungan.
Tujuan : Meningkatkan pelayanan pendidikan melalui
perluasan pemerataan kesempatan belajar akses dan peningkatan mutu pendidikan.
Program : Penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu
pendidikan.
D. Kriteria Penuntasan Wajib Belajar dan Peningkatan Mutu Pendidikan
Semua anak usia 7–15 tahun tertampung di lembaga 1.
pendidikan, baik pendidikan persekolahan maupun pendidikan luar sekolah.
Semua lulusan SDMI melanjutkan ke SLTP atau yang 2.
sederajat sampai tamat.
PERENCANAAN PENDIDIKAN
160 Meningkatnya mutu komponen masukan dan layanan
3. atau proses pendidikan.
Meningkatnya mutu lulusan yang tercermin dalam 4.
kontinuitas kenaikan prestasi belajar siswa. Meningkatnya efektivitas dan eisiensi pengelolaan
5. pendidikan.
E. Strategi Penuntasan Wajib Belajar dan Peningkatan Mutu Pendidikan
Peningkatan pemerataan atau perluasan kesempatan 1.
belajar akses pada jenjang pendidikan SLTP dengan jalan
mengembangkan rencana
pengembangan pendidikan berbasis kabupatenkota.
Penerapan konsep manajemen peningkatan mutu 2.
berbasis sekolah School-Based Quality Management. Pengembangan model sinergi penuntasan wajib belajar
3. dan peningkatan mutu pendidikan.
Strategi 1 : Pengembangan Model Perencanaan Berbasis Kab.Kota untuk Perluasan
Pemerataan Kesempatan Belajar
Perluasan pemerataan kesempatan belajar akses ke SLTP dapat ditempuh dengan jalan: pertama, pemberdayaan
perencanaan wajib belajar berbasis kabupatenkota, yang kegiatannya meliputi 1 pelatihan penyusunan data dasar
pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan kecamatan Pelatihan SIM tingkat kabupatenkota dan kecamatan; 2
pelatihan penyusunan proil pendidikan tingkat kabupaten kota dan kecamatan; 3 pelatihan pemetaan sekolah
berbasis kabupatenkota dengan teknik analisis kohor atas penduduk usia sekolah; serta 4 pelatihan pemantauan
kasus dan penanggulangan kerawanan ketuntasan wajib belajar.
7. PERENCANAAN PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
161 Kedua, perencanaan wajib belajar berbasis kabupaten
kota perlu ditindaklanjuti dengan: 1 penyediaan lahan untuk pembangunan UGBRKB sesuai dengan rekomendasi
hasil analisis kohor kependudukan dan pemetaan sekolah; 2 pengadaan perabot sekolah sesuai dengan paket UGBRKB
yang direkomendasi; 3 pengadaan buku bacaan dan alat praktik pendidikan SLTP yang pengadaannya dilaksanakan
atas usulan masing-masing sekolah; 4 bantuan biaya transpor danatau pemondokan bagi murid dan guru SD
MI dan SLTP yang tempat tinggalnya jauh atau berasal dari daerah terpencil; 5 penyelenggaraan SD Kecil, SD Pamong,
kelas jauh, Paket A, Ujian Persamaan SD, SLTP Terbuka, SLTP Kecil, kelas jauh, Paket B, ujian persamaan SLTP, dan program
penyetaraan pendidikan dasar; 6 beasiswa dan subsidi silang untuk siswa SDMI dan SLTP yang berasal dari keluarga
yang secara ekonomi kurang mampu, terutama bagi murid di pedesaan atau daerah terpencil; dan 7 penggalangan
orang tua asuh bagi siswa yang berasal dari keluarga yang secara ekonomis dipandang kurang mampu. Akan lebih
berhasil lagi jika pelaksanaan langkah strategis tersebut didasari oleh komitmen yang kuat untuk melaksanakan
desentralisasi perencanaan dan manajemen pendidikan dasar serta fungsionalisasi atau profesionalisasi perencana
dan manajer pendidikan di daerah.
Strategi 2 : Pengembangan Model Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
School-Based Quality Management Model
Model manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah dapat dijadikan sebagai pedoman dasar bagi para kepala
sekolah, pengawas, dan kepala dinas pendidikan dalam mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah
secara berkelanjutan. Kegiatannya meliputi: 1 peningkatan profesionalitas kepala sekolah melalui pendidikan dan
pelatihan pra jabatan, pendidikan, dan pelatihan dalam jabatan, studi lanjut ataupun pendidikan dan pelatihan