3. WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
51 Oleh karena itu diperlukan adanya upaya yang sistematis
dan terarah untuk jangka panjang dalam manajemen waktu, biaya, tenaga, dan sumber-sumber lainnya. Di sinilah
peranan perencanaan strategis dalam penanganan wajib belajar pendidikan dasar amat diperlukan.
Taktik dan strategi yang telah dikemukakan dalam uraian terdahulu telah cukup memberikan arah bagi penyusunan
rencana guna menuntaskan target populasi. Dengan memperhitungkan angka-angka yang diperoleh sesuai
dengan kriteria analisisnya, menindaklanjutinya dengan mengadakan analisis situasi, analisis posisi, analisis proyeksi,
memotret potensi wilayah, potensi sumber daya yang dimiliki, maka rencana penuntasan wajib belajar dapat dirumuskan,
sekaligus dapat dirancang hingga suatu wilayah dapat merampungkan misi penuntasan wajib belajar.
B. Indikator Penuntasan Wajib Belajar
Beberapa indikator yang perlu ditelaah guna mengukur tingkat keberhasilan upaya pemerataan pendidikan atau
penuntasan wajib belajar, antara lain 1 angka partisipasi kasar; 2 angka partisipasi murni; 3 angka melanjutkan;
4 rasio murid persekolah; 5 rasio murid per kelas; 6 rasio murid per guru; 7 rasio kelas per guru; 8 rasio kelas per
ruang kelas; dan 9 rasio guru per sekolah.
Data yang diperlukan untuk menyusun indikator pemerataan antara lain 1 penduduk usia sekolah 7–12
tahun, 13–15 tahun, 16–18 tahun, dan 19–24 tahun; 2 penduduk usia masuk sekolah usia 6 dan 7 tahun; 3 murid
menurut lokasi; 4 murid baru tingkat I; 5 murid menurut kelas; 6 lulusan; 7 sekolah menurut status sekolah; 8 kelas;
9 guru; dan 10 ruang kelas.
Standar nilai ideal indikator pemerataan pendidikan disajikan pada Tabel 3.1 di bawah ini.
PERENCANAAN PENDIDIKAN
52 Tabel 3.1 Standar ideal indikator pemerataan pendidikan
dasar
No. Indikator Pemerataan
Pendidikan Standar Ideal
SD SLTP
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Murni Angka Melanjutkan
Rasio MuridSekolah Rasio MuridRombel
Rasio MuridGuru Rasio RombelGuru
Rasio RombelRuang Kelas Rasio GuruSekolah
100 100
100 120-240
20-40 25
1 1
Rombel +3
100 100
100 180-360
20-40 sesuai bidang studi,
sesuai bidang studi, 1
sesuai bidang studi, Sumber: diadaptasi dari Ida Kintamani 1997:3
Interpretasi terhadap
hasil perhitungan
indikator penuntasan wajib belajar pendidikan dasar antara lain
sebagai berikut. Hasil perhitungan dari 9 indikator pemerataan pendidikan
a. tersebut adalah menentukan ada tidaknya pemerataan
pendidikan di suatu daerah. Pendidikan dikatakan merata bila hasil perhitungan pada
b. masing-masing indikator sesuai dengan atau mendekati
standar nilai ideal. Namun untuk mendapatkan nilai ideal untuk suatu
c. daerah tidaklah mudah. Oleh karena itu, untuk menilai
ada tidaknya pemerataan dapat digunakan norma kabupatenkota, selain norma kabupatenkota dapat
digunakan juga norma provinsi atau bahkan nasional.