Kondisi Internal Sistem Pendidikan
2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN
31 itu hendak dilakukan. Apakah pada tingkat makro, meso,
mikro atau satuan pendidikan sekolah, program studi, pusat pendidikan dan latihan, biro atau bagian, lembaga, unit
pelaksana teknis.
Substansi Telaahan 2.
Bidang hasil pokok atau key result areas KRA terdiri atas sejumlah bidang kegiatan dengan indikator kelayakan
hasil dan kinerjanya serta perangkat komponen dasar dan penunjang dengan indikator kelayakan persyaratan
ambangnya
yang dipandang
strategis langsung
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran sistem yang bersangkutan, yang bervariasi sesuai dengan
tingkat, jenjang, dan jenis atau kekhususan unit kerjanya.
Hal-hal yang berkaitan dengan unsurunsur 5M man, material, money, method, and machine, walaupun
ketentuan tentang jumlah, kualiikasi, dan persyaratan ambangnya berbeda, telah dimaklumi bahwa pada tingkat
sistem pendidikan yang paling sederhana sekalipun, unsur dan variabelnya cukup rumit kompleks. Oleh karena itu
perlu dilakukan pilihan yang tepat, di antaranya yang dipandang paling bernilai strategis untuk diikutsertakan ke
dalam sasarannya.
Abin Syamsuddin 1996 mengemukakan bahwa selain terdapat berbagai pendekatan, juga peranan kebijakan
dan kemauan politik political will dari pihak stakeholders, terutama pemerintah sangat determinan dalam menentukan
prioritas hasil yang diharapkan. Sebagai contoh, yang dianut di Indonesia selama ini ialah berpijak pada kebijakan
penetapan prioritas pembangunan nasional di bidang pendidikan, yang dalam Rencana Pembangunan Lima
Tahun REPELITA yang ke-VI diletakan pada tematema strategis seperti 1 pemerataan dan perluasan kesempatan
pendidikan; 2 peningkatan kualitas pendidikan; 3 peningkatan relevansi pendidikan; dan 4 peningkatan
eisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan. Pada
PERENCANAAN PENDIDIKAN
32 dekade 2000-an sebagian prioritas masih sama sebagian
lagi muncul dengan bahasa dan pelabelan yang berbeda, yaitu 1 perluasan akses untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu; 2 peningkatan mutu dan relevansi pendidikan; 3 peningkatan eisiensi pengelolaan pendidikan; serta
4 peningkatan akuntabilitas dan pencitraan publik pengelolaan pendidikan.
Terdapat beberapa macam metode dan teknik analisis posisi sistem pendidikan dan penentuan sasaran pendidikan,
di antaranya 1 metode pemeriksaan hasil quality control; 2 metode Input-Process-Output IPO; 3 metode analisis
rusuk ikan ish bone analysis; 4 teknik Delphi; serta 5 model
Context Input-Process-Product CIPP model. Untuk keperluan studi evaluatif yang mempertimbangkan segi kontekstual
seperti perencanaan pendidikan, dewasa ini ternyata model CIPP dipergunakan di banyak negara, termasuk
di Indonesia khususnya di lingkungan pendidikan tinggi. Pertimbangannya antara lain karena model tersebut paling
mendekati tingkat keberhasilan pembangunan nasional di bidang pendidikan yang berorientasi pada keempat gugus
tema sentral dan strategisnya itu pemerataan, kualitas, relevansi, dan eisiensi.
Model CIPP semula digunakan dan dikembangkan oleh Stuflebeam untuk keperluan evaluasi dalam rangka
perencanaan dan pengembangan pendidikan. Dengan penyederhanaan dan adaptasi sesuai dengan keperluan
analisis posisi sistem pendidikan dan penetuan sasaran hasilnya, maka secara visual Abin 1996 mengadaptasi
model CIPP itu seperti tertuang pada Diagram 2.1.
2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN
33
TUJUAN Objectives
YANG
BERKEPENTINGAN Stake-holders
Persyaratan Ambang
•Masukan Dasar • Sumberdaya M
• Sarana Pras. •Pemanf. Masukan
• Iklim Suasana • Metodecara kerja
• LulusanMan-Qual • Produk Karya
• JasaPelayanan • Return
• Kepuasan • Perubahan
Regulasi Normatif
A ku
nt a
b ili
ta s
Aspiratif
Link Match Relevan
Ef ekt
iv it
a s
A p
res ia
ti f
Produktivitas Efisiensi
Diagram 2.1 Model analisis posisi internal sistem pendidikan
Sumber: Abin Syamsuddin 1996:9, 1999:6
Pada diagram tersebut, dengan mudah dapat diidentiikasi: 1 gugus perangkat komponen sistemnya
yang digambarkan dalam kotak fungsi, 2 gugus perangkat indikator kinerjanya yang digambarkan dengan anak panah
penghubung antarkotak fungsi tadi. Berkenaan dengan perangkat sistem dan indikator kinerjanya, dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Satuan Unit Kerja a.
1 Tujuan merupakan pernyataan tentang situasi
atau keadaan dan posisi sistem yang diharapkan mungkin, niscaya, pasti terjadi di masa yang
akan datang. Jika pernyataannya bersifat umum dan batasan waktunya tak ditentukan, maka lazim
disebut cita-cita aims, goals, mission, seperti tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam
SPN 2003. Jika pernyataannya masih umum tetapi batas waktunya sudah dirancang 10, 25, 30 tahun
lazim disebut visi wawasan, seperti pernyataan dalam GBHN tentang wajib belajar penddikan
dasar 9 tahun dalam kurun waktu tiga Repelita. Jika
PERENCANAAN PENDIDIKAN
34 pernyataannya telah bersifat spesiik teramati dan
terukur dalam jangka waktu tertentu, maka lazim disebut sasaran targets, objectives.
2 Persyaratan ambang
merupakan perangkat
ketentuan dan peraturan serta perangkat norma atau ukuran standar kelayakan perangkat sistem
masukan, proses, dan keluaran dan kelayakan kinerja sistem eisiensi, produktivitas, efektivitas,
relevansi, dan akuntabilitas yang secara minimal harus terpenuhi secara memadai.
3 Masukan atau sumber-sumber menyangkut segala
hal yang berkontribusi atau berpengaruh terhadap sistem, terdiri atas masukan dasar peserta didik,
data, fakta, informasi, permasalahan, tugas, citacita, dan komitmen; masukan instrumental berupa SDM,
imprastruktur, dana, sarana, prasarana, cara kerja, dan media; masukan lingkungan trigatra
geograik, demograik, dan kultural; serta lingkungan
pancagatra politik, ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan, serta agama.
4 Proses mencakup seluruh rangkaian kegiatan
transformatif dan interaktif dalam pemanfaatan segala
masukan untuk
mewujudkan tujuan
pendidikan atau tujuan satuan pendidikan.
5 Keluaran mencakup segala hal yang berwujud
sebagai produk atau akibat dari proses kegiatan transformatif dan interaktif yang terjadi dalam suatu
sistem. Keluaran disebut juga sebagai hasil outputs, jika langsung dapat segera diamati dan diukur
immediate, shorterm results dan disebut dampak outcomes, jika dalam jangka waktu yang agak
lama dapat dideteksi longterm results. Hasil-hasil itu dapat berupa manusia lulusan danatau keputusan
dengan perangkat perubahan pengetahuan, sikap, aspirasi dan keterampilannya atau perubahan
prilaku dan pribadi secara utuh. Selain hasil-hasil
2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN
35 berupa jasa pelayanan tertentu dan karya ilmu
pengetahuan dan teknologi, humaniora, produk barang, dan pemecahan masalah. Adapun dampak
dari sistem itu dapat berupa perolehan income yang dicapai oleh individu yang bersangkutan
dan kepuasan yang dinikmati atau perkembangan karier yang diraih dalam perjalanan hidupnya.
Selain itu, dampak sistem itu juga dapat dilihat dalam perubahan dan perkembangan aspek-aspek
kehidupan masyarakatnya, seperti aspirasi politik partisipasinya dalam organisasi, memanfaatkan hak
suara atau hak pilihnya; apresiasi seninya partisipasi, pemerhati, penghayat, dan prilaku seni; kesadaran
beriptek langganan koran atau media cetak lainnya; kesadaran akan norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera NKKBS; kesadaran beragama atau keimanan dan ketakwaan taat beribadah dan
beramal saleh dan banyak lagi.
6 Stakeholders merupakan
semua pihak
yang berkepentingan
dan terkait
dengan sistem
pendidikan, baik yang terdapat dalam lingkungan sistem itu sendiri internal stakeholderscustomers
maupun pihak di luar sistem eksternal stakeholders customers.
Indikator Kinerja dan Parameternya b.
1
Eisiensi; pada dasarnya menunjukkan ukuran tingkat kemampuan sistem dalam memanfaatkan seluruh
atau sebagian perangkat sumber daya secara optimal, pada pelaksanaan proses produksi yang
menjadi tugas untuk mewujudkan BHP yang telah ditetapkan. Termasuk salah satu di antaranya tingkat
daya tampung yang dapat menunjukkan suatu kemampuan pemanfaatan sumber daya ruang
belajar, laboratorium, perpustakaan, dan tenaga pendidik secara optimal sehingga dapat menerima
peserta didik baru yang berminat sebanyak-
PERENCANAAN PENDIDIKAN
36 banyaknya sesuai dengan ketentuan persyaratan
ambang yang berlaku. Dengan demikian, eisiensi dapat ditunjukkan oleh suatu tingkat kelayakan rasio
peserta didik dengan ruang belajar, laboratorium, perpustakaan, guru dan tenaga, serta sumber daya
lainnya. Dengan kata lain, besaran nilai rasio tersebut dapat digunakan sebagai salah satu parameter
indikator eisiensi sistemnya. Banyak cara lain untuk
mendeteksi tingkat eisiensi sistem ini, misalnya
Angka Eisiensi Edukasi AEE yang dapat dihitung dengan hasil analisis kohor arus peserta didik atau
menghitung besaran rasio jumlah kelulusan dengan jumlah peserta didik yang diterima pada tahun
awalnya untuk setiap kohor angkatan peserta didik. Eisiensi untuk setiap komponen masukan juga
akan dapat dicari indikator dengan parameternya, misalnya pemanfaatan guru berdasarkan EWMP
Ekuivalensi
Waktu Mengajar
Penuh dengan
membandingkan jumlah penggunaan waktu yang nyata dengan persyaratan ambangnya. Demikian
pula tingkat eisiensi unsur masukan sumber daya lainnya dapat ditetapkan parameternya.
2 Produktivitas; pada prinsipnya merupakan suatu
ukuran tingkat daya hasil setiap program atau keseluruhan perangkat program yang menjadi fungsi
hasil yang menjadi tanggung jawab unit kerja dalam kurun waktu tertentu triwulan, semester, tahun, siklus
6 tahunan untuk SD, atau 3 tahunan untuk SLTPSLTA. Indikator produktivitas ini dapat diukur dengan jalan
menetapkan parameternya, seperti rasio jumlah lulusan dengan jumlah satuan waktu studi students
year yang digunakan oleh seluruh peserta didik yang terdaftar pada sistem kerja dan kurun waktu yang
sama. Begitu pula untuk sasaran lainnya, misalnya berapa jumlah gedung, ruang belajar, laboratorium,
perpustakaan yang dibangun, atau berapa usulan kenaikan pangkat personil yang dapat diselesaikan
2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN
37 dalam kurun waktu tertentu dan sesuai syarat
ambangnya.
3 Efektivitas; pada dasarnya menunjukkan tingkat
kesesuaian antara hasil yang dicapai achievements, observed outputs dan hasil yang diharapkan
objectives, targets, intended outputs sebagaimana telah ditetapkan. Parameternya dapat diungkapkan
dengan nilai rasio antara jumlah hasil kelulusan, produk jasa, dan produk barang yang dicapai
dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah unsur yang serupa yang diproyeksikan atau
ditargetkan dalam kurun waktu tersebut.
4 Relevansi; merupakan
suatu ukuran
tingkat keterkaitan atau kesesuaian antara hasil outputs
dengan peluang dan kebutuhan. Misalnya, jumlah dan kualiikasi tenaga kerja yang disiapkan sistem
pendidikan menurut jenjang dan jenis kualiikasinya dapat dibandingkan dengan jumlah dan kualiikasi
tenaga yang terserap dunia kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, tingkat partisipasi
angkatan kerja yang merupakan rasio antara tenaga angkatan kerja yang tersedia dapat digunakan
sebagai parameternya. Parameter lainnya juga dapat digunakan, seperti angka pengangguran.
Sementara bagi tingkatan SD, SLTP, dan SMA dapat juga menggunakan angka melanjutkan studi
transition rate sebagai parameternya.
5 Akuntabilitas; merupakan indikator kinerja sistem
yang lebih komprehensif. Parameternya dapat melibatkan seluruh komponen masukan-proses-
hasil untuk dideteksi ukuran kesesuaian dengan persyaratan ambangnya. Bahkan ada juga yang
menggunakan acuan yang lebih luas lagi, yaitu harapan-harapan
atau aspirasi
stakeholders. Ada juga yang menggunakan acuan standar
internasional seperti
International Standard
PERENCANAAN PENDIDIKAN
38 Organization 9000 ISO 9000 atau ISO 14000. Pada
umumnya, indikator akuntabilitas lebih dikhususkan pada aspek keuangan, dengan pengertian internal
audit audibilitas.
6 Kesehatan organisasi; menunjukkan ukuran tingkat
kepuasan, kekuatan motivasi, dan derajat keterlibatan atau partisipasi di antara staf dan anggota dalam
proses pembuatan
keputusan, pelaksanaan
pekerjaan, dan pencapaian hasilnya.
7 Adaptabilitas dan semangat berinovasi; menunjukkan
ukuran tingkat kepekaan sensitivity dan cepat tanggap responsiveness terhadap perubahan,
perkembangan, dan
tantangan yang
terjadi dalam lingkungannya, disertai dengan kemauan
dan kemampuan untuk melakukan penyesuaian melalui upaya perbaikan, penyempurnaan, dan
pembaharuan sistemnya.
Kedua gugus indikator kelayakan perangkat komponen dan kelayakan kinerja unit kerja tersebut, para analis
berpendapat bahwa sistem pendidikan dapat menyajikan kombinasi-kombinasi mana yang akan dipilih oleh para
pembuat keputusan untuk dijadikan tujuan serta keperluan langkah selanjutnya.