Fokus Masalah B12 Manap 2013 BUKU Perencanaan Pendidikan IPB Press

PERENCANAAN PENDIDIKAN 126 dan tantangan-tantangan eksternal apa yang dapat menunjang atau menghambat penuntasan wajib belajar dan upaya peningkatan mutu pendidikan. 2 Kekuatan- kekuatan dan kelemahan-kelemahan internal apa saja yang dapat menunjang atau menghambat penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan.

C. Tujuan Kajian Masalah Pendidikan

Kajian ini ditujukan untuk merumuskan alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan upaya peningkatan mutu pendidikan dasar. Sebelum dapat merumuskan alternatif model tersebut, terlebih dahulu diperlukan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan antara atau tujuan khusus sebagai berikut. Mendeskripsikan proil lingkungan eksternal pendidikan yang berpengaruh terhadap percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar. Mendeskripsikan proil internal pengelolaan pendidikan 1. di Bengkulu, terutama dalam kaitannya dengan tingkat partisipasi pendidikan, kecenderungan melanjutkan, keadaan pendidikan, dan elastisitas pengelolaan pendidikan. Mendeskripsikan proil sistem informasi pengelolaan wajib 2. belajar pendidikan dasar, terutama berkaitan dengan masalah akurasi data dan informasi, serta kinerja tim koordinasi wajib belajar pendidikan dasar di Provinsi Bengkulu. Mendeskripsikan sejauhmana implementasi perencanaan 3. dan manajemen SLTP dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dasar, khususnya pada jenjang SLTP. Menganalisis faktor-faktor strategis dari keempat proil 4. tersebut di atas guna merumuskan alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar. 5. KAJIAN MASALAH PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN 127 Sesuai dengan tujuan kajian tersebut, produk kajian ini adalah rumusan alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar. Alternatif model tersebut diharapkan bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, hasil kajian ini diharapkan dapat melengkapi bahan keterbacaan tentang perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan atau bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar.

D. Kerangka Berpikir dan Proposisi Kajian

Kerangka Berpikir Pengkajian 1. Model paradigma pengkajian penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu model yang dijadikan acuan oleh penulis dalam melaksanakan kajiannya. Bogdan Bikclen 1992:33 menyatakan bahwa paradigma adalah sejumlah asumsi, konsep atau proposisi- prososisi yang diyakini kebenaran atau ketidakbenarannya, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Kerangka berpikir penelitian tentang akselerasi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar disusun berdasarkan asumsi-asumsi dan fenomena sebagaimana dikemukakan pada latar belakang, secara visual disajikan pada Diagram 5.1 di bawah ini. PERENCANAAN PENDIDIKAN 128 STAKEHOLDERS OUTPUT PEND. : Pemerintah Masyarakat Dunia Usaha PRIORITAS PEMB. PEND. Penuntasan Wajar Peningkatan Mutu PERSARATAN AMBANG X: Penuntasan Wajar DIKDAS - Data Kependudukan dan Data Kependidikan Akurat, Tepat - Daya Tampung Cukup - Partisipasi Tinggi, Tanpa DO, Lulusan SDMI Melanjutkan Peningkatan Mutu Dikdas - Mutu Masukan SLTP. - Jumlah Kualifikasi Guru 1 D2 untu SD dan 2 D3S1 untuk SLTP - Jumlah Kondisi Fasiltas - Frekuensi Mutu Layanan - Jumlah dan Mutu Lulusan PROFIL PENDIDIKAN DASAR : KINERJA PENUNTASAN WAJAR DAN PENINGKATAN MUTU DIKDAS X1: Upaya dan Capaian Target Penuntasan - Ketersediaan Data Kependudukan dan Data Kependidikan Data Enrolment - Capaian Target Daya Tampung - Capaian Partisipasi APK, DO, Melan- jutkan Upaya dan Capaian Target Mutu - NEM Lulusan SDMI - Jumlah Kualifikasi Guru - Jumlah Kondisi Fasiltas - Frekuensi Mutu Layanan Manajemen, PBM, BP, Ekstra-Kurikuler, dlsb. - Jumlah dan Mutu Lulusan Dalam NEM KESENJANGAN DALAM IMPLEMENTASI SIS- PERMEN HASIL-HASIL UPAYA PENUNTASAN WAJAR PENINGKATAN MUTU DIKDAS X2: Target Penuntasan yang belum tercapai. Dalam hal apa, dan mengapa? Target Peningkatan Mutu yang belum ter- capai. Dalam hal apa, dan mengapa? INTERVENSI BAGI AKSELERASI PENUN TASAN WAJAR PENINGKATAN MUTU DIKDAS X3 Intervensi Akselerasi Target Penuntasan Bagaimana, berapa, kapan, oleh siapa? Intervensi Akselerasi Target Peningkatan Mutu Dikdas. Bagaimana, berapa, kapan, oleh siapa? Diagram 5.1 Kerangka berpikir penelitian tentang akselerasi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu Dikdas Paradigma berpikir logis sebagaimana tersaji pada Diagram 5.1 dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut. Pertama, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha sebagai stakeholders output pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang terdidik dan berkualitas. Pendidikan adalah wahana yang paling tepat untuk menghasilkan sumber daya manusia dalam jumlah dan kualiikasi pendidikan yang memadai. Sehubungan dengan masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk dan kualitas pendidikan, maka prioritas pembangunan pendidikan ditekankan pada upaya: 1 percepatan penuntasan wajib belajar dan 2 peningkatan mutu pendidikan. Kedua, untuk menghasilkan alternatif model percepatan 5. KAJIAN MASALAH PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN 129 tersebut diperlukan adanya intervensi pemberdayaan bagi akselerasi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan, terlebih dahulu perlu ditetapkan persyaratan ambang bagi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan. Ketiga, kajian tentang proil pendidikan pada tingkat wilayah meliputi upaya dan capaian target penuntasan wajib belajar, seperti a ketersediaan dan akurasi data kependudukan; b ketersediaan dan akurasi data kependidikan; c capaian target daya tampung; dan d capaian target partisipasi pendidikan dalam bentuk APK, DO, dan angka melanjutkan. Sementara upaya dan capaian target mutu kelembagaan pendidikan tercermin pada: a NEM lulusan SDMI; b jumlah dan kualiikasi guru; c jumlah dan kondisi fasilitas; d frekuensi dan mutu layanan; serta e jumlah dan mutu lulusan yang tercermin dalam NEMNUAN SLTP. Keempat, deviasi antara persyaratan ambang dengan proil pendidikan diidentiikasi sebagai kesenjangan implementasi perencanaan, yang memerlukan model intervensi perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan. Proposisi Tentang Wajib belajar dan Mutu Pendidikan 2. Berdasarkan kerangka pemikiran sebelumnya, berikut ini dikemukakan proposisi-proposisi yang dapat dijadikan acuan dalam mengkaji, memaknai, dan menganalisis fenomena berkaitan dengan implementasi sistem perencanaan dan manajemen pendidikan dasar guna perumusan model intervensi pemberdayaan perencanaan strategis bagi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan. Urgensi dan Ruang Lingkup Penuntasan Wajib Belajar a. dan Peningkatan Mutu Pendidikan 1. Penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan merupakan prioritas dalam pembangunan pendidikan. Penuntasan wajib belajar yang berdimensi