PERENCANAAN PENDIDIKAN
126 dan tantangan-tantangan eksternal apa yang dapat
menunjang atau menghambat penuntasan wajib belajar dan upaya peningkatan mutu pendidikan. 2 Kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan internal apa saja yang dapat menunjang atau menghambat penuntasan
wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
C. Tujuan Kajian Masalah Pendidikan
Kajian ini ditujukan untuk merumuskan alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan
wajib belajar dan upaya peningkatan mutu pendidikan dasar. Sebelum dapat merumuskan alternatif model
tersebut, terlebih dahulu diperlukan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan antara atau tujuan khusus sebagai berikut.
Mendeskripsikan proil lingkungan eksternal pendidikan yang berpengaruh terhadap percepatan penuntasan wajib
belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar.
Mendeskripsikan proil internal pengelolaan pendidikan 1.
di Bengkulu, terutama dalam kaitannya dengan tingkat partisipasi pendidikan, kecenderungan melanjutkan,
keadaan pendidikan, dan elastisitas pengelolaan pendidikan.
Mendeskripsikan proil sistem informasi pengelolaan wajib 2.
belajar pendidikan dasar, terutama berkaitan dengan masalah akurasi data dan informasi, serta kinerja tim
koordinasi wajib belajar pendidikan dasar di Provinsi Bengkulu.
Mendeskripsikan sejauhmana implementasi perencanaan 3.
dan manajemen SLTP dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
dasar, khususnya pada jenjang SLTP.
Menganalisis faktor-faktor strategis dari keempat proil 4.
tersebut di atas guna merumuskan alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan
wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar.
5. KAJIAN MASALAH PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
127 Sesuai dengan tujuan kajian tersebut, produk kajian ini
adalah rumusan alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan
mutu pendidikan dasar. Alternatif model tersebut diharapkan bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Secara
teoretis, hasil kajian ini diharapkan dapat melengkapi bahan keterbacaan tentang perencanaan strategis bagi
percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar. Secara praktis, hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan atau bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan bagi
percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar.
D. Kerangka Berpikir dan Proposisi Kajian
Kerangka Berpikir Pengkajian 1.
Model paradigma pengkajian penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu model
yang dijadikan acuan oleh penulis dalam melaksanakan kajiannya. Bogdan Bikclen 1992:33 menyatakan bahwa
paradigma adalah sejumlah asumsi, konsep atau proposisi- prososisi yang diyakini kebenaran atau ketidakbenarannya,
yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Kerangka berpikir penelitian tentang akselerasi penuntasan wajib
belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar disusun berdasarkan asumsi-asumsi dan fenomena sebagaimana
dikemukakan pada latar belakang, secara visual disajikan pada Diagram 5.1 di bawah ini.
PERENCANAAN PENDIDIKAN
128
STAKEHOLDERS OUTPUT PEND. :
Pemerintah Masyarakat
Dunia Usaha PRIORITAS PEMB. PEND.
Penuntasan Wajar Peningkatan Mutu
PERSARATAN AMBANG X: Penuntasan Wajar DIKDAS
- Data Kependudukan dan Data Kependidikan Akurat, Tepat
- Daya Tampung Cukup - Partisipasi Tinggi, Tanpa DO,
Lulusan SDMI Melanjutkan Peningkatan Mutu Dikdas
- Mutu Masukan SLTP. - Jumlah Kualifikasi Guru
1 D2 untu SD dan 2 D3S1 untuk SLTP
- Jumlah Kondisi Fasiltas - Frekuensi Mutu Layanan
- Jumlah dan Mutu Lulusan PROFIL PENDIDIKAN DASAR :
KINERJA PENUNTASAN WAJAR DAN PENINGKATAN MUTU DIKDAS X1:
Upaya dan Capaian Target Penuntasan - Ketersediaan Data Kependudukan dan
Data Kependidikan Data Enrolment - Capaian Target Daya Tampung
- Capaian Partisipasi APK, DO, Melan- jutkan
Upaya dan Capaian Target Mutu - NEM Lulusan SDMI
- Jumlah Kualifikasi Guru - Jumlah Kondisi Fasiltas
- Frekuensi Mutu Layanan Manajemen, PBM, BP, Ekstra-Kurikuler, dlsb.
- Jumlah dan Mutu Lulusan Dalam NEM
KESENJANGAN DALAM IMPLEMENTASI SIS- PERMEN HASIL-HASIL UPAYA PENUNTASAN
WAJAR PENINGKATAN MUTU DIKDAS X2:
Target Penuntasan yang belum tercapai. Dalam hal apa, dan mengapa?
Target Peningkatan Mutu yang belum ter- capai.
Dalam hal apa, dan mengapa?
INTERVENSI BAGI AKSELERASI PENUN TASAN WAJAR PENINGKATAN MUTU
DIKDAS X3 Intervensi Akselerasi Target Penuntasan
Bagaimana, berapa, kapan, oleh siapa? Intervensi Akselerasi Target Peningkatan
Mutu Dikdas. Bagaimana, berapa, kapan, oleh siapa?
Diagram 5.1 Kerangka berpikir penelitian tentang akselerasi penuntasan wajib belajar dan peningkatan
mutu Dikdas Paradigma berpikir logis sebagaimana tersaji pada
Diagram 5.1 dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut. Pertama, pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha sebagai stakeholders output pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang terdidik dan
berkualitas. Pendidikan adalah wahana yang paling tepat untuk menghasilkan sumber daya manusia dalam jumlah dan
kualiikasi pendidikan yang memadai. Sehubungan dengan masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk dan kualitas
pendidikan, maka prioritas pembangunan pendidikan ditekankan pada upaya: 1 percepatan penuntasan
wajib belajar dan 2 peningkatan mutu pendidikan. Kedua, untuk menghasilkan alternatif model percepatan
5. KAJIAN MASALAH PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
129 tersebut diperlukan adanya intervensi pemberdayaan bagi
akselerasi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan, terlebih dahulu perlu ditetapkan persyaratan
ambang bagi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan. Ketiga,
kajian tentang proil pendidikan pada tingkat wilayah meliputi upaya dan capaian target
penuntasan wajib belajar, seperti a ketersediaan dan akurasi data kependudukan; b ketersediaan dan akurasi
data kependidikan; c capaian target daya tampung; dan d capaian target partisipasi pendidikan dalam bentuk
APK, DO, dan angka melanjutkan. Sementara upaya dan capaian target mutu kelembagaan pendidikan tercermin
pada: a NEM lulusan SDMI; b jumlah dan kualiikasi guru; c jumlah dan kondisi fasilitas; d frekuensi dan
mutu layanan; serta e jumlah dan mutu lulusan yang tercermin dalam NEMNUAN SLTP. Keempat, deviasi antara
persyaratan ambang dengan proil pendidikan diidentiikasi sebagai kesenjangan implementasi perencanaan, yang
memerlukan model intervensi perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan
mutu pendidikan.
Proposisi Tentang Wajib belajar dan Mutu Pendidikan 2.
Berdasarkan kerangka pemikiran sebelumnya, berikut ini dikemukakan proposisi-proposisi yang dapat dijadikan
acuan dalam mengkaji, memaknai, dan menganalisis fenomena
berkaitan dengan
implementasi sistem
perencanaan dan manajemen pendidikan dasar guna perumusan model intervensi pemberdayaan perencanaan
strategis bagi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
Urgensi dan Ruang Lingkup Penuntasan Wajib Belajar a.
dan Peningkatan Mutu Pendidikan 1. Penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu
pendidikan merupakan prioritas dalam pembangunan pendidikan. Penuntasan wajib belajar yang berdimensi