Peningkatan Motivasi sesudah penggunaan Buku Saku Akuntansi

Penyusutan Aset Tetap ini layak digunakan sebagai media pembelajaran siswa SMK

4. Peningkatan Motivasi sesudah penggunaan Buku Saku Akuntansi

materi Perolehan dan Penyusutan Aset Tetap Respon siswa dapat dilihat dari hasil penilaian kelayakan Buku Saku Akuntansi dan pengukuran motivasi. Respon siswa pada tabel 19 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa setelah implementasi Buku Saku lebih tinggi pada setiap indikator pengukurnya. Hal ini bisa dilihat pula pada lampiran 9a dan 9b di halaman 187-189. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 21 juga didapatkan kesimpulan bahwa pengembangan Buku Saku Akuntansi akan meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi. Peningkatan terbesar dalam motivasi terdapat pada indikator 1 sebesar 9,09 yaitu “Adanya hasrat dan keinginan berhasil”. Urutan kedua ditempati oleh indikator 2 sebesar 7,95 yaitu “Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar”. Urutan ketiga ditempati oleh indikator 5 sebesar 7,20 yaitu “Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar”. Posisi tiga terbawah ditempati oleh indikator 4 “Adanya penghargaan dalam belajar” sebesar 6,25, indikator 3 “Adanya harapan dan cita-cita masa depan” sebesar 3,41, dan indikator 6 sebesar 1,41 yaitu “Adanya lingkungan belajar yang kondusif”. Pada indikator pertama “Adanya hasrat dan keinginan berhasil”, siswa menunjukkan motivasinya untuk mengerjakan soal-soal Akuntansi dengan segera. Hal ini sejalan dengan aspek kelayakan penyajian soal dalam Buku Saku dimana siswa memberikan penilaian “ASangat Layak” terhadap subkomponen “Contoh soal latihan pada setiap bab”, penilaian “BLayak” terhadap subkomponen “Soal latihan pada setiap akhir bab” dan “Kunci jawaban soal latihan pada akhir buku”. Selain itu, siswa menyebutkan bahwa ia akan bertanya kepada guru jika ada materi yang belum dipahami. Butir pernyataan ini sesuai dengan aspek kelayakan Buku Saku yang dikatakan Layak pada subkomponen “Kemampuan mendorong peserta didik berpikir kritis” serta dinilai Sangat Layak pada subkomponen “Bahasa yang digunakan komunikatif dan bersahabat”. Penilaian siswa terhadap subkomponen terdapat di Lampiran 8b halaman 184. Pada indikator kedua “Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar”, siswa menunjukkan peningkatan motivasi dilihat dari pernyataan bahwa ia mempelajari materi kembali, memiliki catatan pelajaran yang lengkap, dan keinginan menguasai materi Akuntansi secara teori maupun praktek. Hal ini didukung dengan subkomponen “Dimensi Pengetahuan” dan “Dimensi Keterampilan” pada aspek kelayakan isi Buku Saku yang mendapat penilaian Layak. Penilaian siswa terhadap subkomponen tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8b halaman 184 . “Keterlibatan aktif siswa dan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa ” pada subkomponen penyajian pembelajaran dengan media Buku Saku juga dinilai Layak Lampiran 8b halaman 185. Indikator pada urutan ketiga adalah “Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar”. Siswa merasa senang membaca dan lebih bersemangat mengerjakan soal Akuntansi. Di samping itu, siswa tertarik dengan media Buku Saku yang digunakan dalam pembelajaran. Aspek kelayakan penyajian dan kegrafikaan menjadi unsur terkuat Buku Saku Akuntansi dinilai Layak yaitu dengan skor 4,15 tabel 18. Aspek penyajian terdiri d ari subkomponen “teknik, pendukung, pembelajaran, dan kelengkapan penyajian”. Aspek kegrafikaan meliputi subkomponen “ukuran, desain sampul, dan desain isi” Buku Saku Akuntansi. Penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8b halaman 184-185. “Adanya penghargaan dalam belajar” merupakan indikator motivasi pada urutan keempat. Siswa memerlukan pemberian motivasi serta penghargaan dari orang-orang di sekitarnya baik guru, orang tua, maupun teman-temannya. Buku Saku Akuntansi memiliki subkomponen “Kemampuan memotivasi siswa” pada aspek kelayakan kebahasaan. Dari tiga butir pernyataan di dalamnya, satu butir pernyataan memperoleh nilai Sangat Layak dan dua butir lainnya mendapat nilai Layak. Penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8b halaman 184. Indikator pengukuran motivasi pada urutan terakhir adalah “Adanya harapan dan cita-cita masa depan” serta “Adanya lingkungan belajar yang kondusif”. Siswa sudah tambah yakin bisa mengerjakan soal- soal Akuntansi dengan belajar sungguh-sungguh. Siswa lebih menyukai belajar mandiri di luar jam pelajaran dan ketidakhadiran guru dapat diatasi siswa dengan menggunakan media pembelajaran Buku Saku sebagai sumber belajar yang praktis. Hasil penelitian pengembangan ini sesuai dengan teori yang dijelaskan Martini Jamaris 2013: 172 bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar salah satunya adalah penyediaan fasilitas dan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Azhar Arsyad 2011: 26-27 menjelaskan salah satu fungsi media adalah dapat mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Sukiman 2012: 143 menyebutkan bahwa media berupa modul buku saku memiliki ciri-ciri salah satunya adalah User Friendly . Bahasa dan istilah yang digunakan komunikatif dan bersahabat, pemakaian sapaan yang akrab, penyajiannya sederhana, santai serta memberikan ungkapan pujian dan memotivasi. Ciri-ciri ini telah terbukti dengan penilaian Buku Saku Akuntansi oleh para Ahli maupun siswa dinyatakan Layak.

D. Keterbatasan Pengembangan