Model Pengembangan menurut Thiagarajan, Semmel, Semmel

39 kapanpun. Selain itu Buku Saku dapat digunakan sebagai media pembelajaran secara mandiri maupun pembelajaran klasikal untuk mendukung siswa sesuai kemampuan. Oleh karena itu, pembelajaran menjadi menarik dan lingkungan belajar kondusif sesuai indikator motivasi menurut Hamzah 2012: 23. Penyajian buku saku menggunakan banyak gambar dan warna sehingga memberikan tampilan yang menarik Mucharommah Sartika Ami, dkk, 2012: 10. Materi Akuntansi yang dirasa rumit akan lebih mudah dipahami siswa dengan media pembelajaran berbentuk Buku Saku Akuntansi ini. Indikator-indikator motivasi timbul setelah penggunaan Buku Saku. Kemudahan dalam memahami materi akan memunculkan hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, serta memunculkan harapan Hamzah B. Uno, 2012: 23.

3. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

a. Model Pengembangan menurut Thiagarajan, Semmel, Semmel

Model 4-D adalah model pengembangan yang terdiri dari 4 tahap, yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel pada tahun 1974. Di Indonesia, model 4-D didaptasi menjadi 4-P yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran Trianto, 2011: 189-192, seperti dijelaskan berikut ini: 40 1 Pendefinisian Define Tahap ini terdiri dari 5 langkah pokok, yaitu analisis awal, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. 2 Perancangan Design Tahap ini terdiri dari 3 langkah pokok, yaitu penyusunan tes, pemilihan media, dan pemilihan format media. 3 Pengembangan Develop Tahap ini terdiri dari 3 langkah pokok, yaitu validasi diikuti revisi, simulasi pembelajaran, dan uji coba terbatas. Selanjutnya akan diimplementasikan pada wilayah yang lebih luas. 4 Penyebaran Disseminate Agar produk dapat dimanfaatkan orang lain maka produk dicetak dan disebarluaskan. b. Model Pengembangan menurut Kemp Para pengembang dapat memulai dari langkah manapun dalam mengembangkan perangkat pembelajaran jika menggunakan model Kemp. Unsur-unsur pengembangan menurut model Kemp Trianto, 2011: 179-186, meliputi: 1 Mengidentifikasi Latar Belakang Masalah Pembelajaran Dari hasil identifikasi dapat diketahui kesenjangan antara fakta yang ada di lapangan dengan tujuan pembelajaran yang sudah 41 direncanakan. Kesesuaian model, metode, teknik, strategi, dan pendekatan yang digunakan guru dengan kurikulum yang berlaku. 2 Menganalisis Siswa. Hasil dari analisis terhadap siswa yaitu pengembang dapat mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa. 3 Menganalisis Tugas. Analisis tugas adalah memahami isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi sehingga memudahkan pemahaman terhadap penguasaan tugas dan tujuan pembelajaran. 4 Merumuskan Indikator. Indikator berfungsi sebagai alat desain kegiatan belajar-mengajar, kerangka kerja perencanaan evaluasi belajar, dan pedoman siswa dalam belajar. 5 Menyusun instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi adalah aspek terakhir dalam perencanaan pembelajaran yaitu berupa petunjuk kevalidan soal. 6 Memilih Strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran meliputi pemilihan model, metode, dan pendekatan pembelajaran. 7 Memilih sumber pembelajaran. Sumber belajar atau media yang dipilih sangat mempengaruhi kesuksesan proses pembelajaran. 42 8 Kebijakan pendukung pembelajaran. Layanan pendukung meliputi kebijakan kepala sekolah, tim guru, petugas Tata Usaha TU, laboran, dan pustakawan. 9 Evaluasi formatif dan sumatif. Penilaian formatif dilakukan selama uji coba dan pengembangan perangkat pembelajaran, sedangkan penilaian sumatif meliputi ulangan per kompetensi dasar, Ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. 10 Revisi perangkat pembelajaran. Revisi dilakukan berdasarkan penilaian dari validator maupun objek uji coba terbatas dan hal ini dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan.

c. Model Pengembangan menurut Dick Carey