besar dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Jiwa Kewirausahaan mempunyai hubungan linier dengan
variabel Minat Berwirausaha.
c.
Uji Linearitas variabel Penggunaan Media Sosial dengan
variabel terikat Minat Berwirausaha Y menunjukkan koefisien 1,127 lebih kecil dari
1,78 dengan nilai P sebesar 0,348 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel Penggunaan Media Sosial mempunyai hubungan linier dengan variabel Minat Berwirausaha.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi berganda. Asumsi dari multikolinieritas
menyatakan bahwa variabel bebas harus terbebas dari gejala multikolinieritas, apabila terjadi gejala multikolinieritas maka
hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikatnya menjadi terganggu sehingga model regresi yang diperoleh tidak valid. Salah
satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance Value dan VIF.
Tabel 11. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel VIF
Tolerance Keterangan
1,128 0,886
Tidak terjadi multikolinieritas 1,139
0,878 Tidak terjadi multikolinieritas
1,067 0,937
Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: Data Primer yang diolah, 2015.
Hasil uji multikolinieritas antar variabel bebas menunjukkan bahwa Variance Inflation Factor VIF masing-masing variabel bebas
tidak lebih dari 10 yaitu pada variabel Persepsi Siswa tentang Metode Guru dalam Mengajar sebesar 1,128, Jiwa Kewirausahaan sebesar
1,139, dan Penggunaan Media Sosial sebesar 1,067. Selain penilaian berdasarkan nilai VIF juga menggunakan nilai Tolerance, dengan
ketentuan nilai tolerance lebih dari dari 0,1, yaitu pada variabel Persepsi Siswa tentang Metode Guru dalam Mengajar sebesar 0,886,
Jiwa Kewirausahaan sebesar 0,878, dan Penggunaan Media Sosial sebesar 0,937. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil uji dari
multikolinieritas tidak menimbulkan gejala multikolinieritas antar variabel bebas dan analisis data dapat dilanjutkan ke pengujian
hipotesis.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan lain
dalam suatu model regresi, dimana dalam satu model regresi tidak diperbolehkan
adanya heteroskedastisitas.
Perhitungan uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 18.
Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode Glejser , yaitu dengan cara
membandingkan sig dengan sig yang telah ditentukan yaitu 5
0,05. Jika sig lebih besar dari 0,05 maka tidak ada
heteroskedastisitas, sebaliknya apabila nilai sig kurang dari
0,05 maka terdapat heteroskedastisitas. Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas, yaitu :
Tabel 12. Hasil Uji Heteroskedastisitas No.
Variabel Bebas Sig.
Keterangan 1.
Persepsi Siswa tentang Metode Guru dalam
Mengajar -1,823
0,072 Tidak
terjadi heteroskedastisitas
2. Jiwa Kewirausahaan
1,061 0,291
Tidak terjadi
heteroskedastisitas 3.
Penggunaan Media
Sosial -,665
0,508 Tidak
terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh hasil variabel Persepsi Siswa
tentang Metode Guru dalam Mengajar memiliki nilai sig sebesar 0,072, Jiwa Kewirausahaan sebesar 0,291, dan Penggunaan
Media Sosial sebesar 0,508, jadi dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas
C. Pengujian Hipotesis