Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 SMK Diponegoro Yogyakarta adalah sekolah binaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta, yang memiliki dua jurusan yaitu teknik otomotif sepeda motor dan tata busana yang sekarang berganti menjadi
busana butik. Penguasaan kompetensi dalam menggambar busana merupakan kompetensi dan materi yang sangat penting terutama untuk
siswa kelas X di SMK Diponegoro Yogyakarta. Berhubungan dengan SMK bidang keahlian busana tentunya memiliki mata pelajaran yang berkaitan
dengan busana, Salah satu mata diklat pada program studi ini yaitu mata diklat Menggambar Busana Fashion Drawing. Materi pelajaran teori dan
praktik yang menitikberatkan pada ketrampilan dalam mencipta atau mendisain busana. Mata diklat menggambar busana sebenarnya sangat
menunjang pada mata diklat yang lain, sebab menggambar busana adalah awal bagian dari perencanaan busana.
Adapun kompetensi menggambar busana yang diajarkan kelas X yaitu memahami bentuk bagian-bagian busana, mendeskripsikan bentuk proporsi
dan anatomi beberapa type manusia, menerapkan teknik pembuatan disain busana, pengetahuan macam-macam busana sesuai kesempatan dan
penyelesaian pembuatan gambar. Menurut guru menggambar busana, di SMK Diponegoro Yogyakarta
pembuatan disain busana pada kompetensi menggambar busana masih rendah. Hasil pembuatan disain busana pada materi pembelajaran
menggambar busana dari 33 siswa diketahui masih ada yang mendapat nilai dibawah KKM dengan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 72,39 sebanyak
5 11 siswa berada dalam kategori tuntas dan 22 siswa berada dalam kategori
belum tuntas. Meskipun ada siswa telah mencapai nilai KKM, nilai tersebut belum bisa dikatakan optimal karena nilai masih berada pada batas KKM,
sehingga guru perlu mencari cara yang efektif untuk meningkatkan hasil kompetensi siswa. Pada proses pembelajaran peneliti melihat guru belum
menggunakan sumber belajar yang bervariasi, hal ini yang mungkin mengakibatkan siswa kurang termotivasi sehingga keaktifan siswa kurang
maksimal pada saat mengikuti pelajaran di kelas. Penggunaan sumber belajar selain dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi juga
dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa untuk menyimak dan mendengarkan isi materi yang akan disampaikan oleh guru sehingga dapat
meningkatkan kompetensi menggambar busana. Pada permasalahan di atas dari hasil pengamatan, pada umumnya: 1
Siswa lebih banyak menunjukkan sifat pasif dalam mengikuti pelajaran menggambar busana pesta 2 Kurangnya wawasan siswa yang berkaitan
dengan materi menggambar busana pesta 3 Hasil desain siswa yang masih sederhana dan cenderung sama antara siswa yang satu dengan yang lain 4
Siswa yang mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM dalam menggambar busana pesta masih relatif rendah 5 Sumber belajar yang
digunakan oleh guru kurang bervariasi 6 Koleksi sumber belajar berupa majalah mode tentang macam-macam busana pesta di perpustakaan masih
kurang. Pada saat proses belajar mengajar di kelas peneliti melihat guru kurang optimal dalam penggunaan sumber belajar, guru hanya berpatokan
6 pada papan tulis sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang aktif dalam
proses pembelajaran, banyak yang malas serta terlihat jenuh dalam menerima materi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Peneliti menganggap ini suatu permasalahan yang perlu diadakan pemecahannya untuk peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, mengapa
hasil menggambar busana pesta masih rendah. Peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan menggunakan majalah AMICA sebagai
sumber belajar pada proses belajar mengajar menggambar busana pesta. Alasan menggunakan majalah AMICA sebagai sumber belajar untuk
mempermudah guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Dengan penyampaian materi dengan menggunakan majalah AMICA diharapkan
dapat mempengaruhi kompetensi menggambar busana pesta. Hal ini menjadi suatu ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh penggunaan majalah AMICA sebagai sumber belajar terhadap kompetensi menggambar busana pesta siswa kelas X di SMK Diponegoro
Yogyakarta.