19
G. Materi Teorema Pythagoras untuk VIII SMP
Teorema Pythagoras termasuk dalam pokok bahasan geometri dan pengukuran. Standart kompetensi yang ingin dicapai dalam materi.
Berdasarkan silabus dan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas VIII SMP yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Ditjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2006, standar kompetensi materi dan materi Teorema Pythagoras yang akan digunakan dalam penelitian
ini dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Materi Teorema Pythagoras
Standar Kompeternsi: 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar Indikator
Materi Pokok
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras
untuk menentukan
panjang sisi- sisi
segitiga siku-siku 3.2 Memecahkan
masalah pada
bangun datar yang berkaitan
dengan Teorema Pythagoras
1. Membuktikan Teorema Pythagoras.
2. Menghitung panjang sisi segitiga
siku-siku jika dua sisi lain diketahui. 3.
Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya.
4. Menentukan Tripel Pythagoras
1. Menghitung panjang diagonal pada
bangun datar, misalnya persegi, persegi panjang, belah ketupat dsb.
2. Menyelesaikan masalah sehari-hari
dengan menggunakan Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras
1. Membuktikan Teorema Pythagoras
Untuk menjelaskan Teorema Pythagoras dapat digunakan gambar seperti yang ditunjukan dengan luas persegi yang terdapat pada sisi segitiga
siku-siku di bawah ini.
20
i ii
Dari gambar di atas dapat dihitung luas persegi pada tiap sisi segitiga
Tabel 2.2 Jawaban Pembuktian Teorema Pythagoras
Dari Tabel 2.2 di atas terlihat bahwa jumlah luas daerah persegi A dengan luas daerah persegi B sebagai sisi siku-siku pada segitiga sama dengan
luas daerah persegi C sebagai sisi miring pada segitiga siku-siku. Maka Teorema Pythagoras dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pada setiap segitiga siku-siku, luas daerah persegi dengan sisi miring sebagai sisinya sama dengan jumlah luas daerah persegi dengan kedua sisi
siku-sikunya sebagai sisi atau jumlah kuadrat sisi siku-siku sama dengan kuadrat sisi miring.
Jika segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku dengan a adalah sisi panjang miring sedangkan b dan c merupakan panjang sisi siku-sikunya maka
berlaku :
AC² = BC² + AB²,atau a² = b² + c ²,atau
b² = a² - c ², atau c² = a² - b²
Gb. Luas Persegi A
Luas Persegi B Luas Persegi A + Luas
Persegi B Luas persegi C
i 16 cm
²
9 cm
²
25 cm
²
25 cm
²
ii 64 cm
²
36 cm
²
100 cm
²
100 cm
²
C
A B
B C
A A
B 4cm
4cm 5cm
5cm
3cm 3cm
6cm 6cm
8cm 8cm
10cm 10cm
C
21
2. Kebalikan Teorema Pythagoras
Pada Teorema Pythagoras dikatakan, jika segitiga siku-siku ABC mempunyai sudut siku-siku di A, dengan a adalah panjang sisi miring
dihadapan A sedangkan b sisi siku-siku dihadapan C dan b adalah panjang sisi siku-siku dihadapan
B, maka berlaku
a² = b² + c ².
Oleh karena itu kebalikan Teorema Pythagoras dapat dikatakan, jika berlaku
a² = b² + c ²,
maka segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku. Kebalikan Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menjelaskan
apakah suatu segitiga siku-siku atau bukan, jika diketahui ketiga sisinya. Pada suatu segitiga ABC berlaku:
a. Jika kuadrat sisi terpanjang sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lain, maka segitiga tersebut siku-siku.
a² = b² + c ²
b. Jika kuadrat sisi terpanjang kurang dari jumlah kuadrat sisi yang lain, maka segitiga tersebut lancip.
a² b² + c ²
c. Jika kuadrat sisi terpanjang lebih dari jumlah kuadrat sisi yang lain, maka segitiga tersebut tumpul.
a² b² + c ²
3. Tripel Pythagoras