16 bantuan kepada orang lain dengan cara–cara tertentu yang memerlukan kepekaan
dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang ataupun jasa.
Hasil pelayanan berupa jasa tidak dapat diinventarisasi, tidak dapat ditumpuk atau digudangkan,  melainkan  diserahkan  secara  langsung  kepada  pelanggan  ataupun
konsumen. Dalam hal pelayanan diberikan dengan tidak optimal maka pelayanan tidak  dapat  diulangi,  karena  pelayanan  diberikan  secara  langsung  kepada
pelanggan. Sedangkan pelayanan umum terkait dengan tugas aparatur pemerintah, baik pemerintah tingkat pusat maupun daerah, termasuk BUMN dan BUMD. Oleh
karena  itu,  pengertian  pelayanan  umum  menurut  Keputusan  Menteri  Negara Pendayagunaan  Aparatur  Negara  Men-PAN No.81  Tahun  1993  adalah  segala
bentuk  kegiatan  pelayanan  umum  yang  oleh  instansi  pemerintah  di  pusat,  di daerah dan di lingkungan BUMN dan BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa,
baik  dalam  rangka  upaya  pemenuhan  kebutuhan  masyarakat  maupun  dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang–undangan.
2.2.2 Pelayanan Prima
Secara  sederhana  yang  dimaksud  dengan  pelayanan  prima  adalah pelayanan  terbaik  yang  diberikan  kepada  pelanggan. Pelayanan  prima  sangat
mengutamakan pelanggan karena pelanggan adalah raja atau pelanggan adalah profit Iqbal, 2007 : 57.
Oleh  karena  itu,  berbagai  kemudahan  dan  kenyamanan  harus  diberikan kepada  pelanggan.  Pelanggan  perlu  dipelihara  dengan  cara  menghargai,
Universitas Sumatera Utara
17 memuliakan dan menghormatinya.
Dalam  hal  pelayanan  prima  berarti  pelayanan  yang  bermutu. Untuk meningkatkan  mutu  berarti  meningkatkan  keprimaan.  Oleh  karena  itu,  hakikat
dari pelayanan umum yang prima adalah : 1. Meningkatkan  mutu  dan  produktivitas  pelaksanaan  tugas  dan  fungsi  instansi
pemerintah di bidang pelayanan umum. 2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga
pelayanan  umum  dapat  dilaksanakan  secara  lebih  berdaya  guna  efisien  dan efektif.
3. Mendorong  tumbuhnya  kreativitas,  prakarsa,  dan  peran  serta  masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Sesuai  dengan  pengertian  dan  hakikat  pelayanan  prima,  maka  pelayanan secara umum harus dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat
sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau.
2.2.3 Dimensi Kualitas Pelayanan
Kualitas  adalah  sebuah  kata  yang  bagi  penyedia  jasa  merupakan  suatu yang  harus  dikerjakan  dengan  baik.  Aplikasi  kualitas  sebagai  sifat  dari
penampilan  produk  atau  kinerja  merupakan  bagian  utama  strategi  perusahaan dalam  rangka  meraih  keunggulan  sebagai  strategi  untuk  terus  tumbuh.
Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan  oleh  jasa  tersebut,  apakah  sudah  sesuai  dengan  harapan  dan
keinginan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
18 Kualitas  pelayanan  merupakan driver kepuasan  pelanggan  yang  bersifat
multidimensi.  Banyak  studi  yang  mencoba  untuk  melakukan  eksplorasi  terhadap dimensi  dari  kualitas  pelayanan.  Pada  intinya,  setiap  studi  ingin  memberikan
jawaban  atas  dua  pertanyaan,  yaitu  apakah  dimensi  dari  kualitas  pelayanan  dan dimensi manakah yang penting dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Salah  satu  studi  mengenai  dimensi  dari  kualitas  pelayanan  yang  saat  ini masih  populer  menurut  Irawan  2005  :  57-58  adalah  konsep ServQual yang
dikembangkan  oleh Zeithaml, Parasuraman  dan  Berry  sejak  15  tahun  yang  lalu. Ketika  pertama  konsep  dari  dimensi  pelayanan  ini  diformulasikan,  terdapat  10
dimensi.  Setelah  itu,  disederhanakan  menjadi  5  dimensi,  yaitu Tangible, Reliability,  Responsiveness,  Assurance, dan Empathy. Kelebihan  dari  konsep  ini
adalah  karena  didasarkan  atas  suatu  riset  yang  sangat  komprehensif,  mudah dipahami dan mempunyai instrumen yang jelas untuk melakukan pengukuran.
Adapun  5  dimensi  yang  dinyatakan  Irawan  2005  :  58-73  dari  kualitas pelayanan menurut konsep ServQual adalah sebagai berikut :
1. Dimensi Tangible, yakni  karena  suatu service tidak  bisa  dilihat,  tidak  bisa dicium  dan  tidak  bisa  diraba,  maka  aspek tangible sangat  penting  sebagai
ukuran  terhadap  kualitas  pelayanan. Pelanggan  akan  menggunakan  indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.
2. Dimensi Reliability, yaitu  dimensi  yang  mengukur  kehandalan  dari
perusahaan  dalam  memberikan  pelayanan  kepada  pelanggannya.  Ada  dua aspek  dari  dimensi  ini.  Pertama  adalah  kemampuan  perusahaan  untuk
Universitas Sumatera Utara
19 memberikan  pelayanan  seperti  yang  dijanjikan.  Kedua  adalah  seberapa  jauh
suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat. 3. Dimensi Responsiveness,  yakni  dimensi  kualitas  pelayanan  yang  paling
dinamis.  Di  mana  terdapat  hubungan  yang  berbeda antara  mutu,  pelayanan pelanggan,  dan  kepuasan  pelanggan.  Perbedaan  tersebut  semakin  nyata
apabila  perusahaan  mempertimbangkan  bahwa  mutu  dan  pelayanan ditentukan oleh persepsi pelanggan, bukan pandangan perusahaan. Sedangkan
kepuasan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi. 4. Dimensi Assurance, yaitu  dimensi  kualitas  yang  berhubungan  dengan
kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan  keyakinan  kepada  para pelanggannya. Berdasarkan  banyak  riset
yang  dilakukan,  ada  empat  aspek  dari  dimensi  ini,  yaitu  keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan.
5. Dimensi Empathy, yaitu pelanggan mau egonya seperti gengsinya dijaga dan mereka mau statusnya di mata banyak orang dipertahankan dan apabila perlu
ditingkatkan terus-menerus oleh perusahaan. Dimensi ini memberikan peluang besar  untuk  memberikan  pelayanan  yang  bersifat  “surprise”. Sesuatu  yang
tidak diharapkan pelanggan, ternyata diberikan oleh perusahaan. Oleh  karena  itu,  tidak  ada  perbedaan  antara  layanan  dan produk  karena
pelanggan  memiliki  harapan  yang  jelas  akan  pengalaman  yang  luar  biasa  dari produk,  layanan  atau  keduanya  sebagaimana  yang  dinyatakan oleh  Berry  dan
Parasuraman 2005 tentang lima fokus penentu kualitas layanan, yaitu : 1. Kepercayaan, yakni layanan dilaksanakan secara akurat dan konsisten.
Universitas Sumatera Utara
20 2. Responsif, yaitu layanan diberikan dengan tepat disertai dengan kemauan.
3. Jaminan,  yakni  kepercayaan  dan  keyakinan  pelanggan  diperoleh  lewat layanan yang luar biasa dari staf.
4. Empati, yaitu  perhatian  secara  individu  pada  pelanggan  dan  pemenuhan harapan spesifik mereka.
5. Nyata, yaitu staf, perangkat, tempat, tampilan materi yang superior. Dari  penjelasan  tentang  kualitas  pelayanan  di  atas  dan  jika  diaplikasikan
kepada pelayanan yang diberikan pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi  Sumatera Utara kepada  pelanggannya,  maka  dapat  terlihat  kepuasan  pelanggan  terhadap
pelayanan  pegawai  PDAM  Tirtanadi  Provinsi  Sumatera  Utara  ditentukan  oleh dimensi :
a. Tangible,  yaitu  dimensi  dimana  pelanggan  menggunakan  indera  penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.
b. Reliability,  yaitu  dimensi  yang  mengukur  keandalan  dari  pegawai  PDAM Tirtanadi  Provinsi  Sumatera  Utara  dalam  memberikan  pelayanan  kepada
pelanggannya.  Dimensi  ini  sangat  penting  bagi  pelanggan,  karena  selain kemampuan  PDAM  Tirtanadi  Provinsi  Sumatera  Utara  untuk  memberikan
pelayanan  seperti  yang  dijanjikan  dalam  misinya  juga  mampu  memberikan pelayanan yang akurat.
c. Responsiveness adalah  dimensi  kualitas  pelayanan  yang  paling  dinamis. Harapan  pelanggan  terhadap  kecepatan  pelayanan  hampir  dapat  dipastikan
akan  berubah  yang  kecenderungannya  naik  dari  waktu  ke  waktu,  sehingga
Universitas Sumatera Utara
21 pelanggan  bersedia  mengorbankan  atau  membayar  pelayanan  yang  lebih
mahal untuk setiap waktu yang dapat dihemat. d. Assurance,  yaitu  dimensi  kualitas  pelayanan  yang  berhubungan  dengan
kemampuan  PDAM  Tirtanadi  Provinsi  Sumatera  Utara  dan  kinerja pegawainya dalam menanamkan rasa percaya kepada para pelanggan melalui :
keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan yang diperoleh pelanggan dari setiap pegawai.
e. Empathy,  yaitu  dimensi  dimana  PDAM  Tirtanadi  Provinsi  Sumatera  Utara mengenal  pelanggan  secara  pribadi,  baik  nama  mereka,  kebutuhan  mereka
secara spesifik dan bila perlu mengetaui apa yang menjadi hobi dan karakter personal lainnya. Jika tidak, maka PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
akan kehilangan kesempatan untuk memuaskan pelanggannya dari aspek ini. Dengan demikian jika dijelaskan dalam bentuk gambar tentang Indikator
Kinerja dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan akan terlihat pada Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1
Faktor Kinerja Pegawai X
1
1. Kualitas pekerjaan 2. Jumlah kerja yang dilaksanakan
3. Pemahaman pegawai 4. Kemampuan untuk diandalkan
5. Kemampuan beradaptasi 6. Upaya melakukan hal-hal baru
7. Inisiatif 8. Kemampuan memecahkan masalah
9. Hal yang berkaitan dengan absensi 10. Kerjasama dan partisipasi
Faktor Pelayanan Pegawai X
2
1. Berwujud tangible 2. Keandalan reliability
3. Ketanggapan responsiveness 4. Keyakinan assurance
5. Empati empathy Kepuasan
Pelanggan Y
Universitas Sumatera Utara
22
2.2.4 Dimensi Kualitas Jasa