Menghargai Orang yang Sedang Berbicara

60 terganggu dan bingung menghadapi dua siswa tersebut. Bahkan oleh peneliti, tempat duduk mereka sudah diatur di depan sendiri namun mereka hasilnya sama saja. Setelah peneliti tayangkan video didepan kelas mereka terdiam dan memperhatikan dengan seksama. Begitu pula ketika bekerja dalam kelompok, mereka terlihat asyik dan senang saat aktivitas di kelompoknya. Dengan demikian menurut analisis peneliti terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta sudah merubah perilaku toleransinya walaupun belum terlalu tampak. Dalam pengamatan peneliti mendapati perilaku siswa saat pembelajaran dalam kelompok sudah terlihat semakin jelas perubahannya. Terlihat saat siswa kompak dan saling membantu satu dengan yang lain di dalam kelompoknya. Semua siswa juga terlihat aktif dalam mengeluarkan pendapatnya. Dalam berpendapat siswa sudah bisa bersikap baik dan tidak memaksakan kehendaknya. Fir yang biasanya ingin menguasai kelompoknya dalam siklus 2 tidak terlihat seperti itu lagi. Mereka sangat menikmati dan terlihat senang dengan aktivitas pembelajaran dengan temannya di kelompok. Pada pembelajaran siklus 2 terlihat kejadian dua siswa berinisial Ris dan Feb yang tidak mau dipasangkan karena mereka mendapat ejekan dari temannya sehingga mereka merasa malu. Peneliti mencoba mendekati dan memberikan nasihat bahwa kita tidak boleh membeda- bedakan teman dan harus saling menghargai. Peneliti juga menjelaskan dalam permaianan berpasangan ini kalian akan mengerti makna dari menghargai orang lain. Setelah mendengarkan nasihat dari peneliti kedua siswa tersebut mau menjadi pasangan. Peneliti sangat senang karena pada pembelajaran akhir ini siswa-siswa terlihat sangat mudah diatur, tidak semaunya sendiri serta cenderung untuk lebih toleran kepada orang lain. Melihat data-data yang didapat dari pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta sudah tampak keberhasilannya dalam belajar untuk lebih toleran terhadap temannya dengan mau bekerja dalam kelompok.

4.4.4 Menghargai Orang yang Sedang Berbicara

61 Dari analisis data yang peneliti dapat dari wawancara dengan guru dan pengamatan melalui video keadaan awal tampak beberapa perilaku siswa yang menarik perhatian peneliti antara lain ketika guru menjelaskan didepan kelas, banyak siswa mengobrol sendiri dengan temannya dan bahkan saat guru memberikan perintah untuk mengerjakan tugas sebagian besar siswa menggerutu serta menjawabnya dengan bahasa yang tidak sopan untuk seorang siswa kepada gurunya. Ketika ada temannya yang sedang bertanya kepada guru, ada siswa lain yang ikut menjawab tetapi jawaban yang diberikan tidak sesuai sehingga membuat kelas menjadi ramai karena semua tertawa. Selain itu saat ada seorang siswa yang berpendapat, ada beberapa siswa yang menertawakannya dan terlihat mengejek karena pendapatnya salah. Perilaku siswa tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki perilakutoleransi dengan orang lain. Siswa terlihat belum bisa menghargai orang yang sedang berbicara. Dari keadaan awal yang seperti itu, peneliti kemudian memberikan tindakan pada siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta dalam siklus 1 dengan pembelajaran yang menerapkan modul Living Values dengan melihat video yang bercerita tentang perilau siswa dalam menyikapi perbedaan jenis selera makanan akibat adanya globalisasi . Pada siklus 1 dari analisis data yang didapat melalui catatan anekdot, wawancara guru dan pengamatan dari video tampak perilaku siswa yang sedikit berbeda dari keadaan sebelumnya. Dalam mengikuti pembelajaran siswa sudah bisa memperhatikan dengan baik, terutama saat mereka melihat video yang diputarkan melalui viewer. Bahkan ketika mereka memperhatikan video “Globalisasi Makanan” terlihat sesekali tertawa dan sedikit mengeluarkan komentar-komentar tentang video yang mereka lihat. Setelah melihat video siswa terlihat kagum dan mencoab memahami vdeo terlihat ketika peneliti berbicara di depan kelas membahas tentang video mereka dengan sanagat antusias mendengarkan dan memperhatikan, namunketika ada teman yang membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas ada empat pasangan anak yang lebih suka berbicara dan tidak memperhatikan. Berdasarkan data siswa yang susah untuk diam dan mendengarkan orang lain berbicara masih sama dengan data pada keadaan awal siswa. Jadi hanya siswa tertentu yang masih belum bisa mengubah sikapnya, namun terkadang siswa- 62 siswa tersebut bisa diam dan mendengarkan orang lain berbicara jika mereka merasa tertarik untuk mendengarkannya. Dengan demiikian setelah peneliti menganalisis data yang didapatkan terlihat bahwa sikap hormat siswa dalam nilai toleransi belum terlalu banyak peningkatnnya. Hanya siswa-siswa tertentu yang sudah bisa berubah, serta dalam hal-hal tertentu siswa juga merubah sikapnya. Oleh karena itu perubahan sikap siswa dalam menghargai orang yang berbicara belum terlalu terlihat. Melihat hal tersebut kemudian peneliti melanjutkan penelitian dalam siklus 2 dengan metode dan media yang sama namun merubah tema pembelajarannya dari globalisasi makanan menjadi globalisasi kebudayaan. Pada siklus 2 peneliti menganalisis perilaku siswa dengan menggunakan ketiga instrumen yaitu catatan anekdot, wawancara guru dan juga pengamatan melalui video. Dari ketiga data tersebut peneliti mendapati bahwa perilaku siswa sudah terlihat berbeda dibanding dengan siklus sebelumnya. Dalam siklus 2 ini siswa terlihat berpartisispasi aktif dalam pembelajaran. Ketika guru menjelaskan, semua siswa dapat duduk diam dan mengikuti dengan baik dan sangat antusias. Saat guru memperlihatkan video “Globalisasi Kebudayaan” tentang gamelan di depan kelas menggunakan viewer siswa-siswa terlihat sangat tercengang memperhatikan, bahkan Rob ikut menggoyang-goyangkan kepalanya menikmati video yang dlihatnya dan Fir yang berkomentar “kenapa bule bisa main gamelan ya?”. Selain itu saat guru memberikan perintah dalam mengerjakan tugasnya, siswa-siswa terdiam dan mendengarkan dengan seksama dengan sesekali bertanya dengan mengacungkan jari terlebih dahulu dan kemudian berbicara dengan baik dan sopan. Melihat perilaku siswa tesrsebut tampak bahwa pada siklus 2 ini terjadi perubahan perilaku toleransi dalam hal menghargai orang yang sedang berbicara. Siswa sudah tampak memiliki perilaku toleransi saat mereka mendengarkan dan memperhatikan orang yang sedang berbicara. Dari hasil yang peneliti dapat juga terlihat sebagian besar siswa sudah bisa memperlihatkan perubahan perilaku yang menunjukkan perilaku toleransi terhadap orang lain dengan menghargai orang yang sedang berbicara. Berdasarkan data-data dan analisis yang peneliti dapatkan, terlihat bahwa sikap toleransi siswa kelas IV SDN Kalongan mengalami perubahan semakin 63 baik. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap indikator yang perilaku toleransi sudah mengalami perubahan yang semakin membaik dalam hal memberikan pelayan yang sama kepada orang lain, memberikan pelayanan yang sama terhadap ABK, mau bekerja sama dalam kelompok dan juga menghargai orang yang sedang berbicara. Dengan demikian penelitian pembelajaran dengan penerapan modul Living Values ini dapat mengatasi persoalan perilaku toleransi siswa.

4.3 Pembahasan Data Kuantitatif