Nilai Toleransi Modul Pembelajaran

10 sopan santun; 3 kekhawatiran dan kecurigaan; 4 kekurangan panutan yang baik; 5 kebanyakan kata-kata tidak senonoh; 6 kekasaran, ketidaksopanan, dan ketidaksenonohan yang ditonjolkan media Ada tiga langkah yang digunakan untuk menumbuhkan sikap hormat seorang anak menurut Borba 2008: 153. Langkah pertama menjelaskan tentang cara memperbaiki sikap, langkah kedua membantu anak menyadari konsekuensi perilaku tidak sopan, langkah ketiga membantu anak menyesuaikan tata krama. Salah satu cara terbaik agar anak bersikap hormat adalah dengan menghargai mereka. Anak akan melihat sikap orang yang lebih dewasa, bahwa yang kita tunjukkan adalah kasih sayang, menghormati, dan menghargai mereka. Orang dewasa dapat menekankan pentingnya sopan santun dan tata karma sejak dini kepada anak. Cara terbaik untuk mengajarkan tata krama dan sopan santun adalah dengan mengajarkan tata krama yang belum diketahui anak.

2.1.1.2 Nilai Toleransi

Wibowo 2012: 101 menjelaskan toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnik, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Indikator seorang siswa yang dikatakan memiliki nilai toleransi di sekolah adalah menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. Sedangkan indikator seorang siswa yang dikatakan memiliki nilai toleransi di kelasnya adalah 1 memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Sikap yang dapat diamati dalam memberikan pelayanan yang sama terhadap orang lain antara lain: berbicara dengan sopan, membantu teman tanpa membeda-bedakan, dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; 2 Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Dalam memberikan pelayanan kepada anak berkebutuhan khusus tingkah laku yang dapat dilihat yaitu: tidak mengejek, tidak menjauhi atau memusuhi, dan memberikan kesempatan yang sama dalam segala hal kepada anak berkebutuhan khusus; 3 Bekerja dalam kelompok yang sama. 11 Sikap dalam bekerja dalam kelompok yang dapat diamati yaitu: tidak memilih- milih teman, ikut berpartisipasi dalam kelompok, menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan pengertiaan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang ada dalam siswa bukan menjadi suatu halangan dalam melakukan pembelajaran. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika para siswa dapat menghargai perbedaan dengan memberikan pelayanan kepada semua siswa dengan baik dan tanpa membeda-bedakan. Selain itu siswa juga harus bisa bekerja bersama dalam kelompok agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

2.1.1.3 Modul Pembelajaran

Living Values Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Prastowo 2011: 106 Sedangkan Munadi 2010: 99 berpendapat modul adalah bahan belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain, yang di dalamnya terdapat tujuan, bahan dan kegiatan belajar, serta evaluasi”. Dari pendapat kedua ahli di atas, modul pembelajaran dapat diartikan sebagai bahan ajar yang berisi tujuan, bahan dan kegiatan belajar, yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan yang minimal dari orang lain. Living Valuaes: An Educational Program LVEP adalah program pendidikan nilai –nilai. Program ini menyajikan berbagai aktivitas pengalaman dan metodologi praktis bagi guru atau fasilitator untuk mengembangkan nilai –nilai pribadi dan sosial: Kedamaian, Penghargaan, Cinta, Tanggung jawab, Kebahagiaan, Kerja sama, Kejujuran, Kerendahan hati, Toleransi, Kesederhanaan, dan Persatuan Tillman, 2004: ix. Salah satu nilai yang dikembangkan dalam LVEP adalah nilai toleransi. Pembelajaran di dalam modul LVEP terdapat 18 pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Pelajaran yang ada di modul Living Values dapat digunakan dalam 12 pembelajaran dengan memodifikasi atau mengembangkan aktivitas sesuai dengan kreativitas guru dan sumber-sumber budaya yang ada. Penelitian ini menerapkan 3 pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu: Pelajaran I: Kekurangan Toleransi Pembelajaran pada pelajaran pertama ini lebih menekankan arti dari toleransi itu sendiri dan bagaimana mengaplikasikannya kedalam kehidupan nyata sehari-hari di lingkungannya. Dalam pelajaran ini siswa diajarkan tentang toleransi dengan melihat video yang bercerita tentang globalisasi makanan. Siswa akan melihat video kejadian nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dialami saat di sekolah. Video globalisasi makanan ini bercerita tentang siswa yang membawa bekal makanan berbeda karena pengaruh globalisasi. Dari video tersebut, siswa diajak untuk mengungkapkan pikirannya bagaimana menyikapi perbedaan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian siswa akan mampu memahami arti dari toleransi tersebut. Pelajaran II: Kisah-kisah Nyata Pada pelajaran ini siswa belajar dengan mengamati video globalisasi budaya yang berisi tentang kejadian nyata yang toleransi dan intoleransi kemudian siswa diminta untuk mengungkapkan pikiran mereka tentang video globalisasi budaya yang mereka amati atau pelajari tersebut. Pelajaran III: Belajar dengan Sepatumu Pelajaran ini mengajarkan siswa untuk merasakan bagaimana berpura-pura menjadi orang lain. Para siswa diajak untuk berpasang-pasangan dengan teman yang jarang mereka ajak bermain lalu menentukan siapa yang akan menjadi A dan siapa yang akan B. Setelah terbentuk, maka semua siswa yang menjadi A akan pergi berjalan-jalan selama 10 menit kemudian akan diikuti oleh semua siswa B yang menirukan semua yang dilakukan siswa A mulai dari langkah, jarak, kecepatan, ritme, dan cara mereka berjalan dan bergandengan serta cara berbicara. Setelah 10 menit berlalu A akan berhenti berjalan dan beraktivitas, dan B akan bercerita kepada A apa yang mereka rasakan ketika berpura-pura menjadi A. Kegiatan ini dapat diteruskan dengan bertukar posisi dari siswa A menjadi siswa B dan sebaliknya. 13 Pendidikan nilai pada saat ini sangat dibutuhkan untuk memperbaiki perilaku anak. Dalam pendidikan nilai anak diajarkan tentang nilai-nilai yang harus tertanam pada diri anak. Dengan memahami pendidikan nilai tersebut, maka perilaku anak dapat berubah secara perlahan sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki tentang arti dari nilai-nilai. Modul living Values tepat diterapkan dalam penelitian ini karena dapat memperbaiki perilaku anak. Dalam mengajarkan nilai, pendidik dapat menggunakan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang ada dalam modul sehingga nilai yang akan diajarkan dapat dimengerti oleh anak dan pembelajaran terkesan menarik. Aktivitas yang diberikan sudah dirancang untuk mengembangkan nilai- nilai yang ada dengan mengikutsertakan ketrampilan pribadi, sosial, dan emosional anak.

2.1.1.4 Prestasi belajar