Memberikan Pelayanan yang Sama terhadap Orang Lain

55 siswa yang sudah tuntas KKM dengan nilai diatas 75. Dengan demikian, maka permasalahan prestasi belajar yang ada pada siklus 1 yaitu rendahnya nilai rata- rata kelas dan presentase ketuntasan yang belum memenuhi target dapat teratasi pada siklus 2 ini. Hasil prestasi belajar yang diperoleh rata-rata nilainya lebih memuaskan dan memenuhi target yang ditentukan yaitu tuntas KKM 90. Melihat hasil yang sedemikian rupa maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian tindakan pada siklus 2 ini.

4.4 Pembahasan Data Kualitatif

Dalam bab pembahasan kualitatif ini dipaparkan tentang tiga indikator siswa yang memiliki nilai toleransi menurut Wibowo. Indikator tersebut adalah 1 memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi; 2 memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus; 3 bekerja dalam kelompok yang sama. Selaian ketiga indikator tersebut, peneliti mendapati satu indikator perilaku toleransi siswa yang terlihat berubah yaitu menghargai orang lain yang sedang berbicara. Dengan demikian peneliti menambahkan satu indikator lagi yaitu 4 menghargai orang yang berbicara. Peneliti mengumpulkan data saat pembelajaran berlangsung dari catatan anekdot, wawancara dengan guru serta melihat video untuk dianalisa. Hasil dari analisis data tersebut kemudian dikodekan atau dikelompokkan berdasarkan indikator. Berikut akan dipaparkan hasil pengamatan peneliti secara diskriptif berdasarkan indikator siswa yang memiliki nilai toleransi.

4.4.1 Memberikan Pelayanan yang Sama terhadap Orang Lain

Berdasarkan hasil analisis data peneliti dari wawancara guru dan juga pengamatan video, terlihat sebagian besar siswa belum bisa memberikan pelayanan yang sama terhadap semua orang. Peneliti mengamati saat pembelajaran di kelas didapati ada siswa yang suka mengejek temannya dengan memanggil nama yang bukan nama sebenarnya dan bahkan mengejek dengan mengikutsertakan masalah keluarganya yang sedang berpisah. Selain itu peneliti juga melihat ada siswa berinisial Fir yang memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan yang dia inginkan. Dengan perlakuan yang seperti itu siswa 56 terpicu untuk berkelahi dengan temannya. Dari data yang didapatkan tersebut, peneliti menganalisis bahwa ada beberapa siswa kelas IV SDN Kalongan yang belum terlihat memiliki sikap hormat dalam nilai toleransi salah satunya dengan memberikan pelayanan yang sama terhadap orang lain. Wibowo 2012 dikatakan bahwa salah satu bentuk toleransi adalah harus bisa memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Dengan demikian peneliti akan memberikan tindakan untuk merubah perilaku siswa dalam hal toleransi dengan orang lain. Pada penelitian ini peneliti telah mengumpulkan data dan menganalisis berdasarkan pengamatannya. Hasil yang didapatkan peneliti mengamati siswa berinisial Nab peduli dengan temannya yang berinisial Yul dengan membantu memperbaiki call card. Selaian itu peneliti juga melihat Nab mengajak siswa berinisial Viv berganti tempat duduk karena Viv kedinginan duduk di bawah AC. Tingkah laku yang ditunjukkan Nab sudah dapat menunjukkan perilaku yang memberikan pelayanan kepada orang lain dengan baik. Mereka terlihat sudah mulai belajar memberikan pelayanan kepada orang lain dengan baik melalui kepedulian dengan temannya. Selain itu perilaku yang tampak dari siswa ke guru juga terlihat baik, mereka bisa menghormati guru dengan berbicara dengan sopan dan mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik dan tidak menertawakan guru saat terjadi kekeliruan saat berbicara. Dalam pembelajaran ini juga terlihat siswa berinisial Fir suka mengatur temannya dengan berteriak-teriak. Dari data kuantitatif yang sudah didapatkan, Fir merupakan siswa yang tergolong pandai karena nilainya selalu di atas KKM yiatu 75 dan selalu diurutan paling atas dari semua siswa di kelasnya. Berdasarkan analisis peneliti, Fir merupakan siswa yang keras kepala dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Berdasarkan sifatnya tersebut maka Fir sering membuat siswa yang lain marah karena suka mengatur semaunya sendiri. Selain itu karena Fir merasa bisa dan lebih pandai dari teman- temannya terkadang dia sering mengejek hasil kerja teman atau kelompok yang lainnya. Pada siklus 2 peneliti melihat beberapa siswa yang sudah bisa berbicara sopan dengan guru ketika melihat video. Mereka bertanya dengan menggunakan 57 bahasa yang sopan dan mengacungkan jari terlebih dahulu. Selain itu saat bermain bersama pasangannya siswa-siswa dapat bekerja sama dengan baik. Dalam pembelajaran ini Fir tidak tampak lagi suka mengatur temannya dengan berteriak- teriak. Dia sudah bisa menghormati temannya dengan tidak memaksakan kehendaknya, namun dia masih terlihat usil dengan mengganggu temannya yang sedang serius belajar. Peneliti melihat bahwa Fir sudah berusaha untuk menahan dirinya agar tidak keras kepala. Pada pembelajaran ini terlihat ada sepasang siswa berinisial Ris dan Feb tidak mau dipasangkan dalam kelompok karena menjadi bahan ejekan teman-temannya, mungkin karena siswa merasa malu sehingga mereka menjadi canggung dan tidak semangat. Dengan demikian tampak bahwa siswa belum belajar untuk memberikan pelayanan kepada semua teman dengan baik dan tanpa membeda-bedakan.

4.4.2 Memberikan Pelayanan yang Sama terhadap Anak Berkebutuhan