Pembahasan Data Kuantitatif Gabungan

63 baik. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap indikator yang perilaku toleransi sudah mengalami perubahan yang semakin membaik dalam hal memberikan pelayan yang sama kepada orang lain, memberikan pelayanan yang sama terhadap ABK, mau bekerja sama dalam kelompok dan juga menghargai orang yang sedang berbicara. Dengan demikian penelitian pembelajaran dengan penerapan modul Living Values ini dapat mengatasi persoalan perilaku toleransi siswa.

4.3 Pembahasan Data Kuantitatif

4.3.1 Pembahasan Data Kuantitatif Gabungan

Hasil penelitian dari pra siklus-siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 75. Dari data peningkatan kuantitatif berdasarkan nilai rata-rata gabungan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 4.1 Kenaikan Prestasi Belajar Berdasarkan Nilai Rata-Rata Gabungan Pra Siklus-Siklus 2 Hasil evaluasi pada siklus 1 ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata gabungan dari ketiga aspek siswa meningkat dari nilai pra siklus. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus 1 menunjukkan nilai tertingginya adalah 93,3 dan nilai terendahnya 50,0 dengan data 1 siswa mendapatkan nilai 91-100, 15 siswa mendapatkan 71-90, 3 siswa mendapatkan nilai 51-70, dan 1 siswa mendapatkan nilai 50. Pada pra siklus nilai rata-rata yang didaparkan para siswa adalah 69,88 dan meningkat pada siklus 1 menjadi 79,95 lihat Tabel 4.1 . Peningkatan yang terjadi dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 14,41 79,95- 69,88. Meskipun ada 69.88 79.95 87.33 20 40 60 80 100 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 N il a i Gabungan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 64 peningkatan pada hasil prestasi siswa namun masih kurang optimal karena belum mencapai targer, karena masih ada 4 siswa yang belum tuntas nilai KKM yaitu 75 sehingga ketuntasan klasikalnya baru mencapai 80. Kekurangan tersebut dikarenakan media yang digunakan mengalami gangguan teknis dan menyita banyak waktu sehingga pembelajaran berjalan terlalu cepat dan terlihat tergesa- gesa. Seharusnya guru menyediakan waktu yang cukup untuk siswa lebih memahami isi dari video dan mencoba mengeluarkan pendapatnya. Dari kekurangan tersebut maka peneliti memperbaiki pembelajaran pada siklus 2. Dari perubahan yang dilakukan dalam siklus 2 tidak terlalu berbeda dengan pembelajaran pada siklus 1 yaitu masih menggunakan video globaliasai sebagai sumber belajar namun hanya diganti tema yang dibicarakan. Selain itu dalam pemutaran video juga dapat berjalan secara lancar sehingga siswa dapat lebih memahami dan menghayati isi dari video yang dilihatnya. Hasil evaluasi pada siklus 2 menunjukkan rata-rata nilai tertinggi mencapai 99,1 dan rata-rata nilai terendahnya 61,1 dengan data ada 10 siswa mendapatkan nilai 91-100, 8 siswa mendapatkan 71-90, dan 2 siswa mendapatkan nilai 51-70. Secara umum pembelajaran pada siklus 2 sudah berhasil, hal itu dapat dilihat dari nilai dari rata- rata prestasi belajar siswa yang mencapai 87,33 llihat Tabel 4.1. Selain itu nilai hasil prestasi siswa pada siklus 2 sudah mencapai target karena hanya ada 2 siswa yang tidak tuntas KKM sehingga ketuntasan klasikalnya mnecapai 90. Dari data tersebut diketahui bahwa siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 9,23 II 87,33 –79,95 . Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar yang baik.

4.3.2 Pembahasan Data Kuantitatif Setiap Aspek