Tes Kemampuan Memahami Bacaan

22 pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Proses membaca dimulai dari sensori visual yaitu pengungkapan simbol grafis melalui indra penglihatan. Selanjutnya yaitu tindakan perseptual yakni pengenalan kata dan makna berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Aspek urutan yaitu membaca huruf berurutan mengikuti rangkaian tulisan yang tertulis secara linear. Aspek selanjutnya yaitu pengalaman. Pengamalan yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Aspek penting membaca yaitu berpikir, dibutuhkan kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kreatif untuk dapat memahami bacaan. Kemampuan berpikir dapat dikembangkan melalui aspek pembelajaran dengan bimbingan dari guru ataupun orang lain. Aspek asosiasi yaitu siswa dapat menghubungkan simbol dengan bunyi bahasa dan makna dalam membaca. Aspek yang berkaitan dengan minat, perhatian, motivasi adalah aspek sikap. Proses membaca diakhiri dengan aspek gagasan. Gagasan yang diberikan setiap pembaca berbeda sesuai dengan keberhasilan aspek sebelumnya.

2.1.6 Tes Kemampuan Memahami Bacaan

Kemampuan membaca menjadi prasyarat supaya siswa dapat memahami berbagai literatur mata pelajaran. Tes kemampuan memahami bacaan merupakan bagian dari tes kemampuan membaca. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi atau kemampuan siswa memahami informasi yang terdapat dalam bacaan Nurgiyantoro 2013: 371. Informasi dalam bacaan dapat berupa informasi tersirat maupun tersurat. Pemilihan bahan bacaan disesuaikan dengan beberapa hal. Menurut Nurgiyantoro 2013: 371 ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu tingkat 23 kesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis atau bentuk wacana. Tingkat kesulitan wacana ditentukan oleh tingkat kompleksitas kosakata dan struktur, serta kadar keabstrakan informasi. Informasi yang abstrak akan sulit dipahami siswa. Memilih suatu teks bacaan harus disesuaikan dengan tingkat pekembangan jiwa, minat, kebutuhan atau menarik perhatian siswa. Wacana yang digunakan untuk tes kemampuan memahami bacaan sebaiknya tidak terlalu panjang. Nurgiyantoro 2013: 373 menyatakan, “Beberapa wacana pendek lebih baik daripada sebuah wacana panjang. Wacana atau bacaan pendek yaitu teks dengan satu atau dua paragraf yang terdiri dari 50 sampai 100 kata”. Beberapa bacaan pendek, dapat dibuat beberapa soal sesuai bacaan yang digunakan. Jenis wacana atau bacaan antara lain yaitu prosa nonfiksi, dialog, teks kesastraan, tabel, diagram, iklan, dan lain-lain. Bloom 1956 dalam Poerwanti, dkk. 2009: 1.23-24 menyebutkan ranah kognitif dalam tes. Ranah tersebut meliputi enam jenjang yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Jenjang pengetahuan yaitu siswa mampu mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah. Jenjang pemahaman yakni siswa mampu memahamimengerti apa yang dipelajari. Pada jenjang pemahaman, siswa dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkan dengan hal lain. Jenjang selanjutnya adalah penerapan. Jenjang penerapan yakni siswa mampu menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode serta teori-teori dalam situasi baru atau konkret. Jenjang analisis yaitu siswa mampu menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu dalam unsur- unsur atau komponen pembentuknya. Jenjang sintesis yakni siswa mampu menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. 24 Jenjang terakhir yaitu evaluasi, yakni siswa mampu menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Jenjang kognitif yang digunakan pada tes kemampuan siswa dalam memahami bacaan disesuaikan dengan karakteristik siswa. Tes kemampuan memahami bacaan menggunakan teks bacaan yang harus dipahami siswa. Teks bacaan menggunakan kriteria tingkat kesulitan bacaan yang sesuai dengan kemampuan dan perkembangan siswa sekolah dasar. Teks yang digunakan bukan teks yang sangat panjang dan menggunakan jenis teks yang sesuai. Jenis teks yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis teks yang ada pada kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 kelas IV. Ranah kognitif yang akan digunakan yaitu pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.

2.1.7 Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Memahami Bacaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemanfaatan Taman Bacaan Terhadap Peningkatan Minat Baca di Rumah Baca Lontung Samosir

15 154 103

ANALISIS PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SEKOLAH DASAR SEKBIN III KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

5 53 360

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI Pengaruh Minat Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 01 Wonolopo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 11

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI Pengaruh Minat Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 01 Wonolopo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 16

MINAT BACA, KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN, DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KARANGTURI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

0 0 10

Hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Gantang 1 Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

0 1 81

Minat Siswa Kelas IV, V, VI Terhadap Mata Pelajaran PENJASORKES di SD Negeri Dumeling 02 Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2009/2010.

0 0 12

(ABSTRAK) PENGARUH KETERLIBATAN ORANG TUA DAN KEMAMPUAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 BOJONG PEKALONGAN.

0 0 2

PENGARUH KETERLIBATAN ORANG TUA DAN KEMAMPUAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 BOJONG PEKALONGAN.

0 0 115

Pengaruh Minat Baca terhadap Kemampuan Memahami Bacaan Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 102