dan penyedia jasa angkutan. Di lain sisi evaluasi kinerja angkutan umum jarang dilakukan oleh instansi yang berwenang.
1.2.2 Batasan Masalah
Dalam penulisan tesis ini ini kinerja angkutan umum akan dibatasi hanya pada angkutan jenis mobil penumpang umum MPU khususnya pada trayek 64, variabel-
variabel yang akan dievaluasi adalah hanya pada variabel utama, setelah melakukan review terhadap beberapa teori-teori sebelumnya maupun standar yang berlaku di luar
negeri. Untuk variabel khusus seperti kenyamanan, keamanan tidak akan dibahas mengingat penilaiannya sangat subyektif untuk masing-masing individu.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini ialah: 1. Mengetahui variabel apa saja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
angkutan umum. 2. Dari variabel yang didapat akan digunakan untuk menilai unjuk kerja angkutan
umum jenis mobil penumpang MPU pada KPUM trayek 64, yang meliputi penempatan rute yang dilalui dan hubungannya dengan tata guna lahan, waktu
tempuh Travel Time dan Round Trip Time pada saat peak dan off peak, waktu tundaan jumlah penumpang pada saat peak dan off peak, jumlah kendaraan
operasi pada saat peak dan off peak, load factor dinamis dan load factor statis dan tingkat perpindahan moda. Dari unjuk kerja maka akan diketahui kebutuhan
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
angkutan aktual pada saat peak maupun off peak sehingga operator dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian mengenai evaluasi kinerja angkutan umum ini diharapkan akan bermanfaat, baik untuk bidang akademis maupun manfaat bagi
pemerintah. Penelitian ini merupakan suatu bagian dari proses penilaian kinerja angkutan umum sehingga diharapkan kondisi pelayanan angkutan umum yang
sekarang dapat diperbaiki dan ditingkatkan pelayanannya.
1.5 Batasan Pengertian
Pada dasarnya difinisi ataupun istilah-istilah yang tercantum dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang tertuang dan tercantum dalam peraturan-peraturan yang
ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Pemukiman dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum. 1.
Pergerakan adalah perpindahan orangbarang dari satu tempat ketempat lain. 2.
Trayek atau rute adalah lintasan angkutan umum yang dilakukan dalam jaringan trayek secara tetap dan teratur dengan jadwal tetap atau tidak berjadwal untuk
pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
3. Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam wilayah
kota dengan menggunakan mobil bus umum danatau mobil penumpang umum MPU yang terikat dalam trayek tetap dan teratur.
4. Pergerakan komuter adalah pergerakan ulang alik yang dilakukan penduduk
masyarakat dalam melakukan kegiatannya, yaitu pergerakan dari dan atau ke rumah atau ke tempat kerja.
5. Kendaraan umum adalah kendaraan yang disediakan untuk digunakan oleh
umum dengan dipungut bayaran. 6.
Mobil Penumpang Umum MPU adalah setiap kendaraan umum yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 delapan tempat duduk, tidak termasuk
tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
7. Mobil Bus Umum adalah setiap kendaraan umum yang dilengkapi lebih dari 8
delapan tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan atupun tanpa perlengkapan pangangkutan bagasi.
8. Armada adalah aset berupa kendaraan mobil bus atau mobil penumpang umum
yang dipertanggungjawabkan perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna maupun dalam reparasi.
9. Jumlah armada operasi adalah banyaknya kendaraan penumpang umum dalam
tiap trayek selama waktu pelayanan. 10. Frekwensi pelayanan adalah banyaknya kendaraan penumpang umum persatuan
waktu, yang besarnya dinyatakan dalam kendaraanjam atau kendaraanhari.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
11. Faktor muat load facktor adalah jumlah penumpang yang diangkut dibandingkan dengan kapasitas tempat duduk yang disediakan pada suatu
kendaraan. 12. Faktor muat dinamis adalah fluktuasi perbandingan jumlah penumpang yang
diangkut dengan kapasitas tempat duduk tersedia yang dihitung secara terus menerus dari awal perjalanan hingga akhir perjalanan. Pencatatan faktor muat
dinamis dilakukan di dalam kendaraan. 13. Faktor muat statis adalah perbandingan jumlah penumpang yang diangkut
dengan kapasitas tempat duduk tersedia yang dihitung secara tidak menerus atau hanya pada tempat tertentu di mana kendaraan melintas dan dilakukan di luar
kendaraan.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Angkutan Umum, Mobil Penumpang Umum dan Trayek
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1922 tentang Angkutan Jalan yang dituangkan pada Bab I Ketentuan Umum mendefinisikan Kendaraan Umum adalah
setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut biaya.
PP No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan pada Bab I Ketentuan Umum mendefinisikan:
1. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak banyaknya 8 delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi,
baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 2. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
Teori Atmodirono 1974, mengemukakan kegiatan manusia yang berbagai macam menyebabkan mereka perlu saling berhubungan. Untuk itu diperlukan alat
penghubung, salah satu diantaranya dan yang paling tua umurnya adalah angkutan. Jadi perangkutan adalah bukan tujuan akhir melainkan sekedar alat untuk melawan
jarak.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008