4.3 Tata Guna Lahan
Intensitas penggunaan lahan di pusat kota jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di pinggiran kota. Luas wilayah Kota Medan 26,51 Ha terdiri dari
52,3 wilayah terbangun atau seluas 138,60 Km2 dan 47,7 lagi dipergunakan sebagai lahan pertanian dan lahan kosong Badan Pertanahan Nasional, 1998. Jenis
dan luas penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan No Jenis
Luas Ha
1 2
3 4
5 Perumahan
Perusahaan Industri
Jasa Pertanian
18.026.80 159.06
79.53 159.56
450.67 68
6 3
6 7
Jumlah 26.510.00 100
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Medan, 2007
4.4 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
4.4.1 Sarana
4.4.1.1 Kendaraan Bermotor
Jumlah kendaraan bermotor dan pertumbuhannya adalah sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut:
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.6. Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan
No Tahun Pnp
Truck Bus Motor
Jumlah
1 2002 128.882 93.989
11.424 558.236 792.531 2 2003 138.179
99.464 11.815 657.460 906.918
3 2004 149.302 104.776
12.108 756.569 1.022.755
4 2005 164.314 112.001
12.406 883.406 1.172.128
5 2006 175.198 116.184
12.619 985.745 1.289.746
Sumber: Satlantas Poltabes MS, Ditlantas Poldasu, 2007
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah kendaraan bermotor mobil penumpang rata-rata per tahun sebesar 6,51 lebih tinggi daripada
pertumbuhan angkutan bus rata-rata per tahun sebesar 3,91 dan juga pertumbuhan mobil barang sebesar 5,29. Tetapi pertumbuhan tertinggi terjadi pada sepeda
motor yang mencapai 20,92. Secara keseluruhan didapat pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9,16 per tahun.
4.4.1.2 Angkutan Umum
Angkutan umum yang memberikan pelayanan dalam trayek tetap dan teratur di Kota Medan terdiri dari jenis mobil penumpang umum, bus kecil, bus sedang dan
bus besar dengan perincian sebagaimana yang tertera pada tabel berikut:
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.7. Jenis Angkutan Umum di Kota Medan
Jumlah Trayek Jumlah Armada
Jenis Plafon
Realisasi Plafon Realisasi
146 98 67,12
8789 5283 60,10
MPU 60,08
60,87 63,34 65,90
83 55 66,26
4593 2517
54,80 Bus Kecil
34.16 34,16 33,10
31,40 6 5
83,3 290
155 53,44
Bus Sedang 2,47
3,11 2,09 1,93
8 3 37,5
204 62 30,4
Bus Besar 3,29
1,86 1,47 0,77
Jumlah 243 161 66,25 13876 8017 58,0
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan, 2005
Jaringan trayek dan detail data untuk masing-masing perusahaan yang beroperasi di Kota Medan dapat dilihat pada di bawah ini.
Tabel 4.8. Angkutan Umum dalam Trayek Tetap dan Teratur di Kota Medan
Jumlah Trayek Jumlah Armada
No Nama
Perusahaan Jenis
Armada Plafon Realisasi
Plafon Realisasi
1 KPUM MPU
93 67
72,04 5646 3434 60,82 2 PT.
U. Morina
MPU 21
9 42,86 1120 546 48,75
3 PT. Rahayu. MC
MPU 13
11 84,62
1040 728
70.00 4
CV. Wampu Mini MPU
7 4
57,14 533
306 57,41
5 Fa. Mekar
Jaya MPU
4 2
50,00 100 65 65,0
6 PU. Gajah Mada
MPU 8
5 62,50
350 204
58,28 7
PT. Rahayu. MC B. Kecil
10 10
100,00 865
705 81,5
8 CV. Mitra
B. Kecil 11
5 45,45
600 249
41,50 9
PT. Mars B. Kecil
20 12
60,00 1025
471 45.95
10 CV. Medan Bus
B. Kecil 13
6 46,15
785 358
45,60 11 CV.
Hikma B.
Kecil 3
2 66,67 200 135
67,5 12
PT. Nasional MT B. Kecil
10 6
60,00 505
275 54,45
13 PT. Povri
B. Kecil 5
4 80,00
193 104
53,89 14
CV. Desa Maju B. Kecil
11 10
90,91 420
220 52,38
15 KPUM MRX
B. Sedang 6
5 83,33
290 155
53,44 16 Damri
B. Besar
5 3
60,00 90 62 68.9
17 Setia B.
Besar 1
0,00 38
0.0 18 Budi
B. Besar
1 0,00
38 0.0
19 Pelita B.
Besar 1
0,00 38
0.0 Jumlah 243
161 66,26
13876 8017
58,0 Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota Medan, 2005
Kebijaksanaan angkutan umum di Kota Medan adalah:
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
1. Mengatur kembali sistem angkutan umum yang telah beroperasi dengan melihat faktor-faktor sistem jaringan jalan yang ada, faktor efisiensi dan dampak yang
ditimbulkan seperti kemacetan, kerusakan jalan dan lain-lain. 2. Menetapkan peraturan-perturan yang berkaitan dengan sistem angkutan umum
agar perkembangannya dapat lebih terkendali dan dapat melayani penduduk secara efisien serta terjangkau oleh masyarakat.
3. Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung sistem angkutan umum seperti tempat pemberhentian, shelter dan terminal.
4. Memisahkan fungsi terminal yang bersifat lokal dengan regional agar terjamin pelayanan angkutan umum yang optimal.
5. Meningkatkan pelayanan angkutan dalam rangka menarik minat masyarakat untuk lebih menggunakan angkutan umum.
6. Mengembangkan jenis angkutan umum yang lebih sesuai dengan karakteristik jaringan jalan kota.
4.4.2 Prasarana