5.2 Jenis Perjalanan
Seperti telah dijelaskan pada Bab 2 sebelumnya, sebab terjadinya pergerakan menurut Tamin 1997 dapat dikelompokkan berdasarkan maksud perjalanan yang
terdiri dari aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, rekreasi dan hiburan, kebudayaan. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada penumpang diketahui bahwa
jenis perjalanan bervariasi menurut pola waktunya peak pagi, off peak dan peak sore, di mana pada peak pagi perjalanan yang bersifat pendidikan selalu
mendominasi, tetapi pada off peak dominasi perjalanan yang bersifat pendidikan akan sedikit turun sedangkan pada saat peak sore dominasi perjalanan adalah aktivitas
yang berkaitan dengan sosial. Jenis perjalanan selama 12 jam 06.00 WIB sd 18.00 WIB operasi Angkutan
KPUM rute 64 adalah sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini
18
20 49
7 6
Bekerja Sosial
Pendidikan Hiburan
Kebudayaan
Gambar 5.3. Prosentase Jenis Perjalanan pada KPUM Rute 64
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Terlihat bahwa dominasi perjalanan pengguna angkutan rute KPUM 64 adalah aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan 49 , baru kemudian diikuti oleh
aktivitas yang bersifat sosial 20 dan aktivitas bekerja 18 .
5.3 Kinerja Angkutan Umum
Angkutan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat pengguna jasa angkutan. Untuk itu beberapa kriteria umum dalam
penilaian unjuk kerja angkutan umum perlu dilakukan untuk mengetahui apakah operasional angkutan umum yang ada telah memenuhi standar atau rekomendasi yang
ada. Bruton 1975, pemilihan moda angkutan di daerah perkotaan bukanlah proses
acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan, kesenangan, biaya, keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota, serta usia, komposisi
dan status sosial ekonomi pelaku perjalanan, semua faktor ini dapat berdiri sendiri atau saling bergabung. Beberapa faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan cenderung
diabaikan dalam analisis pemilihan moda, dengan pengertian pengaruhnya kecil atau dapat diwakili oleh beberapa peubah lain yang yang dapat dikuantifikasikan, di lain
sisi Bruton juga mengemukakan derajat layanankinerja yang ditawarkan oleh berbagai moda angkutan adalah faktor yang patut diperhitungkan pengaruhnya pada
pencaran atau pilihan moda angkutan. Di lain pihak, waktu perjalanan dan banyaknya uang yang dibelanjakan untuk angkutan umum maupun pribadi juga berpengaruh
pada pilihan moda angkutan.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Begitu juga standar pelayanan angkutan umum yang telah direkomendasikan oleh World Bank yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi penilaian
antara lain, frekwensi, waktu tunggu, tingkat perpidahan dan waktu perjalanan, sedangkan rekomendasi Transportation Research Board, USA memiliki kriteria
tambahan yang meliputi ukuran tempat duduk untuk masing-masing tingkat pelayanan
Dari teori yang telah diungkapkan Tamin, Abler, et.al, Bruton, Pignataro dan standar yang berlaku di beberapa negara Inggris dan Amerika, serta standar
yang direkomendasikan oleh World Bank. Pada dasarnya semuanya saling melengkapi, dengan demikian dalam evaluasi ini maka dapat disimpulkan bahwa
secara umum semua menyatakan bahwa faktor jarak, waktu, biaya adalah faktor yang paling utama, sedangkan tingkat ketersedian, pergantian moda, lama perjalanan,
waktu menunggu, kecepatan kendaraan dan jarak mencapai pemberhentian adalah faktor yang diperhitungkan kemudian. Sedangkan untuk persayaratan khusus karena
bersifat sangat subyektif keamanan, kenyamanan cenderung untuk diabaikan.
5.3.1 Waktu Tempuh Tiap Ruas
Waktu tempuh adalah faktor yang paling utama dalam penilaian kinerja angkutan umum, pengguna jasa akan memilih angkutan umum yang memiliki waktu
tempuh terkecil dengan jarak sependek mungkin dalam mencapai tujuan. Apalagi bagi pengguna jasa yang tidak memiliki pilihan dalam melakukan perjalanannya
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
captive ridder. Dari hasil survei yang dilakukan di atas kendaraan diketahui waktu tempuh angkutan umum KPUM rute 64 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2. Waktu Tempuh Rata-rata Tiap Ruas Angkutan KPUM Rute 64
Rata-rata Tempuh menit
eluar Ruas Jalan yang Dilalui KPUM
Rute 64 P
anjang KM
P eak Pagi
O f Peak
eak Sore
Terminal Terpadu Amplas - Jl. Panglima Denai
0. 1
1 1 Jl. Panglima Denai - Jl.
Sisingamangaraja Raja 0.
2 2
1 5 9
Jl. Sisingamangaraja Raja - Jl. Juanda 6.
16 1
5 1
0 3 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda
0. 94
1 3
1 0 2
Jl. Pemuda - Jl. Ahmad Yani 0.
86 5
3 Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo
0. 6
5 3
Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol 0.
26 5 1
Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Dien 1.
06 3
2 Jl. Cut Nyak Dien - Jl. Diponegoro
0. 5
4 2
Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin 0.
56 7
6
1 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada
2. 28
8 5
2 Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim
0. 4
3 2
3 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto
4. 34
7 5
Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris 1
1 1
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
4 4 2
5 Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu
Pinang Baris 0.
1 1 1
Total 1
9.36 1
11 7
6 6
Rata-rata Tempuh menit
M asuk
Ruas Jalan yang Dilalui KPUM Rute 64
P anjang
KM P
eak Pagi f Peak
P eak Sore
1 Terminal Terpadu Pinang. Baris - Jl.
Pinang Baris 0.
1 1 1
2 Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto
1 1
5 8 1
4 3
Jl. Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim
4. 34
6 7
4 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gajah Mada
0. 4
3 4
5 Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk
1. 4
1 1
6 Jl. Hayam Wuruk - Jl. Mataram
0. 38
2 3
7 Jl. Mataram - Jl. P. Nyak Makam
0. 62
2 4
1 Jl. Monginsidi - Jl. Juanda
1. 38
5 7
1 1
Jl. Juanda - Jl. Sisingamangaraja 2. 08
1 2 0
1 4
1 2
Jl. Sisingamangaraja - Jl. Pangeran Denai
6. 1
2 2 0
2 5
1 3
Jl. Pangeran Denai - Terminal Terpadu Amplas
0. 4
2 1 Total
1 9.18
8 8 0
9 7
Sumber: Data penelitian lapangan, 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Waktu Tempuh Rata-Rata Arah Terminal Amplas - Terminal P. Baris
5 10
15 20
25
T e
rm in
a l
T e
rp a
d u
J l.
Si s
in g
a m
a n
g a
ra ja
J l.
P e
m u
d a
- J
l.
J l.
S u
to y
o -
J l.
I m
a m
J l.
C u
t N
y a
k D
ie n
-
J l.
Z a
in u
l A
ri fi
n -
J l.
J l.
K H
.W .
H a
s y
im -
J l.
Pi n
a n
g Ba
ri s
- M
e n
it Peak P
Of Peak Peak S
Waktu tempuh Rata-Rata Arah Terminal P. Baris-Terminal Amplas
5 10
15 20
25 30
T e
rm in
a l
te rp
a d
u P
in a
n g
.
J l.
G a
to t
S u
b ro
to
- J
l. K
H .
W .
J l.
G a
ja h
M a
d a
-
Jl .
H a
ya m
J l.
M a
ta ra
m -
J l.
P N
y a
k M
a k
a m
J l.
P a
ti m
u ra
- J
l.
M o
n g
in s
id i
J l.
J u
a n
d a
- J
l.
S is
in g
a m
a n
g a
ra
J l.
P a
n g
e ra
n
D e
n a
i -
T e
rm in
a l
M e
n it
Peak P Of Pea
Peak S
Gambar 5.4. Waktu Tempuh Rata-Rata per Ruas Tiap Arah
5.3.2 Kecepatan Tiap Ruas
Kecepatan adalah faktor penentu dalam penilaian kinerja angkutan umum, kecepatan adalah fungsi dari jarak dibagi dengan waktu tempuh, guna memberikan
gambaran secara lebih detil maka kecepatan dihitung berdasarkan pada jarak tiap ruas
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
pada jaringan jalan yang dilalui, hal ini untuk mengetahui tingkat tundaan yang terjadi setiap simpangnya.
Dari hasil survai di atas, kendaraan diketahui kecepatan tiap ruas pada angkutan KPUM rute 64 untuk rute berangkatkeluar dan pulangmasuk adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.3. Kecepatan Rata-rata Angkutan KPUM Rute 64 Tiap Ruas Jalan
Kecepatan kmjam Keluar
Ruas Jalan yang Dilalui KPUM Rute 64 Panjang
KM Peak
Pagi Of
Peak Peak
Sore
1 Terminal Terpadu Amplas - Jl. Panglima Denai
0.1 6.0
6.0 6.0
2 Jl. Panglima Denai - Jl. Sisingamangaraja
0.2 0.6
0.8 0.6
3 Jl. Sisingamangaraja Raja - Jl. Juanda
6.16 24.6
37.0 28.4
4 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda
0.94 4.3
5.6 4.7
5 Jl. Pemuda - Jl. Ahmad Yani
0.86 10.3
17.2 12.9
6 Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo
0.6 7.2
12.0 7.2
7 Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol
0.26 3.1
15.6 5.2
8 Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Dien
1.06 15.9
21.2 21.2
9 Jl. Cut Nyak Dien - Jl. Diponegoro
0.5 7.5
15.0 10.0
10 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin
0.56 4.8
5.6 5.6
11 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada
2.28 17.1
27.4 27.4
12 Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim
0.4 8.0
12.0 8.0
13 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto
4.34 37.2
52.1 43.4
14 Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris
1 4.3
6.0 5.0
15 Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris
0.1 6.0
6.0 6.0
Total 19.36
Rata-rata 10.47
16.0 12.8
Kecepatan kmjam Masuk
Ruas Jalan yang Dilalui KPUM Rute 64 Panjang
KM Peak
Pagi Of
Peak Peak
Sore
1 Terminal terpadu Pinang Baris - Jl. Pinang Baris
0.1 6.0
6.0 6.0
2 Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto
1 4.0
3.3 4.3
3 Jl.Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim
4.34 43.4
43.4 37.2
4 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gajah Mada
0.4 8.0
12.0 6.0
5 Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk
1.4 8.4
10.5 8.4
6 Jl. Hayam Wuruk- Jl. Mataram
0.38 11.4
11.4 7.6
7 Jl. Mataram - Jl. P. Nyak Makam
0.62 18.6
12.4 9.3
8 Jl. P. Nyak Makam - Jl. Patimura
0.1 3.0
6.0 2.0
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 5.3.
9 Jl. Patimura - Jl. Monginsidi
0.88 8.8
13.2 13.2
10 Jl. Monginsidi - Jl. Juanda
1.38 16.6
20.7 11.8
11 Jl. Juanda - Jl. Sisingamangaraja
2.08 10.4
12.5 8.9
12 Jl. Sisingamaraja - Jl. Pangeran Denai
6.1 16.6
18.3 14.6
13 Jl. Pangeran Denai - Terminal Terpadu Amplas
0.4 12.0
24.0 24.0
Total 19.18
Rata-rata 12.9
14.90 11.80
Sumber: Olah data lapangan, 2008
Kecepatan Tiap Ruas Arah Terminal Amplas-Terminal P. Baris
- 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0
T e
rm in
a l
Jl .
Jl .
P e
m u
d a
- J
l.
J l.
S u
to y
o -
J l.
J l.
C u
t N
y a
k
Jl .
Z a
in u
l A
ri fi
n -
Jl .
K H
.W .
J l.
P in
a n
g B
a ri
s K
m ja
m Peak Pa
Of Peak Peak So
Kecepatan Tiap Ruas Arah Terminal P. Baris-Terminal Amplas
- 5.0
10.0 15.0
20.0 25.0
30.0 35.0
40.0 45.0
50.0
T e
rm in
a l
te rp
a d
u
P in
a n
g .
B a
ri s
-
J l.
G a
to t
S u
b ro
to -
J l.
K H
. W
.
J l.
G a
ja h
M a
d a
-
Jl .
H a
ya m
W u
ru k
J l.
M a
ta ra
m -
J l.
P
N y
a k
M a
k a
m
J l.
P a
ti m
u ra
- J
l.
M o
n g
in s
id i
J l.
J u
a n
d a
- J
l.
S is
in g
a m
a n
g a
ra ja
J l.
P a
n g
e ra
n
D e
n a
i -
T e
rm in
a l
K m
j a
m Peak Pa
Of Peak Peak So
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 5.5. Kecepatan Tiap Ruas Tiap Arah 5.3.3
Waktu Tundaan
Waktu tundaan adalah waktu yang mengakibatkan perjalanan angkutan umum tertunda sebagai akibat lalu lintas, naik turun penumpang maupun tundaan yang
diakibatkan persimpangan sebagai akibat adanya lampu merahtraffic light. Pada penelitian ini waktu tundaan naik turun penumpang dan tundaan lalu
lintas tidak dilakukan pencatatan, hal ini dikarenakan pada saat pengukuran waktu tempuh tiap ruas sudah termasuk di dalamnya adanya waktu naik turun penumpang
dan waktu tundaan lalu lintas. Tetapi khusus untuk waktu tundaan pada persimpangan sebagai akibat adanya traffic light dilakukan pencatatan, hal ini sebagai akibat
antrian yang menyita waktu cukup tinggi. Secara terinci jumlah waktu tundaan pada masing-masing simpang pada tiap ruas jalan yang dilalui angkutan KPUM rute 64
sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4. Rata-rata Tundaan di Persimpangan Pada Angkutan KPUM Rute 64
Rata-rata waktu tundaan detik Keluar Persimpangan
Peak Pagi Of Peak
Peak Sore
1 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Panglima Denai
65 53
57 2
Jl. Sisingamangaraja - Jl. AH. Nasution 20
15 19
3 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Al Falah
15 10
13 4 Jl.
Sisingamangaraja - Jl. Pelangi
53 45
50 5
Jl. Sisingamangaraja - Jl. HM. Joni 12
8 10
6 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Juanda
10 3
7 7
Jl. Juanda - Jl. Brigjen Katamso 67
50 55
8 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Masjid
7 4
5 9
Jl. Brigjen Katamso - Jl. Letjen Suprapto 55
37 50
10 Jl. Pemuda - Jl. MT. Haryono
33 21
27 11
Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol 15
8 13
12 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin
20 12
21 13
Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada 30
20 25
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
14 Jl. Gatot Subroto - Jl. Darussalam
14 10
12 15
Jl. Gatot Subroto - Jl. Sei Sikambing 73
55 75
16 Jl. Gatot Subroto - Jl. Asrama
55 47
48 17
Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris 61
34 55
Total 605
432 542
Rata-rata Waktu Tundaan detik Masuk Persimpangan
Peak Pagi Of Peak
Peak Sore
1 Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris
82 36
75 2
Jl. Gatot Subroto - Jl. Asrama 43
21 52
3 Jl. Gatot Subroto - Jl. Sei Sikambing
75 50
77 4
Jl. Gatot Subroto - Jl. Darussalam 16
8 13
5 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada
7 4
12 6
Jl. Gajah Mada - Jl. Iskandar Muda 30
25 35
7 Jl. Nyak Makam - Jl. Patimura
15 10
25 8
Jl. Patimura - Jl. Monginsidi 17
12 22
9 Jl. Monginsidi - Jl. Masdulhak
15 10
32 10
Jl. Monginsidi - Jl. Imam Bonjol 82
76 89
11 Jl. Juanda - Jl. Brigjen Katamso
65 38
72 12 Jl.
Sisingamangaraja - Jl. Pelangi
50 42
55 13
Jl. Sisingamangaraja - Jl. Al Falah 14
12 16
14 Jl. Sisingamangaraja - Jl. AH. Nasution
17 15
20 15
Jl. Sisingamangaraja - Jl. Panglima Denai Total
594 411
667
Sumber: Data penelitian lapangan, 2008
Waktu Tundaan Tiap Ruas Arah Terminal Amplas-Terminal P. Baris
10 20
30 40
50 60
70 80
J l.
S is
in g
a ma
n g
a
J l.
S is
in g
a ma
n g
a
J l.
S is
in g
a ma
n g
a J
l. J
u a
n d
a -
J l.
B ri
g je
n J
l. S
u to
y o
-
J l.
Z a
in u
l A
ri fi
n -
Jl .G
a to
t Jl
.G a
to t
D e
ti k
Peak Pagi Of Peak
Peak Sore
Lanjutan Tabel 5.4.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Waktu Tundaan Tiap Ruas Arah Terminal P.Baris-Terminal Amplas
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
J l.
G a
to t
S u
b ro
to -
J l.
G a
to t
S u
b ro
to -
J l.
Z a
in u
l A
ri fi
n -
J l.
N ya
k M
a k
a m
-
J l.
M o
n g
in s
id i-
J l.
J u
a n
d a
-
J l.
S is
in g
a m
a n
g a
r
J l.
S is
in g
a m
a n
g a
r
J l.
S is
in g
a m
a n
g a
r D
e ti
k Peak Pagi
Of Peak Peak Sore
Gambar 5.6. Tundaan Tiap Ruas Tiap Arah
5.3.4 Jarak Mencapai Pemberhentian
Dari hasil wawancara dengan penumpang diketahui jumlah rata rata menuju ke pemberhentian adalah sejauh 89 m, hal ini tentunya masih jauh di bawah nilai
yang telah direkomendasikan oleh World Bank atau dengan artian rute KPUM trayek 64 telah memberikan kemudahan bagi para penumpang.
Dari 100 penumpang yang diwawancarai 38 menyatakan melakukan perjalanan sejauh 100 m untuk mencapai tujuan, 33 menyatakan melakukan
perjalanan sejauh 50 m untuk mencapai tujuan, secara terinci jumlah penumpang dan jarak yang ditempuh ke tempat pemberhentian adalah sebagaimana terlihat pada
diagram di bawah.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
38
33 11
15 3
100 M 50 M
200 M 25 M
300 M
Gambar 5.7. Jumlah Penumpang Menuju Tempat Pemberhentian
Jarak terjauh dalam mencapai tempat pemberhentian adalah sejauh 300 m sedangkan jarak terendahnya adalah sejauh 25 m.
5.4 Load Faktor
5.4.1 Load Faktor Statis
Dalam penelitian ini load factor atau faktor muat statis ditujukan untuk menghitung kedatangan kendaraan tiap selang waktu head way, sehingga
diharapkan dapat diketahui frekwensi kendaraan tiap periode waktunya, baik pada waktu sibuk pagi dan sore maupun pada waktu off peak. Faktor muat tiap periode
waktu angkutan KPUM rute 64 adalah sebagai berikut.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Amplas-P.Baris
21
21 22
Peak Pagi Off peak
Peak Sore
Amplas-P.Baris
21
21 22
Peak Pagi Off peak
Peak Sore
Gambar 5.8. Prosentase Penumpang Masing-masing Arah Tiap Periode Waktu
Sedangkan head way atau jarak antara tiap kendaraan pada periode waktu sibuk pagi, sore dan waktu tidak sibuk angkutan KPUM rute 64 adalah sebagaimana
pada gambar berikut:
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
3.4 4.1
3.1 3.6
3.4 4.5
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0 3.5
4.0 4.5
Peak Pagi Off peak
Peak Sore Amplas-P.Baris
P.Baris-Amplas
Gambar 5.9. Jarak Antara Kendaraan Head Way Tiap Periode Waktu
Dari tabel diatas terlihat bahwa jarak antara kendaraan untuk rute Terminal Terpadu Amplas-Terminal Terpadu Pinang Baris masing-masing adalah 3,4 menit
untuk waktu sibuk pagi, 3,1 menit untuk off peak dan 3,4 menit untuk waktu sibuk sore, sedangkan untuk rute sebaliknya Terminal Terpadu Pinang Baris - Terminal
Terpadu Amplas adalah 4,1 menit untuk waktu sibuk pagi, 3,5 menit off peak dan 4,5 menit untuk waktu sibuk sore.
5.4.2 Load Faktor Dinamis
Pada load factor dinamis penghitungan dilakukan secara dinamis, artinya pencatatan dilakukan sepanjang awal perjalanan sampai dengan ahkir perjalanan,
pencatatan dilakukan tiap ruas jalan yang dilalui oleh angkutan KPUM rute 64
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
sehingga akan diketahui jumlah permintaan per ruas jalan, dan di mana saja banyak terdapat naik dan turun penumpang.
Prosentase jumlah penumpang pada tiga rentang waktu masing-masing arah adalah sebagai berikut:
Amplas-P. Baris
38
29 33
Peak Pagi Off Peak
Peak Sore
P.Baris-Amplas
35
29 36
Peak Pagi Of f Peak
Peak Sore
Gambar 5.10. Prosentase Penumpang Tiap Periode Waktu
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Dari hasil survai load factor dinamis diketahui bahwa pada rute keluar masuk, ruas jalan yang paling banyak terjadi penumpang naik dan turun pada adalah
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 5.5. Jumlah Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Jalan
Keluar Penumpang
No Ruas Jalan
Naik Turun
1 Terminal Terpadu Amplas - Jl. Panglima Denai
652 163
2 Jl. Panglima Denai - Jl. Sisingamangaraja
1,630 652
3 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Juanda
1,141 1,141
4 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda Sp. Palang Merah
815 489
5 Jl. Pemuda - Jl. Ahmad Yani
1,304 652
6 Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo
815 978
7 Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol
978 978
8 Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Dien
489 489
9 Jl. Cut Nyak Dien - Jl. Diponegoro
1,141 815
10 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin
1,630 1,956
11 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada
1,467 1,304
12 Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim
978 1,141
13 Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto
815 652
14 Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris
978 978
15 Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris
489 815
Jumlah 15,322
13,203
Masuk Penumpang
No Ruas Jalan
Naik Turun
1 Terminal terpadu Pinang Baris - Jl. Pinang Baris
815 -
2 Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto
1,630 489
3 Jl.Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim
978 978
4 Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gajah Mada
815 815
5 Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk
1,630 1,630
6 Jl. Hayam Wuruk - Jl. Mataram
815 978
7 Jl. Mataram - Jl. P. Nyak Makam
815 978
8 Jl. P. Nyak Makam - Jl. Patimura
652 489
9 Jl. Patimura - Jl. Monginsidi
815 978
10 Jl. Monginsidi - Jl. Juanda
2,282 2,119
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
11 Jl. Juanda - Jl. Sisingamangaraja
815 489
12 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Pangeran Denai
652 652
13 Jl. Pangeran Denai - Terminal Terpadu Amplas
652 Jumlah
12,714 11,247
Sumber: Data penelitian lapangan, 2008
8 6
11 5
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008 Pnp Naik
Pnp Turun Pnp Naik
Pnp Turun Tinggi
Sedang 1 Pangeran Denai
652 163
652 2 Sisingamangaraja
1630 652
815 489
3 Juanda 1141
1141 2282
2119 4 Brigjen Katamso
815 489
5 Pemuda 1304
652 6 Ahmad Yani
815 978
7 Sutoyo 978
978 8 Imam Bonjol
489 489
9 Jainul Arifin 1630
815 10 Gajah Mada
1467 1956
815 815
11 Wahid Hasyim 978
1304 978
978 12 Gatot Subroto
815 114
1630 489
13 Pinang Baris 978
815 14 Diponegoro
1141 15 Cut Nyak Dien
489 16 Hayamwuruk
1630 1630
17 Mataram 815
978 18 Nyak Makam
815 978
19 Patimura 652
489 20 Monginsidi
815 978
Rute Keluar Rute Masuk
Kepadatan Penduduk No
Nama Jalan
Gambar 5.11. Fungsi Guna Lahan dan Jumlah Penumpang Naik Turun Tiap Ruas
12 10
9 7
4
14 15
16
19 18
20 17
3 1
2 13
Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Arah Terminal Amplas-Terminal P. Baris
500 1000
1500 2000
2500
T e
rm in
a l
T e
rp a
d u
Jl .
S is
in g
a m
a n
g a
r
Jl .
P e
m u
d a
- Jl
.
Ah m
a d
Y a
n i
J l.S
u to
y o
- J
l.
Im a
m Bo
n jo
l
Jl .
C u
t N
y a
k
D ie
n -
J l.
J l.
Z a
in u
l A ri
fin
- J
l. G
a ja
h J
l. K
H .W
.
H a
syi m
- Jl
.
J l.
Pi n
a n
g B
a ri
s
- T
e rm
in a
l P
n p
Naik Turun
Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Arah Terminal P. Baris-Terminal Amplas
500 1000
1500 2000
2500
T e
rm in
a l
te rp
a d
u
P in
a n
g .
B a
ri s
-
J l.
G a
to t
S u
b ro
to
- Jl
. K
H .
W .
J l.
G a
ja h
M a
d a
-
Jl .
H a
y a
m
J l.
M a
ta ra
m -
J l.
P N
y a
k M
a k
a m
J l.
P a
ti m
u ra
- Jl
.
M o
n g
in s
id i
J l.
J u
a n
d a
- J
l.
S is
in g
a m
a n
g a
ra j
J l.
P a
n g
e ra
n
D e
n a
i -
T e
rm in
a l
P n
p Naik
Turun
Gambar 5.11. Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Tiap Arah
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada rute keluar, ruas jalan yang paling banyak penumpang naik permintaan dan turun masing-masing adalah Jl. Panglima
Denai - Jl. Sisingamangaraja dengan jumlah penumpang naik sebanyak 1.630 orang
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
dan penumpang turun sebanyak 652 orang diikuti Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin dengan penumpang naik sebanyak 1.630 orang dan penumpang turun sebanyak 1.956
orang. Sedangkan untuk rute keluar ruas jalan yang paling banyak penumpang naik turun adalah ruas Jl. Monginsidi - Jl. Juanda dengan jumlah penumpang naik 2.282
orang dan penumpang turun 2.119 orang. Permintaan angkutan menurut Manheim 1979 di dalam kaitannya terhadap
sistem transportasi, terdapat dimensi perubahan yang secara kritis mempengaruhi sistem transportasi salah satunya adalah perubahan dalam sistem permintaan
transportasi, seperti pertumbuhan dan populasi, peningkatan pendapatan serta perubahan guna lahan akan mempengaruhi permintaan terhadap jasa transportasi,
baik jumlah permintaan ataupun perubahan sebaran permintaan pada kerangka ruang atau waktu. Bertitik tolak dari teori yang dikemukakan Merheim terlihat bahwa
permintaan pada masing-masing ruas jalan sebenarnya tidak terlepas dari fungsi guna lahan di sekitarnya yang berupa pusat bisnis CBD, pusat pemerintahan maupun
pusat pendidikan.
5.5 Kebutuhan Angkutan Umum
Kepadatan arus penumpang dalam satu hari mengalami fluktuasi atau perubahan sesuai dengan kesibukan dan kegiatan yang dilakukan oleh pelaku
perjalanan. Dari data yang dihimpun melalui survai diatas kendaraan survei load factor dinamis diperoleh data pada masing-masing rentang waktu peak pagi, off peak
dan peak sore, diketahui terjadi permintaan penumpang yang terbesar adalah pada
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
peak pagi 10.269 orang diikuti peak sore 9.617 orang dan off peak 8.150 orang, untuk itu perlu diatur untuk bagaimana caranya melayani distribusi penumpang pada
masing-masing periode waktu dengan cara yang efisien.
5.5.1 Arus Penumpang pada Jam Sibuk
Dalam kerangka ruang atau waktu ternyata jumlah total perjalanan pada sesi waktu peak pagi 07.00 sd 09.00 WIB dan sore 16.00 sd 18.00 WIB, selama
rentang waktu masing-masing 2 jam ternyata mampu membangkitkan permintaan sebesar 37 10.269 orang untuk peak pagi dan 34 9.617 orang untuk peak sore
sedangkan untuk off peak 09.00 sd 16.00 WIB yang memakan waktu selama 8 jam hanya menghasilkan 29 8.150 orang. Hal ini tidak terlepas dari jenis perjalanan
yang dilakukan pada pagi hari pada umumnya para pelajar dan karyawan mengambil porsi yang terbesar dengan waktu masuk sekolah dan masuk kerja yang hampir
bersamaan, sedangkan pada waktu sore tidak terjadi penumpukan kedua jenis perjalanan karena pada umumnya jam sekolah usai lebih awal jika dibandingkan para
karyawan. Total penumpang untuk tiga sesi waktu dalam satu hari terlihat seperti diagram di bawah.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Peak Pagi, 10269
Off Peak, 8150 Peak Sore,
9617
Gambar 5.12. Total Jumlah Penumpang Tiap Periode Waktu
5.5.2 Waktu Perjalanan Pulang Pergi
Waktu perjalanan pulang pergi adalah waktu yang dibutuhkan dalam melakukan perjalanan dari dari Terminal Amplas ke Terminal Pinang Baris dan
kembali lagi ke Terminal Amplas, waktu yang dibutuhkan termasuk waktu menurunkan dan menaikkan penumpang dan deviasi waktu perjalanan untuk tiap arah
yang umumnya diasumsikan sebesar 5 , sedangkan waktu henti di terminal diasumsikan sebesar 10 , dari waktu antar terminal Direkorat Jenderal
Perhubungan Darat, Menuju Tertib Lalu Lintas, 1996. Sehingga besarnya waktu perjalanan pulang pergi diekspresikan sebagai berikut:
CT ABA = TAB+TBA+ AB
2
+ BA
2
+TTA+TTB Di mana:
CT ABA = Waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
TBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke A
AB
2
= Deviasi waktu perjalanan dari A ke B BA
2
= Deviasi waktu perjalanan dari B ke A TTA
= Waktu henti kendaraan di terminal A TTB
= Waktu henti kendaraan di terminal B Dengan menggunakan rumus di atas maka diketahui waktu perjalanan untuk
masing-masing periode waktu sibuk adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6. Waktu Perjalanan Pulang Pergi Tiap Periode Waktu
Peak Waktu menit
Pagi Sore Off peak
TAB 111 96 76
TBA 88 97
80 AB
2
5.6 4.8 3.8
BA
2
4.4 4.85 4
TTA 11.1 9.6
7.6 TTB 8.8
9.7 8 CT ABA
229 222
179 Sumber: Analisis data
5.5.3 Kebutuhan Angkutan Optimal
Mengingat adanya fluktuasi arus penumpang maupun angkutan umum dan lalu lintas, agar penumpang, operator dan para pengguna jalan lainnya tidak saling
dirugikan maka perlu ditempuh suatu cara untuk dapat mengatasinya. Dari pihak penumpang tidak ingin dirugikan perjalannya tertunda atau terlambat, sementara
pengusaha angkutan umumoperator tidak ingin mengoperasikan angkutan dengan faktor muat yang rendah. Waktu yang terbuang di perjalanan dan waktu menunggu
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
merupakan kerugian karena di samping menjemukan juga melelahkan, sementara itu dipihak pengguna jalan lainnya menghendaki arus lalu lintas yang lancar terutama
pada jam-jam sibuk. Oleh karena itu perlu ditempuh cara-cara operasi kendaraan angkutan umum terutama pada jam sibuk sehingga dapat disediakan armada yang
seimbang dengan jumlah permintaannya sebagai berikut: a. Jam Sibuk peak pagi dan sore
Setiap angkutan umum KPUM rute 64 dapat mengangkut penumpang dengan load faktor maksimal 100 16 orang.
b. Jam Sepi off peak Setiap angkutan umum KPUM diupayakan agar dapat mengangkut
penumpang dengan load factor 60 10 orang. Atas dasar pengoperasian ini dan jumlah penumpang yang harus diangkut
serta dengan mempertimbangkan jarak tempuh pada angkutan KPUM rute 64, maka dengan demikian kebutuhan angkutan pada rute ini pada jam puncak dapat
diekspresikan sebagai berikut: Nf
= RTT h h
= 60X Lf.Ct Pmaks Atau h = 60f
Di mana: Nf
= Jumlah kendaraan yang dibutuhkan RTT =
Waktu perjalanan
pulang pergi siklus h =
Headway waktu siklus
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Lf = Load Factor
Ct = Kapasitas
Kendaraan Pmaks = Beban Maksimum Penumpang
f = Frekwensi Angkutan
Dengan menggunakan formulasi tersebut di atas dapat diketahui kebutuhan kendaraan untuk masing-masing arah, sehingga diharapkan operator tidak
mengoperasikan kendaraan dengan faktor muat yang rendah seperti yang terjadi saat ini, di lain sisi pengguna jasa juga tidak menunggu terlalu lama. Dengan asumsi
bahwa faktor muat pada jam sibuk adalah 100 16 orang maka diperoleh headway sebesar:
Arah Terminal Terpadu Amplas – Terminal Terpadu Pinang Baris Peak Pagi permintaan tertinggi 652 orang
h = 60 X [100 X 16652] = 1,5 menit
Oleh karena waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk berangkat dan kembali termasuk waktu singgah dari Terminal Terpadu Amplas ke
Terminal Terpadu Pinang Baris adalah 111 menit ditambah 10 waktu singgah maka menjadi 122 menit, dengan demikian jumlah kendaraan
yang dibutuhkan adalah: Nf
= 1221.5
Nf = 83 kendaraan
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Dengan metode penghitungan dan formulasi yang sama maka dapat dihitung kebutuhan kendaraan pada tiap periode waktu peak pagi, off peak dan peak pagi
untuk tiap arahnya, selengkapnya seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.7. Kebutuhan Kendaraan Optimal Tiap Periode Waktu
Rute Waktu Jarak
Km Rit
menit Pnp
Org Armada
Headway menit
Armada Operasi
Pagi 19.36
122.1 652 160 1.47 83
Siang 19.36 83.6 489 160 1.18
71 Terminal Terpadu
Amplas - Terminal Terpadu P. Baris
Sore 19.36
105.6 815 160 1.18 90
Rute Waktu Jarak
Km Rit
menit Pnp
org Armada
Headway menit
Armada Operasi
Pagi 19.18 96.8 815 160 1.18
83 Siang
19.18 88 652 160 0.88 100
Terminal Terpadu T. Paris - Terminal
Terpadu Amplas Sore
19.18 106.7 815 160 1.18
91
Sumber: Olah data lapangan, 2008
5.5.4 Faktor Muat Ideal
Faktor muat ideal adalah faktor muat yang dipandang ideal oleh pengguna jasa dan penyedia jasa, dengan artian pengguna jasa masih merasa nyaman dan
pengusaha juga masih untung. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan faktor muat yang ideal adalah sebesar 70 .
Oleh karenanya penambahan kendaraan pada suatu rute baru dapat dilakukan apabila angka faktor muat 70 telah tercapai.
Dengan mempedomani pada perhitungan kebutuhan kendaraan optimal tiap periode waktu, kebutuhan angkutan dengan faktor muat 70 untuk peak pagi dan
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
sore serta faktor muat 60 pada off peak, maka besarnya head way tiap kendaraan dan jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.8. Kebutuhan Kendaraan Optimal Tiap Periode Waktu dengan LF 70
Rute Waktu Jarak
Km Rit
menit Pnp
Org Armada
Headway menit
Armada Operasi
Pagi 19.36
122.1 652 160 1.03
118 Siang
19.36 83.6 489 160 1.18 71
Terminal Terpadu Amplas - Terminal
Terpadu P. Baris Sore
19.36 105.6 815 160 0.82
128
Rute Waktu Jarak
Km Rit
menit Pnp
org Armada
Headway menit
Armada Operasi
Pagi 19.18 96.8 815 160 0.82
117 Siang
19.18 88 652 160 0.88 100
Terminal Terpadu T. Paris - Terminal
Terpadu Amplas Sore
19.18 106.7 815 160 0.82
129
Sumber: Olah data lapangan, 2008
5.6 Waktu
5.6.1 Waktu Tunggu
Waktu tunggu penumpang pada pemberhentian merupakan fungsi dari tingkat kedatangan head way angkutan dalam satuan waktu tertentu yang diturunkan dari
frekwensi perjalanan angkutan umum. Secara matematis dapat diekspresikan sebagai berikut:
Td = HW
HW = 60f Di mana:
Td = Waktu tunggu menit
HW = Head way
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
60 = 1 jam 60 menit
f = Frekwensi masing-masing arah
Sedangkan waktu tunggu rata-rata tiap arah dapat diekspresikan sebagai berikut:
Rata-rata Td = Tda X 2 + Tdb X 8 + Tdc X 2 12
Di mana: Tda
= Waktu tunggu pada peak pagi selama 2 jam Tdb
= Waktu tunggu pada off peak selama 8 jam Tdc
= Waktu tunggu pada peak sore selama 2 jam 12
= Adalah waktu operasinya angkutan jam Dengan menggunakan rumus seperti tersebut di atas maka diketahui waktu
tunggu untuk masing-masing arah sebagai berikut.
Tabel 5.9. Waktu Tunggu Tiap Arah
Waktu Tunggu Menit Arah
Peak Pagi [ a ]
2 jam Off Peak
[ b ] 8 jam
Peak Sore [ c ]
2jam Rata-
rata 12
jam
Terminal Amplas - Terminal P. Baris 3.9
3.5 5.2
6.2 Terminal P. Baris - Terminal Amplas
4.4 4.3
4.6 7.2
Sumber: Olah data penelitian lapangan, 2008
5.6.2 Waktu Perjalanan
Sebagaimana telah diterangkan pada Bab 2, Bruton 1970, mengemukakan derajat layanankinerja yang ditawarkan oleh berbagai moda angkutan adalah faktor
yang patut diperhitungkan pengaruhnya pada pencaran atau pilihan moda angkutan.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
Dilain pihak, waktu perjalanan dan banyaknya uang yang dibelanjakan untuk angkutan umum maupun pribadi juga berpengaruh pada pilihan moda angkutan yang
meliputi antara lain: a. Lama waktu berkendaraan umum,
b. Lama waktu perpindahan antar kendaraan umum, c. Lama waktu menunggu kendaraan umum,
d. Lama waktu perjalanan ke pemberhentian kendaraan umum, e. Lama waktu perjalanan dari pemberhentian kendaraan umum ke tujuan.
Dalam penelitian ini waktu perjalanan dihitung hanya menggunakan tiga komponen pokok, hal karena keterbatasan sumber daya dan waktu yang ada, masing-
masing ialah: a. Rata-rata waktu tunggu penumpang pada pemberhentian,
b. Rata-rata kecepatan perjalanan angkutan, c. Rata-rata perjalanan penumpang di atas kendaraan.
Mengingat keterbatasan waktu, maka beberapa asumsi juga dilakukan dalam penghitungan waktu perjalanan masing-masing adalah:
a. Dalam perjalanan tidak ada penggantian moda, b. Jarak berjalan kaki adalah sesuai hasil survei wawancara dengan penumpang
rata-rata 88 m, c. Kecepatan berjalan kaki 4 sampai dengan 5 KmJam Direkorat Jenderal
Perhubungan Darat, Menuju Tertib Lalu Lintas, 1996,
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
d. Jarak perjalanan penumpang di atas kendaraan sesuai dengan panjang rute layanannya.
Sehingga waktu perjalanan diekspresikan sebagai: Tj
= 2 Tw + Td + Tt Di mana:
Tj = Waktu perjalanan total penumpang
Tw = Waktu berjalan kaki ke pemberhentian
Td = Waktu menunggu angkutankendaraan di pemberhentian
Tt = Waktu perjalanan di atas kendaraan
Data yang diperlukan dalam penghitungan waktu perjalanan ialah e. Rata-rata waktu tunggu penumpang pada pemberhentian
f. Rata-rata kecepatan perjalanan angkutan g. Rata-rata perjalanan penumpang di atas kendaraan
Hasil perhitungan waktu perjalanan Tj untuk masing-masing arah adalah sebegai berikut:
Tabel 5.10. Waktu Perjalanan Tiap Arah
Tj = Waktu Perjalanan menit Rute
Jarak Km
2TW Td Tt Jumlah
Terminal Amplas - Terminal P. Baris 19,.36
2.4 1.95 94.33
98.68 Terminal P. Baris - Terminal Amplas
19,18 2.4
2.15 88.30 92.85
Sumber: Olah data penelitian lapangan, 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
5.7 Tingkat Pergantian Moda
Tingkat pergantian moda adalah jumlah pergantian moda yang dilakukan seseorang mulai dari awal sampai akhir perjalanan, semakin sedikit seseorang
melakukan pergantian moda dalam mencapai tujuannya maka rute angkutan yang ada dapat dikatakan baik. Tingkat pergantian moda pada suatu rute angkutan yang
direkomendasikan oleh World Bank adalah tidak boleh lebih dari 2 kali. Hal sangat terkait dengan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk sampai ke
tujuan perjalannya karena pada umumnya semakin sering seseorang melakukan perpindahan moda angkutan untuk sampai ke tujuannya maka akan semakin besar
biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. Dari hasil wawancara dengan penumpang diketahui saat ini sebanyak 60
penumpang melakukan pergantian moda 2 kali, 20 penumpang melakukan pergantian moda 1 kali dan terdapat sebayak 20 penumpang yang melakukan
pergantian moda sebanyak 3 kali. Dari sampel yang diambil rata-rata pergantian moda pada angkutan umum rute 64 adalah sebanyak 2 kali pergantian moda.
60 20
20 2 kali
1 kali 3 kali
Gambar 5.13. Tingkat Pergantian Moda
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Dari sisi lintasannya, trayek angkutan KPUM 64 sangat baik karena melewati rute yang tata guna lahannya didominasi oleh daerah CBD, pusat
pemerintahan, pusat pendidikan, perumahan, perkantoran yang artinya pusat- pusat kegiatan yang ada dapat dengan mudah diakses penumpang. Hal ini
sebagaimana terlihat pada jumlah penumpang naik maupun penumpang turun dimana distribusinya hampir merata pada setiap ruas, terdapat ruas-ruas
tertentu yang menunjukkan penumpang naik maupun turun yang tinggi, Jl. Panglima Denai - Jl. SM. Raja 2.282 pnp, Jl. SM. Raja - Jl. Juanda 2.282
pnp, Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin 3.586 pnp dan Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada 2.711 pnp untuk rute keluar.
Sedangkan untuk rute masuk ruas-ruas yang menunjukkan jumlah penumpang naik dan penumpang turun yang tinggi adalah Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot
Subroto 2.119 pnp, Jl. Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim 1.956 pnp, Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk 3.260 dan Jl. Monginsidi - Jl. Juanda
4.401 pnp. 2. Terdistribusinya penumpang naik dan penumpang turun yang hampir merata
pada setiap ruas jalan yang dilalui mengindikasikan adanya permintaan
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum MPU Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan KPUM Trayek 64, 2008
USU Repository © 2008