Model Analisis Hipotesis Pertama Model Analisis Hipotesis Kedua

Dari hasil perhitungan Tabel 3.3 pada kolom Corrected Item-Total Correlation terlihat semua indikator variabel menunjukkan nilai r hitung 0,239 dan semua r hitung adalah positif, maka dapat disimpulkan semua indikator valid. 2 Uji Reliabilitas Selanjutnya untuk mendapatan instrumen yang reliabel, dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauhmana hasil suatu pengukuran instrumen dapat dipercaya Widodo, 2004. Dalam hal ini teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh nilai Alpha Cronbach pada kolom Cronbachs Alpha if Item Deleted di atas 0,70. Menurut Azwar 2003 bahwa reliabilitas di bawah 0,6 kurang dapat diterima, range 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 berarti baik. Dengan demikian apabila dilihat dari tingkat reliabilitas instrumen, maka instrumen penelitian dikatakan acceptable dapat diterima hingga baik karena nilai alpha lebih besar dari 0,70 – 0,80.

3.9. Model Analisis Data

3.9.1. Model Analisis Hipotesis Pertama

Model analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama adalah regresi linear berganda, dengan formulasi sebagai berikut: Y 1 = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Di mana: Y = Implementasi rancangan pekerjaan Universitas Sumatera Utara X 1 = Perencanaan SDM X 2 = Analisis jabatan b = Konstanta b 1 ,b 2 = Koefisien regresi variabel X e = Error Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan tingkat kepercayaan 95 atau α = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak: H : b 1 ,b 2 = 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara serempak tidak berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. H 1 : b 1 ,b 2 ≠ 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara serempak berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik F, dengan ketentuan: H diterima jika F hitung ≤ F tabel , H ditolak jika F hitung ≥ F tabel . F = 1 k n JKres K reg JK − − Di mana: K = jumlah variabel n = jumlah sampel Universitas Sumatera Utara JK reg = jumlah kuadrat regresi JK res = jumlah kuadrat residu Sedangkan secara parsial, kriteria pengujian hipotesis adalah: H : b i = 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara parsial tidak berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. H 1 : b i ≠ 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara parsial berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik t, dengan ketentuan: H di terima jika t hitung t tabel ; H di tolak jika t hitung t tabel . β = se b t Di mana: b = koefisien regresi se β = standar error koefisien regresi

3.9.2. Model Analisis Hipotesis Kedua

Selanjutnya model analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis kedua adalah korelasi Rank Spearman r s sebagai berikut: r s = 1 n n d 6 - 1 2 2 i − Σ Universitas Sumatera Utara di mana: r s = Koefisien korelasi Rank Spearman d = Beda urutan dalam satu pasangan data n = Banyaknya pasangan sampel H : r s = 0 Perencanaan SDM tidak memiliki hubungan dengan pengembangan karier pegawai di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. H 1 : r s ≠ 0 Perencanaan SDM memiliki hubungan dengan pengembangan karier pegawai di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik r, dengan ketentuan: H di terima jika r hitung r tabel ; H di tolak jika r hitung r tabel .

3.10. Uji Asumsi Klasik