Metode Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Uji Asumsi Klasik

Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 orang pegawai PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan yang ditentukan secara random.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara interview kepada Bagian Sumber Daya Manusia dan Bagian lain yang berhak dan dan berwenang memberikan data dan informasi di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Medan, sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 2. Daftar pertanyaan questionaire yang diberikan kepada pegawai yang menjadi responden di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. 3. Studi dokumentasi, yaitu dengan melakukan pengumpulan dokumen-dokumen pendukung yang diperoleh secara langsung dari PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan, berupa sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, perencanaan SDM, analisis jabatan dan rancangan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari daftar pertanyaan questionaire yang diberikan kepada responden di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui pengumpulan dokumen- dokumen dari PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan, seperti struktur organisasi dan uraian jabatan.

3.6. Identifikasi Variabel

3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama

Untuk memperjelas antara variabel yang satu dengan yang lain, maka variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi: 1. Variabel independen bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya perubahan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas X adalah perencanaan sumber daya manusia X 1 dan analisis jabatan X 2 . 2. Variabel dependen terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya perubahan variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah implementasi rancangan pekerjaan Y di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua

1. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas X untuk hipotesis kedua adalah perencanaan sumber daya manusia. 2. Variabel terikat Y untuk hipotesis kedua adalah pengembangan karier pegawai di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan.

3.7. Definisi Operasional Variabel

3.7.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Definisi operasional adalah menjelaskan variabel penelitian dan skala pengukuran variabel. Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan SDM X 1 Perencanaan SDM adalah kegiatan penentuan jumlah SDM yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk masa yang akan datang. Indikator perencanaan SDM dalam penelitian ini adalah penyediaan pegawai baru, dan pendayagunaan pegawai yang sudah ada. Untuk mengukur variabel perencanaan SDM digunakan skala Likert. 2. Analisis Jabatan X 2 Analisis jabatan, yaitu proses untuk mengumpulkan, mengolah, menafsirkan serta menyusun secara sistematis segala fakta mengenai suatu jabatan termasuk kualifikasi pegawai yang akan dipekerjakan untuk suatu jabatan. Indikator analisis jabatan dalam penelitian ini adalah jumlah jabatan yang Universitas Sumatera Utara tersedia, pengembangan jabatan baru, kualifikasi jabatan dan evaluasi jabatan. Untuk mengukur variabel analisis jabatan digunakan skala Likert. 3. Implementasi Rancangan Pekerjaan Y Implementasi rancangan pekerjaan adalah pelaksanaan suatu pekerjaan yang sudah didesign atau dirancang berdasarkan spesialisasinya, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat lebih mudah. Indikator rancangan pekerjaan dalam penelitian ini adalah perluasan kerja, pemerkayaan kerja, dan rotasi kerja. Untuk mengukur variabel rancangan pekerjaan digunakan skala Likert. Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama No. Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1 Perencanaan SDM X 1 Kegiatan penentuan kuantitas dan kualitas SDM yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk masa yang akan datang. 1.Penyediaan pegawai baru 2.Pendayagunaan pegawai yang sudah ada Skala Likert 2 Analisis Jabatan X 2 Proses untuk mengumpulkan, mengolah, menafsirkan serta menyusun secara sistematis segala fakta mengenai suatu jabatan termasuk kualifikasi pegawai. 1.Jumlah jabatan yang tersedia 2.Pengembangan jabatan baru 3.Kualifikasi jabatan 4.Evaluasi jabatan Skala Likert 3 Implementasi rancangan pekerjaan Y Pelaksanaan suatu pekerjaan yang telah didesign atau dirancang berdasarkan spesialisasinya. 1.Perluasan kerja 2.Pemerkayaan kerja 3.Rotasi kerja Skala Likert Universitas Sumatera Utara

3.7.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua

1. Perencanaan SDM X Perencanaan SDM adalah kegiatan penentuan jumlah dan jenis SDM yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk masa yang akan datang. Indikator perencanaan SDM dalam penelitian ini adalah penyediaan pegawai baru dan pendayagunaan pegawai yang sudah ada. Untuk mengukur variabel perencanaan SDM digunakan skala Likert. 2. Pengembangan Karier Pegawai Y Pengembangan karier pegawai merupakan upaya yang dilakukan atau diberikan perusahaan kepada para pegawai untuk mencapai karier tertentu dalam perusahaan. Indikator pengembangan karier pegawai dalam penelitian ini adalah promosi pegawai, kenaikan pangkatgolongan, serta pendidikan dan pelatihan. Untuk mengukur variabel pengembangan karier pegawai digunakan skala Likert. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua No. Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1 Perencanaan SDM X Kegiatan penentuan kuantitas dan kualitas SDM yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk masa yang akan datang. 1. Penyediaan pegawai baru 2. Pendayagunaan pegawai yang sudah ada Skala Likert 2 Pengembangan karier pegawai Y Upaya yang dilakukan atau diberikan perusahaan kepada para pegawai untuk mencapai karier tertentu dalam perusahaan. 1.Promosi pegawai 2.Kenaikan pangkat golongan 3.Pendidikan dan pelatihan Skala Likert 3.8. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen penelitian, sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan instrumen dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur Azwar, 2003. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen adalah dengan melakukan uji coba instrumen kepada 30 orang responden yang tidak termasuk sampel penelitian. Menurut Umar 2005, bahwa sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. 1 Uji Validitas Universitas Sumatera Utara Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari Pearson Widodo, 2004, dengan rumus sebagai berikut: r xy = ] y - y ][n. x - x [n. y x - xy n 2 2 2 2 Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Di mana: r xy = koefisien korelasi n = banyaknya sampel x = skor setiap item y = skor total Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 12, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Menurut Ghozali 2005, uji signifikansi untuk melihat valid tidaknya data dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom df = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r table, maka instrumen kuesioner dinyatakan valid. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 30 orang, dengan demikian besarnya df adalah 30 – 2 = 28, pada tingkat signifikansi 0.05 diperoleh nilai r tabel = 0,239. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted X11 134,3333 40,506 ,285 ,807 X12 134,1333 42,326 ,298 ,814 X13 134,2667 38,892 ,493 ,797 X14 134,1667 38,695 ,515 ,796 X15 134,1000 37,955 ,534 ,794 X16 134,0667 42,754 ,271 ,820 X21 134,1333 41,154 ,293 ,809 X22 134,2667 38,823 ,506 ,796 X23 134,0000 40,414 ,247 ,806 X24 134,1667 37,592 ,540 ,793 X25 134,0333 36,171 ,599 ,788 X26 134,2667 38,823 ,506 ,796 X27 134,3000 39,252 ,410 ,799 X28 134,0000 40,414 ,247 ,806 Y11 134,2000 40,166 ,297 ,803 Y12 134,2333 38,944 ,290 ,804 Y13 134,3333 38,299 ,562 ,794 Y14 134,3333 40,575 ,273 ,807 Y15 134,3000 40,148 ,253 ,805 Y16 134,0000 40,069 ,352 ,802 Y17 134,2667 38,961 ,481 ,797 Y18 134,1333 39,223 ,285 ,804 Y19 134,2000 40,579 ,255 ,806 Y110 134,2000 38,579 ,507 ,796 Y111 134,1667 39,730 ,277 ,804 Y112 134,1667 38,971 ,394 ,799 Y21 134,3000 39,252 ,410 ,799 Y22 134,2000 40,028 ,324 ,803 Y23 134,0000 38,759 ,377 ,800 Y24 134,0667 42,478 ,323 ,822 Y25 134,2333 42,875 ,292 ,820 Y26 134,2000 41,821 ,242 ,817 Y27 134,1333 39,016 ,408 ,799 Y28 133,8667 40,809 ,241 ,806 Y29 134,1000 40,576 ,259 ,805 Y210 134,1333 38,671 ,465 ,797 Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan Tabel 3.3 pada kolom Corrected Item-Total Correlation terlihat semua indikator variabel menunjukkan nilai r hitung 0,239 dan semua r hitung adalah positif, maka dapat disimpulkan semua indikator valid. 2 Uji Reliabilitas Selanjutnya untuk mendapatan instrumen yang reliabel, dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauhmana hasil suatu pengukuran instrumen dapat dipercaya Widodo, 2004. Dalam hal ini teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh nilai Alpha Cronbach pada kolom Cronbachs Alpha if Item Deleted di atas 0,70. Menurut Azwar 2003 bahwa reliabilitas di bawah 0,6 kurang dapat diterima, range 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 berarti baik. Dengan demikian apabila dilihat dari tingkat reliabilitas instrumen, maka instrumen penelitian dikatakan acceptable dapat diterima hingga baik karena nilai alpha lebih besar dari 0,70 – 0,80.

3.9. Model Analisis Data

3.9.1. Model Analisis Hipotesis Pertama

Model analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama adalah regresi linear berganda, dengan formulasi sebagai berikut: Y 1 = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Di mana: Y = Implementasi rancangan pekerjaan Universitas Sumatera Utara X 1 = Perencanaan SDM X 2 = Analisis jabatan b = Konstanta b 1 ,b 2 = Koefisien regresi variabel X e = Error Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan tingkat kepercayaan 95 atau α = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak: H : b 1 ,b 2 = 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara serempak tidak berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. H 1 : b 1 ,b 2 ≠ 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara serempak berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik F, dengan ketentuan: H diterima jika F hitung ≤ F tabel , H ditolak jika F hitung ≥ F tabel . F = 1 k n JKres K reg JK − − Di mana: K = jumlah variabel n = jumlah sampel Universitas Sumatera Utara JK reg = jumlah kuadrat regresi JK res = jumlah kuadrat residu Sedangkan secara parsial, kriteria pengujian hipotesis adalah: H : b i = 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara parsial tidak berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. H 1 : b i ≠ 0 Perencanaan SDM dan analisis jabatan secara parsial berpengaruh terhadap implementasi rancangan pekerjaan di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik t, dengan ketentuan: H di terima jika t hitung t tabel ; H di tolak jika t hitung t tabel . β = se b t Di mana: b = koefisien regresi se β = standar error koefisien regresi

3.9.2. Model Analisis Hipotesis Kedua

Selanjutnya model analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis kedua adalah korelasi Rank Spearman r s sebagai berikut: r s = 1 n n d 6 - 1 2 2 i − Σ Universitas Sumatera Utara di mana: r s = Koefisien korelasi Rank Spearman d = Beda urutan dalam satu pasangan data n = Banyaknya pasangan sampel H : r s = 0 Perencanaan SDM tidak memiliki hubungan dengan pengembangan karier pegawai di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. H 1 : r s ≠ 0 Perencanaan SDM memiliki hubungan dengan pengembangan karier pegawai di PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Medan. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik r, dengan ketentuan: H di terima jika r hitung r tabel ; H di tolak jika r hitung r tabel .

3.10. Uji Asumsi Klasik

Dalam kaidah ekonometrika, apabila menggunakan regresi linear berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linear berganda dapat digunakan. Universitas Sumatera Utara 1 Uji Normalitas Menurut Ghozali 2005, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali 2005, uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas. 3 Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi linear digunakan analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Ghozali 2005, model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Secara matematis dapat dihitung dengan uji Glejser: ⏐Ut⏐ = α + β Xt + vi ⏐Ut⏐ = nilai absolut residual Xt = variabel bebas vi = variabel gangguan Melalui analisis tersebut, jika tidak terdapat salah satu variabel independen yang berpengaruh signifikan secara statistik terhadap variabel dependen, yaitu nilai absolut Ut AbsUt, maka secara statistik model regresi tidak ada masalah heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Universitas Sumatera Utara