Untuk meningkatkan kontribusi ekspor terhadap makroekonomi Indonesia, Sehubungan dengan liberalisasi perdagangan yang telah disepakati, maka Terkait dengan upaya penguatan dan peningkatan produksi industri

225 Kedua sektor tersebut belum memiliki keterkaitan yang kuat untuk meningkatkan kinerja masing-masing sektor. Sehingga yang terjadi sampai saat ini adalah sulitnya meningkatkan peranan kedua sektor terhadap kinerja makroekonomi Indonesia.

8.2. Implikasi Kebijakan

8.2.1. Untuk meningkatkan kontribusi ekspor terhadap makroekonomi Indonesia,

khususnya ekspor pertanian dan ekspor industri manufaktur, diperlukan kebijakan yang dapat mendorong peningkatan ekspor pertanian dan ekspor industri manufaktur. Misalnya kebijakan yang terkait dengan peningkatan kualitas produk yang sesuai dengan standard negara tujuan ekspor, dengan demikian produk ekspor pertanian dan ekspor industri manufaktur mampu bersaing dengan komoditi serupa di pasaran luar negeri. Hal lain yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah membangun keselarasan mata rantai komoditi ekspor secara efisien, mulai dari produsen, supplier, sampai ke eksportir, sehingga masing-masing pihak dapat menikmati keuntungan yang wajar. Kemudian membuat aturan yang dapat meningkatkan efisiensi biaya birokrasi, dan membangun kerjasama dengan berbagai negera konsumen potensial, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan negara-negara yang bersangkutan dalam melakukan hubungan dagang guna melakukan kegiatan yang terkait dengan ekspor produk pertanian dan ekspor industri manufaktur.

8.2.2. Sehubungan dengan liberalisasi perdagangan yang telah disepakati, maka

untuk menghadapi liberalisasi perdagangan dan pembebasan tarif hingga 226 nol persen, hendaknya pemerintah membuat kesepakatan dengan mitra dagang agar pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap dan selektif, mengingat daya saing produk pertanian dan produk industri manufaktur Indonesia masih relatif rendah, baik di pasaran dalam negeri maupun di pasaran internasional.

8.2.3. Terkait dengan upaya penguatan dan peningkatan produksi industri

manufaktur, terutama industri nonagro yang memiliki muatan impor faktor cukup besar barang-barang modal, bahan baku, dan bahan penolong, dan masih mendominasi kegiatan produksi, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Untuk meningkatkan daya saing, kebijakan impor faktor perlu dikaji ulang, sehingga impor faktor dapat dilakukan dengan efektip, dan dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan kinerja makroekonomi Indonesia, bahkan secara bertahap perlu dilakukan pengurangan, dan lebih kreatif meningkatkan penggunaan sumberdaya lokal. Jika tidak melakukan perubahan orientasi dalam penggunaan sumberdaya untuk kegiatan produksi, maka ketergantungan terhadap sumberdaya impor akan tetap menjadi kendala peningkatan kinerja makroekonomi Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

8.2.4. Peningkatan kontribusi ekspor pertanian terhadap PDB dalam jangka