Perkembangan Industri Manufaktur Kontribusi Sektor Industri Manufaktur

134 Sedangkan industri pengolahan yang tergolong industri non agro dengan kode 35 hingga kode 39. Penjelasan lainnya adalah tentang kinerja industri manufaktur yang mencakup uraian mengenai perkembangan PDB manufaktur, kesempatan kerja, dan investasi di sektor industri manufaktur. Kemudian pada bagian berikutnya akan memaparkan kinerja perdagangan luar negeri yang akan menyajikan perkembangan ekspor dan impor, daya saing industri manufaktur, serta masalah- masalah yang terkait dengan perkembangan sektor industri manufaktur sebagai engine of growth , baik yang terkait dengan sektor produksi maupun pemasaran produk manufaktur.

6.1.1. Perkembangan Industri Manufaktur

Sektor industri manufaktur sangat penting bagi perekonomian, karena di samping dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, juga dapat menciptakan lapangan kerja yang dapat menampung dan mengurangi jumlah pengangguran. Walaupun tidak semua industri manufaktur padat karya, tapi sebagian dari industri manufaktur juga bersifat padat karya sebagaimana halnya sektor pertanian. Di samping itu industri manufaktur juga merupakan sumber nilai tambah, sehingga bahan-bahan mentah yang banyak tersedia di alam Indonesia dapat diolah menjadi barang yang bernilai tambah lebih tinggi bagi perekonomian dengan inovasi dan penerapan teknologi.

6.1.2. Kontribusi Sektor Industri Manufaktur

Perkembangan industri manufaktur dari waktu ke waktu dapat dilihat dari perubahan nilai produk yang dihasilkan sekaligus merupakan wujut dari 135 kontribusinya terhadap pendapatan domestik bruto. Kontribusi sektor industri manufaktur, dan sektor-sektor lainnya terhadap PDB Indonesia secara relatif dari tahun 1993 hinggga tahun 2009 dapat dilihat pada sub bab.I, Tabel 4. Kontribusi Industri manufaktur terhadap PDB riil dari tahun 1993 hingga tahun 2005 cenderung meningkat. Pada tahuin 1993 kontribusinya 22.30 persen, meningkat menjadi 25.22 persen pada tahun 1998, kemudian pada tahun 2007 meningkat menjadi 28.10 persen, kemudian kontribusinya terus meningkat hingga tahun 2009 menjadi 28.43 persen. Jika dibandingkan dengan kontribusi sektor- sektor lainnya, sektor industri manufaktur merupakan sektor yang paling dominan memberikan kontribusinya dalam pembentukan PDB riil setelah pertanian, di samping itu perkembangannya secara relatif juga cenderung meningkat. Sedangkan sektor lainnya, misalnya sektor pertanian, pertambangan, dan listrik, konstruksi, dan pengangkutan memberikan kontribusi hingga tahun 2009 secara relatif cenderung menurun, sementara sektor perdagangan, keuangan, dan jasa- jasa perkembangannya relatif stabil. Di samping dilihat dari kontribusinya terhadap PDB Indonesia, peranan penting sektor industri manufaktur juga dapat dilihat dari kemampuan pertumbuhannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui pola hubungan sektor industri manufaktur dengan PDB dilihat dari pertumbuhan masing-masing sektor yang dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 menggambarkan bahwa, industri manufaktur setelah krisis ekonomi tahun 1998 menunjukkan kinerja yang belum memadai dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, karena sektor industri manufaktur belum menyamai pertumbuhannya pada saat sebelum krisis. Sebelum krisis pertumbuhan 136 industri manufaktur selalu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 Tahun P e rs e n Gr Econ 7.50 8.20 7.80 4.70 -13.20 0.80 4.90 3.40 3.70 4.30 5.20 5.60 5.50 6.35 6.01 4.55 Gr IM 12.36 10.87 11.59 5.25 -11.44 3.92 5.98 4.10 2.46 3.50 6.38 4.63 4.59 4.67 3.66 2.11 Gr PT 0.56 4.38 3.14 1.00 -1.33 2.72 1.33 1.68 2.01 2.48 3.29 2.49 3.36 3.47 4.83 4.13 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Keterangan : Gr Econ = Pertumbuhan Ekonomi; Gr IM=Pertumbuhan Industri Manufaktur; Gr PT = Pertumbuhan Pertanian. Sumber : BPS, Indikator Ekononomi, Tahun 1993-2011 data diolah Gambar 11. Pertumbuhan Sektor Industri Manufaktur, Sektor Pertanian, dan Pertumbuhan Ekonomi Riil Tahun 1993-2009 Pertumbuhan ekonomi sebelum masa krisis hingga tahun 1996, rata-rata mencapai sekitar 7.5 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan industri manufaktur sebelum krisis rata-rata mencapai 11.5 persen, sementara pertumbuhan sektor pertanian relatif sangat rendah dibandingkan industri manufaktur. Tingginya pertumbuhan industri manufaktur pada saat sebelum krisis, membuat petumbuhan ekonomi mampu terus berada di atas 7 persen. Besarnya peranan industri manufaktur tersebut menunjukkan, bahwa sektor industri manufaktur sangat penting bagi perekonomian nasional, karena di samping dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sektor ini juga mampu menciptakan lapangan kerja, yang berarti dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. 137 Setelah Indonesia mengalami krisis pada tahun 1998, pertumbuhan industri manufaktur mengalami kelesuan, sehingga pertumbuhannya menurun semenjak menjelang krisis menjadi 5.25 persen pada tahun 1997, bahkan pertumbuhannya menjadi negatip 11.4 persen pada tahun 1998. Industri manufaktur kembali mengalami pertumbuhan positip setelah masa krisis, namun pertumbuhan tersebut masih mengalami fluktuatif dengan angka yang masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan sebelum krisis, hanya tahun 2004 industri manufaktur mampu tumbuh di atas 6 persen, tetapi setelah itu pertumbuhannya kembali menurun. Kondisi pertumbuhan industri manufaktur yang melambat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi global, misalnya nilai tukar rupiah yang tidak stabil akan membuat harga-harga input dari impor menjadi sangat tinggi dibandingkan dengan pra krisis. Sehingga jika tetap dipaksakan akan meningkatkan beban biaya produksi, dan daya saing juga akan menurun, yang akan berdampak pada penurunan permintaan oleh negara tujuan ekspor. Dengan demikian dari gambaran di atas menunjukkan bahwa, kinerja industri manufaktur secara keseluruhan sedang mengalami transisi, hal ini terbukti dari pertumbuhannya yang terus mengalami penurunan hingga menjadi 3.66 persen pada tahun 2008 dan terus menurun menjadi 2.11 persen pada tahun 2009. Sedangkan pertumbuhan sektor pertanian walaupun relatif lebih kecil dibandingkan industri, namun menujukkan trend meningkat, hingga tahun 2008 mampu tumbuh 4.83 persen dan sedikit menurun tahun 2009 dengan pertumbuhan 4.13 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja sektor pertanian dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi relatif lebih baik dibandingkan dengan industri manufaktur. 138

6.1.3. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tambah