Indikator Kepuasan Siswa Tinjauan Teoritik 1. Tinjauan tentang Kompetensi Guru
Konsep kepuasan berlaku dalam semua kondisi, baik itu dalam perusahaan, pemerintahan, sekolah, termasuk dalam
mempelajari akuntansi. Kepuasan siswa dalam mempelajari akuntansi merupakan salah satu aspek psikologis
yang mencerminkan perasaan siswa terhadap pelajaran akuntansi. Siswa
akan merasa puas apabila ada kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan kemampuannya terhadap materi akuntansi yang
ia pelajari di sekolah. Aplikasinya pada pembelajaran siswa terhadap akuntansi yaitu kepuasan mempunyai hubungan yang
positif dalam memberikan motivasi untuk selanjutnya akan menciptakan kepuasan siswa dalam mempelajari akuntansi.
Sedangkan ketidakpuasan memberikan efek negatif yaitu akan menciptakan ketidakpuasan siswa dalam mempelajari akuntansi
dan tentunya output yang tidak diharapkan. Trilaksono Wahyu Aji 2010 meneliti tentang Hubungan
Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Akuntansi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi di
SMK Negeri 1 Lumajang. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan: Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang
rendah tapi signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas X program keahlian
akuntansi di SMK N 1 Lumajang.
Lusia Kurniawati 2007 dalam penelitiannya tentang Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Mengajar Guru Akuntansi
Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru akuntansi SMK ditinjau dari prestasi siswa.
Dwi Sulistiyani 2010 meneliti tentang Persepsi Siswa tentang Kompetensi Keguruan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
di SMA Santa Maria Yogyakarta. Hasil penelitian mengatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa
tentang kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial terhadap prestasi belajar akuntansi.
Popi Sopiatin 2008, meneliti tentang manajemen belajar berbasis kepuasan siswa: Studi tentang kajian faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dan kepuasan siswa pada Sekolah Menengah Atas di Kabupaten
Serang Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru
berpengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar di tingkat SMA Kabupaten Serang. Untuk meningkatkan mutu proses belajar
mengajar di SMA Kabupaten Serang perlu adanya program kegiatan pengembangan profesionalisme guru yang dilaksanakan
secara rutin, baik melalui pelatihan-pelatihan maupun kesempatan pendidikan
lanjut. Semakin
guru berkompeten
dalam
melaksanakan profesinya, maka akan berpengaruh terhadap kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Proses
belajar mengajar yang bermutu adalah proses yang menantang siswa untuk dapat berfikir dan kreatif sehingga siswa dapat
merasakan kebermaknaan pembelajaran tersebut. Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, posisi
penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu dan merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Dimana penelitian ini
lebih menekankan pada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan kepuasan belajar. Kepuasan terjadi
jika ada kesesuaian antara apa yang diharapkan dan dibutuhkan dengan kondisi nyata yang diterimanya saat pembelajaran
berlangsung. Hal ini dapat terlihat dari sikap yang ditunjukkan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa yang puas
akan pembelajaran yang diberikan guru pasti akan terlihat aktif dan ikut serta dalam proses pembelajaran dan hasil belajarnya juga
pasti akan baik. Dengan bertolak dari kerangka berfikir tersebut diduga terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi
siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan kepuasan belajar siswa.