Perencanaan Pelaksanaan dan Pengamatan Hasil Penelitian

68

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai deskripsi data dan pembahasan tentang kegiatan pembelajaran hasil penelitian pada satu kelas eksperimen yakni kelas yang menggunakan modul dalam pembelajaran dan satu kelas kontrol yakni kelas yang tidak menggunakan modul dalam pembelajaran.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan, agar proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. Proses tersebut yaitu: a menentukan subjek dan objek penelitian. b membuat instrumen penelitian c meminta ijin penelitian di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta d meminta surat ijin penelitian di Dinas Perijinan Pemerintah Kota Yogyakarta. Surat ijin penelitian dari Dinas Perijinan diserahkan ke SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bersama dengan surat ijin penelitian dari universitas. e bertemu dengan guru bidang studi matematika kelas XI IPS yang mengajar peluang untuk meminta kesediaannya membantu dalam penelitian. f uji validitas modul dan rencana pembelajaran yang akan diteliti oleh ahli yang ditunjuk yakni dosen pembimbing dan guru kelas yang akan diteliti. g uji validitas soal di kelas XI IPS tahun pelajaran 20112012. h mempersiapkan observer yang akan membantu peneliti dalam mengumpulkan data. i menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dipilih kelas XI IPS 2 dan kelas kontrol dipilih kelas XI IPS 1.

2. Pelaksanaan dan Pengamatan Hasil Penelitian

Uraian dalam pelaksanaan dan pengamatan hasil penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu sebelum penelitian, selama penelitian, dan setelah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh data-data mengenai hasil observasi hasil belajar dan keaktifan siswa. a. Sebelum Penelitian 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Akhir Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada siswa kelas XI IPS tahun pelajaran 20112012. Soal yang diberikan adalah soal yang akan digunakan untuk tes akhir dalam penelitian. a Uji Validitas Dari tabel dan perhitungan uji validitas terlampir dapat dihitung menggunakan rumus validitas dengan r tabel = 0,378 maka diperoleh: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Soal Tes Akhir No. Soal r Keterangan hitung 1 0,580 Valid 2 0,441 Valid 3 0,460 Valid 4 0,456 Valid 5 0,503 Valid 6 0,403 Valid 7 0,703 Valid 8 0,660 Valid Jadi, semua soal bernilai valid dan dapat digunakan untuk uji tes akhir pada materi kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi. b Uji Reliabilitas Dari tabel perhitungan uji reliabilitas terlampir dapat dihitung menggunakan rumus reliabilitas sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Realibilitas Tiap Soal No. Soal i σ i 2 1 0,2475 2 1,1275 3 1,11 4 0,55 5 1,1275 6 0,55 7 1,275 8 8,475 � � 2 = 7695 − 148225 20 20 = 7695 − 7411,25 20 = 283,75 20 = 14,1875 � 11= � 8 8 −1�� 1 − 0,2475 +1,1275 +1,11+0,55+1,1275 +0,55+1,275+0,8475 14,1875 � = 8 7 �1 − 6,835 14,1875 = 8 7 �1 − 0,482 = 8 7 �0,518 = 0,592 Dari tabel reliabilitas maka dapat diperoleh bahwa kriteria reliabilitas soal-soal tersebut cukup yang berarti siswa cukup stabil dan konsisten dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sehingga data yang dihasilkan cukup konsisten sesuai dengan keadaan data itu sendiri. 2 Pretest Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti melakukan 1x pertemuan yakni 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran digunakan untuk melakukan pretest dan satu jam pelajaran dilakukan untuk melihat keaktifan awal siswa di kelas sebelum melaksanakan penelitian yakni pembelajaran dengan menggunakan modul. Pretest dan keaktifan awal sebelum pemberian treatment ini digunakan untuk mengetahui tingkat kehomogenan siswa di dua kelas yakni satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol tersebut. Data tersebut juga untuk membandingkan antara nilai dan keaktifan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan modul. a Perhitungan Nilai Pretest Nilai pretest setiap kelas direkap dan dituliskan pada tabel nilai pretest terlampir. Perhitungan pretest menggunakan SPSS. Perhitungan yang diperoleh ialah: i. Normalitas Data pada Masing-Masing Kelas Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pretestXIIS1 pretestXIIS2 N 28 28 Normal Parameters Mean a,b 30,5057 25,1225 Std. Deviation 13,22734 13,54608 Most Extreme Differences Absolute ,192 ,175 Positive ,123 ,097 Negative -,192 -,175 Kolmogorov-Smirnov Z 1,014 ,926 Asymp. Sig. 2-tailed ,255 ,358 Dari tabel kolmogorov-smirnov dengan n = 28 dan α=0,05 kita peroleh D tabel 1. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D = 0,250. hitung = 0,192 untuk kelas XI IPS 1 kelas kontrol. Karena D hitung D tabel , maka kita terima H . Sehingga dapat disimpulkan data nilai pretest pada kelas kontrol berdistribusi normal. 2. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D hitung = 0,175 untuk kelas XI IPS 2 kelas eksperimen. Karena D hitung D tabel , maka kita terima H ii. Homogenitas Data Kedua Kelas . Sehingga dapat disimpulkan data nilai pretest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data Pretest Test of Homogeneity of Variances Pretest Levene Statistic df1 df2 Sig. ,019 1 54 ,890 Dari tabel dapat dilihat bahwa data pretest tersebut memiliki df=54. Dari tabel F untuk df=54 dan α=0,05 diperoleh F tabel = 3,17, sedangkan F hitung =0,019. F tabel F hitung , maka kita terima H . Kita peroleh kesimpulan bahwa data pretest kedua kelas homogen. Data pretest kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, sehingga dalam perhitungan uji beda dua rata-rata digunakan uji parametrik yaitu uji independent t-test. iii. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Pretest Tabel 4.5 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretest Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Pretest Equal variances assumed ,019 ,890 1,505 54 Equal variances not assumed 1,505 53,969 Dari tabel perhitungan SPSS kita peroleh bahwa data memiliki df=54 dan t hitung = 1,505. Dari tabel t test diperoleh t tabel =1,67 untuk n=28, t=54, dan α=0,05. Karena -1,67 t hitung 1,67, maka kita terima H Jadi, dapat kita simpulkan bahwa kedua kelas kontrol dan eksperimen tersebut homogen dilihat dari nilai hasil pretest. . b Keaktifan Sebelum Pemberian Treatment i. Di Kelas Kontrol Tabel 4.6 Keaktifan di Kelas Kontrol Sebelum Pemberian Treatment No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 4 4 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran - - 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran - - 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik 25 25 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 25 25 ii. Di Kelas Eksperimen Tabel 4.7 Keaktifan di Kelas Eksperimen Sebelum Pemberian Treatment No. Strategi Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 5 5 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran - - 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran - - 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik 25 25 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 25 25 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.8 Presentase Keterlibatan Siswa Sebelum Pemberian Treatment No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 25 100 54 2 Menggunakan modul 25 100 55 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan di kedua kelas pada pertemuan sebelum pemberian treatment sangat tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa keaktifan kedua kelas homogen. Namun frekuensi keterlibatan kelas yang akan menggunakan modul memiliki selisih 1 dengan kelas yang tidak menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang akan menggunakan modul sedikit lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul dilihat dari frekuensi keterlibatan siswa dalam pertemuan sebelum pemberian treatment. Keaktifan siswa pada pertemuan sebelum pemberian treatment sangat tinggi dikarenakan siswa terlihat antusias dengan suasana baru di kelas yang baru. Selain itu, siswa juga diberi pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang telah mereka kuasai. Siswa terlihat antusias untuk menjawab pertanyaan yang mereka masih kuasai namun masih secara bersama-sama atau kurang teratur. 3 Pengumpulan Data-Data Lain Dalam penelitian ini untuk peneliti juga mengumpulkan data usia siswa dan nilai rapor matematika terakhir siswa. Data ini digunakan untuk mengetahui tingkat kehomogenan siswa dilihat dari usia dan nilai matematika semester sebelumnya. a Data Usia Siswa Data usia siswa setiap kelas direkap dan dituliskan pada tabel usia siswa terlampir. Perhitungan data usia siswa menggunakan SPSS. Perhitungan yang diperoleh ialah: i. Uji Normalitas Data Usia Siswa Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Usia Siswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test usiaXIIS1 usiaXIIS2 N 28 28 Normal Parameters Mean a,b 16,39 16,25 Std. Deviation ,916 ,518 Most Extreme Differences Absolute ,344 ,471 Positive ,344 ,471 Negative -,227 -,315 Kolmogorov-Smirnov Z 1,823 2,492 Asymp. Sig. 2-tailed ,003 ,000 Dari tabel kolmogorov- smirnov dengan n = 28 dan α=0,05 kita peroleh D tabel 1. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D = 0,250. hitung = 0,344 untuk kelas XI IPS 1 kelas kontrol. Karena D hitung D tabel , maka kita tolak H 2. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D . Sehingga dapat disimpulkan data usia pada kelas kontrol tidak berdistribusi normal. hitung = 0,471 untuk kelas XI IPS 2 kelas eksperimen. Karena D hitung D tabel , maka kita tolak H . Sehingga dapat disimpulkan data usia pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. ii. Uji Homogenitas Data Usia Siswa Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Usia Siswa Test of Homogeneity of Variances Usia Levene Statistic df1 df2 Sig. 9,540 1 54 ,003 Dari tabel dapat dilihat bahwa data pretest tersebut memiliki df=54. Dari tabel F untuk df=54 dan α=0,05 diperoleh F tabel = 3,17, sedangkan F hitung =9,540. F tabel F hitung , maka kita tolak H Data usia siswa di kedua kelas tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, sehingga dalam perhitungan uji beda dua rata-rata digunakan uji nonparametrik yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dua sampel. . Kita peroleh kesimpulan bahwa data usia kedua kelas tidak homogen. iii. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Usia Siswa Tabel 4.11 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Usia Siswa Test Statistics a usia Most Extreme Differences Absolute ,143 Positive ,107 Negative -,143 Kolmogorov-Smirnov Z ,535 Asymp. Sig. 2-tailed ,938 Dari tabel dapat dilihat D=0,143. Sedangkan dari tabel D dengan α=0,05 dan n=56, kita peroleh D tabel =0,182. D hitung D tabel maka kita terima H 0. b Data Nilai Rapor Matematika Terakhir Siswa Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata usia siswa di kedua kelas tersebut samahomogen. i. Uji Normalitas Data Nilai Rapor Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Nilai Rapor One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test raporXIIS1 raporXIIS2 N 28 28 Normal Parameters Mean a,b 72,32 71,93 Std. Deviation 1,964 1,720 Most Extreme Differences Absolute ,364 ,338 Positive ,351 ,269 Negative -,364 -,338 Kolmogorov-Smirnov Z 1,924 1,788 Asymp. Sig. 2-tailed ,001 ,003 Dari tabel kolmogorov- smirnov dengan n = 28 dan α=0,05 kita peroleh D tabel 1. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D = 0,250. hitung = 0,364 untuk kelas XI IPS 1 kelas kontrol. Karena D hitung D tabel , maka kita tolak H 2. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D . Sehingga dapat disimpulkan data nilai rapor siswa pada kelas kontrol tidak berdistribusi normal. hitung = 0,338 untuk kelas XI IPS 2 kelas eksperimen. Karena D hitung D tabel , maka kita tolak H . Sehingga dapat disimpulkan data nilai rapor siswa pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. ii. Uji Homogenitas Data Nilai Rapor Tabel 4.13 Uji Homogenitas Data Nilai Rapor Test of Homogeneity of Variances Rapor Levene Statistic df1 df2 Sig. ,189 1 54 ,666 Dari tabel dapat dilihat bahwa data pretest tersebut memiliki df=54. Dari tabel F untuk df=54 dan α=0,05 diperoleh F tabel = 3,17, sedangkan F hitung =0,189. F tabel F hitung , maka kita terima H . Kita peroleh kesimpulan bahwa data nilai rapor siswa di kedua kelas homogen. Data nilai rapor kedua kelas tidak berdistribusi normal dan homogen, sehingga dalam perhitungan uji beda dua rata-rata digunakan uji nonparametrik yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov dua sampel. iii. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Nilai Rapor Tabel 4.14 Uji Perbedaan Rata-rata Data Nilai Rapor Test Statistics a rapor Most Extreme Differences Absolute ,143 Positive ,036 Negative -,143 Kolmogorov-Smirnov Z ,535 Asymp. Sig. 2-tailed ,938 Dari tabel dapat dilihat D=0,143. Sedangkan dari tabel D dengan α=0,05 dan n=56, kita peroleh D tabel =0,182. D hitung D tabel maka kita terima H 0. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata nilai rapor terakhir siswa di kedua kelas tersebut samahomogen. b. Selama Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 12 jam pelajaran yakni 8 pertemuan di kedua kelas penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan selama penelitian yakni data keaktifan. Setelah selesai pembelajaran modul siswa akan diberi tes akhir untuk memperoleh data nilai hasil belajar. 1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian a Pertemuan Pertama i. Kelas Eksperimen Pembelajaran dimulai dengan guru mengabsen siswa dan meminta siswa untuk menyiapkan modul. Kemudian, guru meminta siswa untuk membaca tujuan pembelajaran yang ada pada modul. Guru meminta siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah 1, beberapa siswa diminta maju untuk memberikan pendapat. Kemudian, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan dari masalah yang telah dikerjakan yaitu mengenai kaidah pencacahan. Setelah masalah 1 selesai dibahas, siswa diminta membahas masalah 2 secara bersama-sama dalam diskusi kelas. Untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi kaidah pencacahan, siswa diminta mengerjakan soal latihan 1 dan soal KB 1 dalam kelompok yang masing-masing beranggota 5 orang. Jawaban siswa dikumpulkan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. ii. Kelas Kontrol Pembelajaran dimulai dengan guru mengabsen siswa. Kemudian, guru menjelaskan tujuan dari kaidah pencacahan. Setelah itu, guru memberikan soal mengenai kaidah pencacahan dan siswa menjawab bersama-sama secara lisan. Dari soal yang diberikan, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan. Kemudian guru mendiktekan beberapa soal mengenai kaidah pencacahan untuk dikerjakan oleh siswa, beberapa siswa diminta maju untuk mengerjakan soal di papan tulis. Soal-soal yang belum selesai dikerjakan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. b Pertemuan Kedua i. Kelas Eksperimen Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa dan meminta siswa untuk menyiapkan modul. Kemudian guru membimbing siswa untuk membahas soal-soal yang dijadikan tugas kelompok, beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Untuk melihat tingkat penguasaan materi, siswa diminta untuk menghitung persentase penguasaan materi yang ada pada modul. Pada akhir pembelajaran, guru membagikan tugas kelompok yang telah dikumpulkan dan mengumumkan siswa yang harus mengerjakan tugas remidial. Guru memberikan waktu satu hari untuk menyelesaikan tugas remidial. ii. Kelas Kontrol Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa. Setelah itu, guru membimbing siwa untuk membahas soal- soal yang dijadikan tugas rumah, beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Pada akhir pembelajaran guru memberikan lembar soal untuk dikerjakan siswa di rumah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. c Pertemuan Ketiga i. Kelas Eksperimen Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa dan meminta siswa menyiapkan modul. Kemudian guru meminta siswa untuk membaca tujuan pembelajaran. Siswa diminta untuk mencoba menyelesaikan masalah 3 dan masalah 4 yang ada pada modul., beberapa siswa diminta maju untuk memberikan pendapatnya. Dari masalah 3 dan 4 yang telah dibahas, guru mengarahkan siswa untuk memperoleh kesimpulan, serta mengaitkannya dengan definisi permutasi. Kemudian guru mengajak siswa menyimak rumus umum permutasi, definisi faktorial, dan contoh penggunaan rumus pada pemecahan soal yang ada pada modul. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi maka siswa diminta mengerjakan latihan 2. Beberapa siswa maju untuk memberikan pendapatnya, namun karena keterbatasan waktu maka siswa meneruskan mengerjakan latihan 2 di rumah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. ii. Kelas Kontrol Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa. Kemudian guru berkeliling untuk mengecek jawaban latihan soal beberapa siswa yang diberikan pada pembelajaran sebelumnya. Setelah itu, guru menanyakan kesulitan yang ditemukan siswa dalam mengerjakan soal. Soal-soal yang dianggap sulit kemudian dibahas, sedangkan beberapa soal hanya dicek jawabannya secara bersama- sama. Setelah itu, guru memberikan satu soal untuk dibahas oleh siswa. Salah satu siswa maju untuk memberikan pendapatnya. Dari soal tersebut, guru mengarahkan siswa tentang definisi permutasi dan rumusnya. Kemudian guru memberikan contoh soal dan penggunaan rumus dalam pemecahan soal. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan soal-soal latihan mengenai permutasi kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. d Pertemuan Keempat i. Kelas Eksperimen Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa. Kemudian guru mengajak siswa membahas beberapa soal dari latihan 2 yang belum selesai dibahas. Setelah itu, guru meminta siswa untuk menyelesikan masalah 5, beberapa murid memberikan ide dalam pemecahan masalah. Dari masalah 5 yang telah dibahas, guru mengarahkan siswa pada rumus permutasi unsur yang sama. Untuk memahami penggunaan rumus dalam pemecahan soal, guru mengajak siswa untuk membahas latihan 3 nomor 1 secara bersama- sama. Kemudian siswa diminta mengerjakan latihan 3 yang lain di rumah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. ii. Kelas Kontrol Pembelajaran diawali dengan guru mengabsen siswa. Kemudian guru mengajak siswa membahas soal-soal tentang permutasi yang dikerjakan di rumah. Beberapa siswa diminta maju untuk menuliskan pendapatnya di papan tulis. e Pertemuan Kelima i. Kelas Eksperimen Pembelajaran diawali dengan guru mengabsen siswa dan meminta siswa untuk menyiapkan modul. Kemudian guru mengajak siswa membahas latihan 3. Beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah itu, guru meminta siswa untuk mencari penyelesaian masalah 6. Salah satu siswa memberikan pendapatnya untuk pemecahan masalah. Dari masalah 6 yang telah dibahas, guru mengarahkan siswa untuk memperoleh rumus permutasi siklis. Untuk mengetahui pemahamana siswa terhadap rumus siswa diminta menyampaikan idenya untuk pemecahan masalah 7. Kemudian siswa diminta melihat masalah 8 dan diarahkan untuk memperoleh rumus permutasi siklis dengan beberapa unsur yang sama. Untuk melihat tingkat pemahaman siswa terhadapa materi maka siswa diminta mengerjakan masalah 9 dan dibahas bersama- sama. Pada akhir pembelajaran, siswa diminta mengerjakan latihan IV dan menyelesaikannya di rumah untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya. ii. Kelas Kontrol Pada awal pembelajaran guru mengabsen siswa. Kemudian guru memberikan soal yang mengarah pada permutasi unsur yang sama untuk dibahas bersama-sama. Setelah itu, guru memberikan rumus permutasi unsur yang sama dan contoh penggunaan rumus dalam penyelesaian soal. Siswa diberi beberapa soal mengenai permutasi unsur yang sama untuk dikerjakan dan beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah itu, guru memberikan permasalahan yang mengarah pada permutasi siklis untuk dibahas bersama-sama. Kemudian guru memberikan rumus permutasi siklis dan contoh penggunaan rumus dalam penyelesaian soal. Siswa diberi beberapa soal mengenai permutasi siklis untuk dikerjakan dan beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan di rumah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. f Pertemuan Keenam i. Kelas Eksperimen Pada awal pembelajaran guru mengabsen siswa. Kemudian guru mengajak siswa membahas soal-soal latihan IV yang dikerjakan di rumah. Beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Pada akhir pembelajaran, siswa diminta mengerjakan uji KB 2 di rumah dan diberi waktu dua hari untuk mengumpulkannya. ii. Kelas Kontrol Guru memulai pembelajaran dengan mengabsen siswa. Kemudian guru mengajak siswa membahas soal-soal mengenai permutasi unsur yang sama dan permutasi siklis yang dikerjakan di rumah. g Pertemuan Ketujuh i. Kelas Eksperimen Pada awal pembelajaran, guru mengabasen siswa. Kemudian guru membahas secara singkat mengenai uji KB 2 dan mengumumkan siswa yang harus mengumpulkan remidi. Guru meminta siswa menyiapkan modul dan membaca tujuan pembelajaran KB 3. Setelah itu, guru membimbing siswa untuk melihat permasalahan yang ada pada modul berhubungan dengan materi yang akan dipelajari yakni kombinasi. Guru mengarahkan siswa pada definisi kombinasi dan rumusnya. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi maka guru meminta siswa mengerjakan masalah 10. Salah satu siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk melihat contoh-contoh pemecahan masalah dengan menggunakan rumus kombinasi. Siswa diminta mengerjaan uji KB 3 dan beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. ii. Kelas Kontrol Pembelajaran dimulai dengan guru mengabsen siswa. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran kombinasi. Guru memberikan soal mengenai kombinasi dan membimbing siswa untuk mencari pemecahannya. Dari masalah dibahas guru memberikan rumus kombinasi dan contoh penggunaannya dalam pemecahan soal. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi, guru memberikan soal-soal mengenai kombinasi kepada siswa. Beberapa siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. h Pertemuan Kedelapan i. Kelas Eksperimen Guru memulai pembelajaran dengan mengabsen siswa. Kemudian guru mengulang secara singkat tentang materi kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi. Setelah itu, guru memberikan uji kompetensi untuk dikerjakan siswa secara individu. Siswa diberi waktu satu jam pelajaran untuk mengerjakannya. Siswa diminta untuk mempersiapkan ulangan yang akan diadakan pada pertemuan selanjutnya. ii. Kelas Kontrol Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa. Kemudian guru mengulang secara singkat tentang materi kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi. Guru memberikan uji kompetensi untuk dikerjakan siswa secara individu. Siswa diberi waktu satu jam pelajaran untuk mengerjakannya. Siswa diminta untuk mempersiapkan ulangan yang akan diadakan pada pertemuan selanjutnya. 2 Data Keaktifan a Pertemuan Pertama i. Kelas kontrol Tabel 4.15 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Pertama No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 6 7 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 4 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 3 4 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat 2 2 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 7 7 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.16 Keaktifan di Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama No. Strategi Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 4 5 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas 5 5 dalam pelajaran 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 2 3 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat 3 3 6. Siswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 9 9 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.17 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Pertama No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 13 46 24 2 Menggunakan modul 12 42 25 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan di kedua kelas pada pertemuan pertama terletak pada rentang yang sama yakni cukup aktif. Namun frekuensi keterlibatan kelas yang menggunakan modul lebih tinggi dibanding kelas yang tidak menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang menggunakan modul lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul dilihat dari frekuensi keterlibatan siswa. b Pertemuan Kedua i. Kelas Kontrol Tabel 4.18 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Kedua No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 1 1 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran - - 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 5 5 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik 15 15 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 4 4 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.19 Keaktifan di Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua No. Strategi Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 3 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 2 2 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 5 5 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik 25 25 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 3 3 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.20 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Kedua No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 16 62 25 2 Menggunakan modul 26 96 38 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan pada pertemuan kedua di kelas eksperimen persentasenya sangat tinggi, sedangkan di kelas kontrol persentasenya tinggi. Frekuensi keterlibatan kelas yang menggunakan modul juga lebih tinggi dibanding kelas yang tidak menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang menggunakan modul lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul dilihat dari persentase dan frekuensi keterlibatan siswa. c Pertemuan Ketiga i. Kelas Kontrol Tabel 4.21 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Ketiga No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 5 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran - - 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 4 4 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat 8 8 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 5 5 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.22 Keaktifan di kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga No. Strategi Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 11 11 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 5 5 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 3 3 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat 7 7 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat 5 5 6. Siswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik 20 20 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 5 5 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.23 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Ketiga No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 8 35 22 2 Menggunakan modul 20 100 56 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan pada pertemuan ketiga di kelas eksperimen persentasenya sangat tinggi, sedangkan di kelas kontrol persentasenya rendah. Frekuensi keterlibatan kelas yang menggunakan modul juga lebih tinggi dibanding kelas yang tidak menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang menggunakan modul lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul dilihat dari persentase dan frekuensi keterlibatan siswa. d Pertemuan Keempat i. Kelas Kontrol Tabel 4.24 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Keempat No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 5 7 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 8 9 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 4 5 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat 5 5 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat 3 3 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 11 11 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.25 Keaktifan di Kelas Eksperimen Pertemuan Keempat No. Strategi Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 1 1 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 1 1 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 6 6 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 7 7 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.26 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Keempat No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 11 40 40 2 Menggunakan modul 7 32 15 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan pada pertemuan keempat di kelas eksperimen dan kontrol presentasenya rendah. Namun, frekuensi keterlibatan kelas yang tidak menggunakan modul lebih tinggi dibanding kelas yang menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang tidak menggunakan modul lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan modul dilihat dari persentase dan frekuensi keterlibatan siswa. e Pertemuan Kelima i. Kelas Kontrol Tabel 4.27 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Kelima No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 4 5 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 2 2 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 6 7 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 8 8 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.28 Keaktifan di Kelas Eksperimen Pertemuan Kelima No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 5 6 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 4 4 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 3 3 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 3 3 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.29 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Kelima No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 10 36 22 2 Menggunakan modul 15 45 16 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan pada pertemuan kelima di kelas eksperimen presentasenya cukup aktif dan dikelas kontrol presentasenya rendah. Namun, frekuensi keterlibatan kelas yang tidak menggunakan modul lebih tinggi dibanding kelas yang menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang menggunakan modul presentasenya lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul namun frekuensi keaktifan kelas yang tidak menggunakan modul lebih tinggi dibandingkan kelas yang menggunakan modul. f Pertemuan Keenam i. Kelas Kontrol Tabel 4.30 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Keenam No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 5 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran - - 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 2 2 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 4 4 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.31 Keaktifan di Kelas Eksperimen Pertemuan Keenam No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 4 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 2 2 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran - - 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 6 6 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.32 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Keenam No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 4 18 11 2 Menggunakan modul 6 33 12 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan pada pertemuan keenam di kelas eksperimen dan kontrol presentasenya rendah. Selain, frekuensi keterlibatan kelas yang menggunakan menggunakan modul lebih tinggi dibanding kelas yang tidak menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang menggunakan modul lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul dilihat dari persentase dan frekuensi keterlibatan siswa. g Pertemuan Ketujuh i. Kelas Kontrol Tabel 4.33 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Ketujuh No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 1 1 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 3 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 3 3 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 11 11 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.34 Keaktifan di Kelas Eksperimen Pertemuan Ketujuh No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 12 21 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 1 1 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 6 8 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat 1 1 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik 10 10 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 4 4 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.35 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Ketujuh No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 15 79 18 2 Menggunakan modul 17 89 45 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan pada pertemuan ketujuh di kelas eksperimen presentasenya sangat tinggi dan di kelas kontrol presentasenya tinggi. Selain itu, frekuensi keterlibatan kelas yang menggunakan modul jauh lebih tinggi dibanding kelas yang tidak menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang menggunakan modul lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul dilihat dari persentase dan frekuensi keterlibatan siswa. h Pertemuan Kedelapan i. Kelas Kontrol Tabel 4.36 Keaktifan di Kelas Kontrol Pertemuan Kedelapan No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 3 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran - - 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran 1 1 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik - - 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 8 8 ii. Kelas Eksperimen Tabel 4.37 Keaktifan di Kelas Eksperimen Pertemuan Kedelapan No. Jenis keterlibatan Siswa yang Terlibat Jumlah Frekuensi 1. Siswa bertanya kepada guru saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 9 13 2. Siswa bertanya kepada teman saat mengalami kesulitankurang jelas dalam pelajaran 3 3 3. Siswa mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran - - 4. Siswa mendengarkan temannya saat mengemukakan pendapat - - 5. Siswa merespon pendapat temannya saat mengemukakan pendapat - - 6. Siswa mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik 24 24 7. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 3 3 Dari kedua kelas diperoleh: Tabel 4.38 Persentase Keterlibatan Siswa Pertemuan Kedelapan No. Strategi Siswa yang Terlibat Frekuensi Jumlah 1 Tidak menggunakan modul 9 38 12 2 Menggunakan modul 24 96 43 Dari tabel keaktifan yang ada maka diperoleh bahwa keaktifan pada pertemuan kedelapan di kelas eksperimen presentasenya sangat tinggi dan di kelas kontrol presentasenya rendah. Frekuensi keterlibatan kelas yang menggunakan modul juga jauh lebih tinggi dibanding kelas yang tidak menggunakan modul, ini berarti keaktifan di kelas yang menggunakan modul lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan modul dilihat dari persentase dan frekuensi keterlibatan siswa. 3 Data Hasil Belajar Tes Akhir Nilai tes akhir kedua kelas direkap dan dituliskan pada tabel nilai tes akhir sebagai berikut: Tabel 4.39 Nilai Tes Akhir Siswa di Kelas Kontrol No. Nilai Ketuntasan 1. 54 Tidak Tuntas 2. 67 Tidak Tuntas 3. 75 Tuntas 4. 71 Tidak Tuntas 5. 71 Tidak Tuntas 6. 71 Tidak Tuntas 7. 50 Tidak Tuntas 8. 46 Tidak Tuntas 9. 50 Tidak Tuntas 10. 54 Tidak Tuntas 11. 50 Tidak Tuntas 12. 50 Tidak Tuntas 13. 71 Tidak Tuntas 14. 54 Tidak Tuntas 15. 75 Tuntas 16. 46 Tidak Tuntas 17. 79 Tuntas 18. 54 Tidak Tuntas 19. 21 Tidak Tuntas 20. 71 Tidak Tuntas 21. 58 Tidak Tuntas 22. 58 Tidak Tuntas 23. 71 Tidak Tuntas 24. 21 Tidak Tuntas 25. 17 Tidak Tuntas 26. 62,5 Tidak Tuntas 27. 37,5 Tidak Tuntas 28. 37,5 Tidak Tuntas Tabel 4.40 Nilai Tes Akhir Siswa di Kelas Eksperimen Dari nilai tersebut diperoleh: a Kelas Kontrol Dari data nilai tes akhir siswa di kelas kontrol, presentase siswa yang tuntaslulus KKM adalah 11. Rata-rata nilai tes akhir di No. Nilai Ketuntasan 1. 67 Tidak Tuntas 2. 46 Tidak Tuntas 3. 46 Tidak Tuntas 4. 75 Tuntas 5. 71 Tidak Tuntas 6. 87,5 Tuntas 7. 37,5 Tidak Tuntas 8. 79 Tuntas 9. 79 Tuntas 10. 87,5 Tuntas 11. 92 Tuntas 12. 87,5 Tuntas 13. 62,5 Tidak Tuntas 14. 67 Tidak Tuntas 15. 92 Tuntas 16. 96 Tuntas 17. 96 Tuntas 18. 79 Tuntas 19. 92 Tuntas 20. 96 Tuntas 21. 46 Tidak Tuntas 22. 96 Tuntas 23. 21 Tidak Tuntas 24. 96 Tuntas 25. 71 Tidak Tuntas 26. 71 Tidak Tuntas 27. 83 Tuntas 28. 83 Tuntas kelas kontrol adalah 55,09. Jadi, kelas dinilai belum tuntas dalam pembelajaran pada materi kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi karena rata-rata kelas masih di bawah batas KKM. b Kelas Eksperimen Dari data tes akhir siswa di kelas eksperimen, presentase siswa yang tuntaslulus KKM adalah 61. Rata-rata nilai tes akhir di kelas eksperimen adalah 75,09. Jadi, kelas dinilai telah tuntas dalam pembelajaran pada materi kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi karena rata-rata kelas lebih dari batas KKM. c Pengujian Hipotesis Perhitungan tes akhir menggunakan SPSS. Perhitungan yang diperoleh ialah: i. Uji Normalitas Data pada Masing-Masing Kelas Tabel 4.41 Uji Normalitas Data Tes Akhir One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilaiXIIS1 nilaiXIIS2 N 28 28 Normal Parameters Mean a,b 55,09 75,09 Std. Deviation 16,958 20,087 Most Extreme Differences Absolute ,147 ,149 Positive ,085 ,149 Negative -,147 -,149 Kolmogorov-Smirnov Z ,780 ,788 Asymp. Sig. 2-tailed ,577 ,564 Dari tabel kolmogorov- smirnov dengan n = 28 dan α=0,05 kita peroleh D tabel 1. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D = 0,250. hitung = 0,147 untuk kelas XI IPS 1 kelas kontrol. Karena D hitung D tabel , maka kita terima H 2. Dari tabel perhitungan SPSS, kita peroleh nilai D . Sehingga dapat disimpulkan data nilai tes akhir pada kelas kontrol berdistribusi normal. hitung = 0,149 untuk kelas XI IPS 2 kelas eksperimen. Karena D hitung D tabel , maka kita terima H ii. Uji Homogenitas Data Kedua Kelas . Sehingga dapat disimpulkan data nilai tes akhir pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Tabel 4.42 Uji Homogenitas Data Tes Akhir Test of Homogeneity of Variances Tesakhir Levene Statistic df1 df2 Sig. ,715 1 54 ,401 Dari tabel dapat dilihat bahwa data pretest tersebut memiliki df=54. Dari tabel F untuk df=54 dan α=0,05 diperoleh F tabel = 3,17, sedangkan F hitung =0,715. F tabel F hitung , maka kita terima H . Kita peroleh kesimpulan bahwa data hasil tes akhir kedua kelas homogen. Data pretest kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, sehingga dalam perhitungan uji beda dua rata-rata digunakan uji parametrik yaitu uji independent t-test. iii. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Tes Akhir Tabel 4.43 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Tes Akhir Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T df tesakhir Equal variances assumed ,715 ,401 -4,026 54 Equal variances not assumed -4,026 52,522 Dari tabel perhitungan SPSS kita peroleh bahwa data memiliki df=54 dan t hitung = -4,026. Dari tabel t test diperoleh t tabel =1,67 untuk n=28, t=54, dan α=0,05. Pada uji rata-rata nilai tes akhir digunakan uji pihak kiri, sehingga karena t hitung -1,67, maka kita tolak H Jadi, dapat kita simpulkan bahwa rata-rata nilai tes akhir kelas kontrol lebih kecil daripada kelas eksperimen. . c. Setelah Penelitian Setelah Penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada guru dan beberapa siswa pada kelas eksperimen. Siswa yang akan diwawancara terdiri dari 6 siswa yakni, 1 siswa dengan nilai hasil belajar tertinggi, 1 siswa dengan nilai hasil belajar sedang, 1 siswa dengan nilai hasil belajar terendah, 1 siswa paling aktif, 1 siswa dengan keaktifan sedang dan 1 siswa paling pasif. Data ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan modul dalam pembelajaran, sekaligus sebagai tambahan evaluasi keefektifan penggunaan modul dalam pembelajaran matematika. Wawancara yang dilakukan kepada siswa memperoleh hasil: Tabel 4.44 Tabel Wawancara Siswa NO. Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana pendapatmu dengan pembelajaran menggunakan modul? 1. Lebih membantu dan modul juga efisien untuk belajar. 2. Lebih mudah untuk belajar. 3. Membantu, tapi biasa saja. 4. Belajar lebih masuk jika menggunakan modul. 5. Enak buat belajar di sekolah maupun di rumah. 6. Enak, tidak harus mencatat. 2. Apakah kamu dapat mengikuti dan senang dengan pembelajaran seperti ini dibandingkan dengan pembelajaran biasa? Apakah modulnya dipelajari di rumah? 1. Bisa mengikuti, dan suka mempelajari modul di rumah. 2. Bisa mengikuti, kadang- kadang mempelajari di rumah. 3. Mengikuti sedikit. Tidak pernah. 4. Lebih senang modul dan suka dipelajari di rumah. 5. Lebih senang menggunakan modul dan kadang-kadang dipelajari di rumah. 6. Kadang-kadang bisa mengikuti, materinya susah. Tidak pernah dipelajari. 3. Apa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan modul ini? 1. Lebih mudah belajar sendiri dan lebih efisien untuk belajar. 2. Bisa belajar sendiri, tidak usah mencatat lagi. 3. Modul itu pinter. 4. Bisa dipelajari di rumah, kalau mencatat kadang ada yang malas nyatat. 5. Tidak harus mencatat. 6. Tidak harus mencatat. 4. Apa kekurangan pembelajaran dengan menggunakan modul ini? 1. Kalau tidak jelas, modul tidak bisa menjelaskan. 2. Jika tidak bisa, tidak ada keterangan dalam modul. 3. Kurang dipahami kata- katanya. 4. Tidak bisa menjelaskan secara detail. 5. Bayar. 6. Materinya tetap saja susah. 5. Apa ada kesulitan dalam pembelajaran dengan menggunakan modul ini? 1. Tidak, hanya kadang bingung menggunakan rumus. 2. Tidak. 3. Kesulitan mengerjakan. 4. Tidak ada. 5. Tidak ada. 6. Menguasai materi. Wawancara yang dilakukan kepada guru memperoleh hasil: a Pertanyaan: Bagaimana peran serta siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan modul ini? Jawaban: Jika menggunakan modul, siswa sudah mengetahui apa materi yang akan dipelajari. Jadi jika siswa aktif dalam mempelajari modulnya maka siswa akan lebih cepat menangkap pembelajaran di kelas. b Pertanyaan: Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi dengan pembelajaran menggunakan modul ini? Jawaban: Sebenarnya sama saja, namun jika menggunakan modul siswa tidak perlu mencatat lagi sehingga harapannya siswa lebih memperhatikan pelajaran dengan baik dibanding kelas yang tidak menggunakan modul. c Pertanyaan: Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan menggunakan modul ini? Jawaban: Kelebihannya banyak, misalnya siswa tidak perlu mencatat, dapat mempelajari materi sebelum guru, lebih mandiri, tingkat kompetisi lebih tinggi karena anak biasa mengerjakan soal-soalnya sendiri di rumah. Kekurangannya siswa harus mengeluarkan uang. Modul itu diciptakan untuk mengurangi kekurangan, sehingga memang modul digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. d Pertanyaan: Apa kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran dengan menggunakan modul ini? Jawaban: Jika siswa tidak membawa modul. Siswa yang tidak membawa modul akan menghambat pembelajaran. e Pertanyaan: Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran klasikal biasa dengan pembelajaran klasikal dengan menggunakan modul? Jawaban: Lebih efektif modul karena jika manual dibandingkan dengan ada alat tentu akan lebih efektif dengan yang menggunakan alat tentunya. Yang jelas untuk keefektifan waktu lebih efektif dengan menggunakan modul karena anak tidak perlu mencatat lagi. Di luar pertanyaan yang diajukan peneliti, guru juga memberikan saran agar modul lebih diperbanyak soal-soalnya sehingga siswa lebih terampil dalam pengerjaan soal.

B. Pembahasan Hasil Penelitian