1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu negara yang maju tidak akan lepas dari sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan
meningkatan kualitas generasi muda yang ditempuh melalui pendidikan. Dengan generasi muda yang berkualitas maka bangsa Indonesia mampu
bersaing dengan negara lain yang lebih maju. Dalam Dictionary of Psycology 1972 pendidikan diartikan sebagai
“The institutional procedurs which are empolyed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. usually the term is
applied to formal institution” Jadi, pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan
yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dan menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Menurut
Poerbakawatja dan Harap 1981 pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke
kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tangung jawab moril dari segala perbuatannya, orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau
orang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, lingkungan masyarakat,pemuka agama atau
kiai dalam lingkungan keagamaan
2
Soerjono Soekanto 1982:335 juga mengatakan bahwa pendidikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-
hal yang baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah. Pendidikan juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang
lebih baik dikemudian hari dan dengan pendidikan yang tinggi diharapkan akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, maka banyak orang tua yang
tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan biaya yang banyak. Namun bagi keluarga yang kurang mampu biaya pendidikan yang tinggi menjadi kendala, mereka
terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, karena keterbatasan dana.
Ketika siswa tamat dari SMA maka mereka dihadapkan pada dua pilihan yaitu melanjutkan sekolah atau bekerja. Bagi keluarga yang mampu akan
menganjurkan anaknya untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi, namun bagi keluarga yang kurang mampu mereka menganjurkan anaknya
untuk bekerja, sehingga memperoleh penghasilan yang dapat menambah pendapatan keluarga. Siswa kelas XII SMAN I SAMIGALUH yang
merupakan subyek penelitian penulis, kondisi sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari penampilan mereka. Siswa dari keluarga mampu penampilannya
lebih mewah, dibandingkan dengan siswa dari keluarga yang kurang mampu. Begitu juga dengan alat transportasi yang mereka gunakan untuk pergi ke
sekolah juga dapat menunjukkan bahwa siswa tersebut dari keluarga mampu atau kurang mampu. Di SMAN I SAMIGALUH siswanya lebih banyak yang
menggunakan alat transportasi bus dibandingkan dengan yang menggunakan
3
sepeda motor. Tidak hanya masalah biaya pendidikan yang tinggi dan pendapatan orang tua yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan
sekolah ke Perguruan Tinggi, tetapi tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas yang dimiliki keluarga juga mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Orang tua yang pendidikannya rendah, berpendapat bahwa sekolah tinggi-tinggi tidak ada manfaatnya, yang penting bekerja dan
mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga anaknya dilarang untuk melanjutkan studinya. Sebaliknya orang tua
yang berpendidikan tinggi lebih berpikir kalau anaknya berpendidikan tinggi maka akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Seorang siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi diharapkan tidak hanya bermodal uang yang banyak, tetapi juga harus mempunyai
prestasi yang baik. Prestasi tersebut terlihat pada nilai raport siswa, apabila nilai raport siswa diatas nilai rata-rata yang ditentukan sekolah maka dapat
dikatakan bahwa siswa tersebut berprestasi. Prestasi juga terlihat pada keikutsertaan siswa dalam perlombaan-perlombaan, di SMAN I
SAMIGALUH siswanya banyak yang mengikuti perlombaan, misalnya saja perlombaan olahraga, cerdas-cermat yang dapat dilihat dari piala-piala yang
terdapat di ruang guru. Prestasi belajar mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, karena prestasi dapat dijadikan
kekuatan apakah siswa tersebut mampu atau tidak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Misalnya saja ada siswa yang diterima di perguruan tinggi
tanpa melalui tes seleksi, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut
4
mempunyai prestasi yang tinggi selama di sekolah. Prestasi juga merupakan tujuan utama didalam kegiatan belajar mengajar dilingkup sekolah, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dengan prestasi yang baik akan membuat siswa tidak ragu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Motivasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Misalnya saja siswa kelas dua belas XII
SMA memiliki harapan untuk dapat diterima sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi di salah satu perguruan tinggi, maka ia akan terdorong
untuk belajar lebih rajin agar dapat diterima. Fenomena yang menunjukkan bahwa siswa kelas XII SMAN I SAMIGALUH termotivasi untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi bisa dilihat pada waktu jam istirahat yang dimanfaatkan untuk membaca buku pelajaran atau Koran di perpustakaan.
Ada juga Siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah. Motivasi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga terlihat pada waktu
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, mereka memperhatikan guru dengan seksama pada waktu guru sedang menjelaskan materi pelajaran.
Banyak juga siswa yang mempunyai buku panduan pelajaran dan mereka juga jarang bolos sekolah. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu
agar tujuannya dapat tercapai. Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks a compleks state dan kesiapsediaan preparatory set dalam diri
individu organisme untuk bergerak to move, motion, motive ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari A.S. Makmun, 2002:37.
5
Menurut Yuliana Triwahyu Sejati 1996 dalam penelitiannya yang berjudul “hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar
siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi” mengatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa
dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, yang artinya semakin tinggi prestasi belajar siswa, semakin tinggi minat melanjutkan studi
ke perguruan tinggi, atau sebaliknya semakin rendah prestasi belajar siswa, semakin rendah minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hubungan
positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat terjadi karena siswa yang berprestasi
belajarnya tinggi dengan didukung motivasi dan semangat yang tinggi, cenderung memiliki aspirasi pendidikan yang tinggi, sehingga mereka lebih
berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, karena dengan masuk ke perguruan tinggi dengan bekal prestasi yang sudah baik akan lebih mudah
dalam menyesuaikan proses pembelajaran di perguruan tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil judul “HUBUNGAN ANTARA
PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA SMA UNTUK MELANJUTKAN
STUDI KE PERGURUAN TINGGI”.
6
B. Batasan Masalah