Hubungan antara prestasi belajar, motivasi dan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa-siswi SMAN I Samigaluh, Tanjung, Ngargosari, Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta.

(1)

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN

KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA SMA

UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI.

Studi kasus : SMA NEGERI 01 SAMIGALUH, Tanjung, Ngargosari,

Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.

LINDA WAHYUTININGRUM

UNUVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif

antara : (1) prestasi belajar dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke

perguruan tinggi; (2) motivasi belajar dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi; (3) kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa

SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 01 SAMIGALUH pada bulan Mei

2007. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 01 SAMIGALUH kelas

XII. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan

wawancara. Teknik analisis data untuk permasalahan pertama, kedua dan ketiga

menggunakan analisa regresi berganda.

Hasil penelitian bahwa: (1) ada hubungan positif antara prestasi belajar

dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (t

hitung

= 4,192

> t

tabel

= 2,002); (2) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat siswa

SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (t

hitung

= 5,660 > t

tabel

= 2,002) ;

(3) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat siswa SMA untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (t

hitung

= 4,149 > t

tabel

= 2,002).


(2)

vii

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING

MOTIVATION AND SOCIAL ECONOMIC CONDITIONS OF THE

PARENTS AND THE INTEREST OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

TO CONTINUE THEIR STUDIES INTO HIGHER EDUCATION

A Case Study : 01 Samigaluh Senior High School, Tanjung, Ngargosari

Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.

LINDA WAHYUTININGRUM

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2009

This study aims to determine whether there is a positive relationship between:

(1) learning achievement and the interest of high school students to pursue higher

education studies; (2) learning motivation and the interest of higher education studies

to pursue higher educations studies; (3) socio – economic conditions of parents and

the interest of high school students to pursue higher education studies.

This research was carried out in 01 Samigaluh Senior High School in May

2007. This population of this study was all students of the twelfth class of 01 Senior

High School in Samigaluh. Data collection techniques were questionnaires,

documentation and interviews. Data analysis technique was multiple regression

analysis.

The result of the research shows that: (1) there is a positive relationship

between learning interest achievement and the interest of high school students to

pursue higher education studies (t

calculated

= 4.192> t

table

= 2.002); (2) there is a

positive relationship between learning motivation and the interest of high school

students to continue to higher education studies(t

calculated

= 5.660> t

table

= 2.002; (3)

there is a positive relationship between learning motivation and the interest of high

school students to pursue higher education studies (3) there is a positive relationship

between learning motivation and the interest of high school students to pursue higher

education studies ( t

calculated

= 4.149> t

table

= 2.2002).


(3)

i

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI DAN KONDISI

SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA SMA UNTUK

MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi kasus: Siswa – siswi SMAN I SAMIGALUH Tanjung, Ngargosari,

Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

LINDA WAHYUTININGRUM

NIM: 011334049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis yang mungkin sangat jauh dari smpurna ini sebagai buah tanganku akan kupersembahkan

dengan setulus hatiku

Teruntuk :

Mother Marry & Jesus Chryste yang selalu Melindungiku

Keluargaku Simbah Ponco (Alm), Simbah Putri, Mbak Ika, Mas Joko dan Bulek Sumi. Terima kasih atas

Kasih Sayang dan Pengorbanannya, Aku Selalu Sayang Kalian.

Orang Yang Sangat Spesial dalam hidupku : Sodik Lukmawan, Terima kasih atas motivasinya sehingga

aku bisa menyelesaikan skripsi ini dan menemani aku dalam suka maupun duka, Kamu Semangatku.

Teman-temanku : dik Lya terima kasih leptopnya, teman-temanku PAK ’01 ( Cecep, Dewi, Iswan) Akhirnya

kita bisa lulus, teman-teman kerjaku ( Mas Ronald, Mbak Ling, Mas Agung, Mbak Yanti, Mbak Tika )

Terima kasih atas dukungannya..


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

26

Agustus

2009

Penulis


(8)

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN

KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA SMA

UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI.

Studi kasus : SMA NEGERI 01 SAMIGALUH, Tanjung, Ngargosari,

Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.

LINDA WAHYUTININGRUM

UNUVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif

antara : (1) prestasi belajar dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke

perguruan tinggi; (2) motivasi belajar dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi; (3) kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa

SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 01 SAMIGALUH pada bulan Mei

2007. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 01 SAMIGALUH kelas

XII. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan

wawancara. Teknik analisis data untuk permasalahan pertama, kedua dan ketiga

menggunakan analisa regresi berganda.

Hasil penelitian bahwa: (1) ada hubungan positif antara prestasi belajar

dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (t

hitung

= 4,192

> t

tabel

= 2,002); (2) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat siswa

SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (t

hitung

= 5,660 > t

tabel

= 2,002) ;

(3) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat siswa SMA untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (t

hitung

= 4,149 > t

tabel

= 2,002).


(9)

vii

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING

MOTIVATION AND SOCIAL ECONOMIC CONDITIONS OF THE

PARENTS AND THE INTEREST OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

TO CONTINUE THEIR STUDIES INTO HIGHER EDUCATION

A Case Study : 01 Samigaluh Senior High School, Tanjung, Ngargosari

Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.

LINDA WAHYUTININGRUM

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2009

This study aims to determine whether there is a positive relationship between:

(1) learning achievement and the interest of high school students to pursue higher

education studies; (2) learning motivation and the interest of higher education studies

to pursue higher educations studies; (3) socio – economic conditions of parents and

the interest of high school students to pursue higher education studies.

This research was carried out in 01 Samigaluh Senior High School in May

2007. This population of this study was all students of the twelfth class of 01 Senior

High School in Samigaluh. Data collection techniques were questionnaires,

documentation and interviews. Data analysis technique was multiple regression

analysis.

The result of the research shows that: (1) there is a positive relationship

between learning interest achievement and the interest of high school students to

pursue higher education studies (t

calculated

= 4.192> t

table

= 2.002); (2) there is a

positive relationship between learning motivation and the interest of high school

students to continue to higher education studies(t

calculated

= 5.660> t

table

= 2.002; (3)

there is a positive relationship between learning motivation and the interest of high

school students to pursue higher education studies (3) there is a positive relationship

between learning motivation and the interest of high school students to pursue higher

education studies ( t

calculated

= 4.149> t

table

= 2.2002).


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Linda Wahyutiningrum Nomor Mahasiswa : 011334049

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Hubungan antara prestasi belajar, motivasi dan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 28 Desember 2009 Yang menyatakan


(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Bunda Maria dan Tuhan Yesus

Kristus yang selalu mencurahkan karunia-Nya selama ini dari awal kuliah sampai

masa akhir studi saya, hingga saya dapat menyelesaikan skripsi sebagai wujud

pertanggungjawaban saya selama kuliah ini dengan baik. Saya sangat berbahagia

akhirnya dapat menyelesaikan studi saya di Universitas Sanata Dharna Yogyakarta

ini sesuai harapan dan cita-cita. Semua usaha yang saya lakukan ini tidak akan

berhasil dengan baik tanpa orang-orang di sekitar saya yang saya membantu. Maka

saya ucapkan banyak terima kasih tulus dari dalam hati saya, teruntuk mereka semua.

Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Drs. T.

Sarkim.,M.Ed.,Ph.D., yang telah memberikan ijin dan memberikan kesempatan

kepada saya untuk melaksanakan studi dan menimba ilmu dengan baik di Universitas

Sanata Dharma ini.

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Bapak Laurentius

Saptono, S.Pd., M.Si. yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada

saya selama saya kuliah dia Universitas Sanata Dharma ini.

Dosen Pemmbimbing I, Bapak Drs. Bambang Purnomo. S.E., M.Si. yang

telah membimbing dan mengarahkan saya selama penulisan dan penyelesaian skripsi

ini.

Dosen Penguji Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., yang telah menguji

saya dalam pendadaran dan memberikan pengarahan dan masukan bagi skripsi saya.

Dosen Penguji Bapak Agustinus. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. yang telah

menguji saya dalam pendadaran dan memberikan pengarahan dan masukan bagi

skripsi saya.

Dosen Penguji Bapak Yohanes Harsoyo, S,Pd., M.Si. yang telah menguji saya

dalam pendadaran dan memberikan pengarahan dan masukan bagi skripsi saya.


(12)

ix

Dosen- dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya jurusan

pendidikan ekonomi akuntansi yang telah memberikan ilmu-ilmunya kepada saya

yang sangat saya perlukan di kemudian hari.

Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam saya

kuliah, sekertariat yang membantu urusan administrasi kuliah saya, dan petugas

perpustakaan yang ,membantu dan memfasilitasi buku-buku yang sangat saya

perlukan selama kuliah sampai menyelesaikan tugas akhir.

Kepala Sekolah Bapak Drs. Marsudi Raharjo yang telah memberikan ijin

kepada saya untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih

atas bantuannya baik moral maupun material yang sangat bermanfaat.

Sekripsi ini tentu masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang

sifatnya membangun senantiasa saya harapkan demi kesempurnaan dan akhirnya

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan .

Akhirnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang

mungkin saya lakukan dalam penyusunan skripsi ini.

Yogyakarta,

15

Agustus

2009


(13)

x

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………. v

ABSTRAK……….. vi

ABSTRACK ……….. vii

KATA PENGANTAR ……….. viii

DAFTAR ISI ………. x

DAFTAR TABEL……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah……… 1

B.

Batasan Masalah……… 6

C.

Rumusan Masalah ……… 6

D.

Tujuan Penelitian……….. 6

E.

Manfaat Penelitian……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Prestasi Belajar……….. 8

B.

Motivasi Belajar……… 18

C.

Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua………. 24

D.

Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ………... 31


(14)

xi

F.

Sekolah Menengah Atas……… 35

G.

Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan

Studi ke Perguruan Tinggi……….

37

H.

Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Melanjutkan Studi ke

Perguruan Tinggi ……… 39

I.

Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Minat

Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi ……… 40

J.

Hipotesis ……… 41

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian……… 42

B.

Waktu dan Tempat Penelitian……… 42

C.

Populasi dan Sampel……….. 42

D.

Variabel Penelitian dan Pengukurannya……… 44

E.

Data yang di Perlukan……… 48

F.

Teknik Pengumpulan Data……… 48

G.

Pengujian Instrumen Data ………. 49

H.

Teknik Analisis Data………. 53

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A.

Sejarah Sekolah……….. 58

B.

Visi dan Misi……….. 59

C.

Kurikulum Sekolah……… 59

D.

Sumber Daya Sekolah……… 60

E.

Siswa……….. 63

F.

Kondisi Fisik dan Fasilitas………. 65

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.

Diskripsi Penelitian……… 67


(15)

xii

1.

Uji Normalitas ……… 70

2.

Uji Linieritas……… 71

C.

Hasil Analisis Hipotesis……… 72

D.

Pembahasan……….. 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan……… 83

B.

Saran-saran……… 84

DAFTAR PUSTAKA


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1

ValiditasVariabel Motivasi……… 50

Tabel 3.2

Validitas

Instrumen

Minat Melanjutkan Studi………..

51

Tabel 3.3

Visi

Realibilitas Instrumen………

53

Tabel 4.1

Jumlah

Guru

SMAN I Samigaluh……….

61

Tabel 4.2

Jumlah

Karyawan………. 63

Tabel 5.1

Kategorisasi dan Kecenderungan Subyek Pada Variabel

Prestasi Belajar……….

67

Tabel 5.2

Kategorisasi

dan Kecenderungan Subyek Pada Variabel

Motivasi………

68

Tabel 5.3

Kategorisasi

dan Kecenderungan Subyek Pada Variabel

Minat

Siswa

Melanjutkan Studi………..

68

Tabel 5.4

Kategorisasi

dan Kecenderungan Subyek Pada Variabel

Kondisi

Sosial

Budaya………

69

Tabel 5.5

Hasil Uji Normalitas……….

70


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner………

86

Lampiran 2 Uji

Validitas dan Reliabilitas……….. 92

Lampiran 3 Uji

Normalitas……….

94

Lampiran 4 Uji

Linieritas………

95

Lampiran 5 Uji

Regresi

……….

97

Lampiran 6 Kategori

Kecenderungan Variabel……… 101

Lampiran 7 Data

Induk

Penelitian……… 103

Lampiran

8

Daftar Tabel……….. 111


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu negara yang maju tidak akan lepas dari sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meningkatan kualitas generasi muda yang ditempuh melalui pendidikan. Dengan generasi muda yang berkualitas maka bangsa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain yang lebih maju.

Dalam Dictionary of Psycology (1972) pendidikan diartikan sebagai “The institutional procedurs which are empolyed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. usually the term is applied to formal institution”

Jadi, pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dan menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Menurut Poerbakawatja dan Harap (1981) pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tangung jawab moril dari segala perbuatannya, orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, lingkungan masyarakat,pemuka agama atau kiai dalam lingkungan keagamaan


(19)

2

Soerjono Soekanto (1982:335) juga mengatakan bahwa pendidikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah.

Pendidikan juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari dan dengan pendidikan yang tinggi diharapkan akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, maka banyak orang tua yang tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan biaya yang banyak. Namun bagi keluarga yang kurang mampu biaya pendidikan yang tinggi menjadi kendala, mereka terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, karena keterbatasan dana.

Ketika siswa tamat dari SMA maka mereka dihadapkan pada dua pilihan yaitu melanjutkan sekolah atau bekerja. Bagi keluarga yang mampu akan menganjurkan anaknya untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi, namun bagi keluarga yang kurang mampu mereka menganjurkan anaknya untuk bekerja, sehingga memperoleh penghasilan yang dapat menambah pendapatan keluarga. Siswa kelas XII SMAN I SAMIGALUH yang merupakan subyek penelitian penulis, kondisi sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari penampilan mereka. Siswa dari keluarga mampu penampilannya lebih mewah, dibandingkan dengan siswa dari keluarga yang kurang mampu. Begitu juga dengan alat transportasi yang mereka gunakan untuk pergi ke sekolah juga dapat menunjukkan bahwa siswa tersebut dari keluarga mampu atau kurang mampu. Di SMAN I SAMIGALUH siswanya lebih banyak yang menggunakan alat transportasi bus dibandingkan dengan yang menggunakan


(20)

sepeda motor. Tidak hanya masalah biaya pendidikan yang tinggi dan pendapatan orang tua yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi, tetapi tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas yang dimiliki keluarga juga mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Orang tua yang pendidikannya rendah, berpendapat bahwa sekolah tinggi-tinggi tidak ada manfaatnya, yang penting bekerja dan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga anaknya dilarang untuk melanjutkan studinya. Sebaliknya orang tua yang berpendidikan tinggi lebih berpikir kalau anaknya berpendidikan tinggi maka akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Seorang siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi diharapkan tidak hanya bermodal uang yang banyak, tetapi juga harus mempunyai prestasi yang baik. Prestasi tersebut terlihat pada nilai raport siswa, apabila nilai raport siswa diatas nilai rata-rata yang ditentukan sekolah maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut berprestasi. Prestasi juga terlihat pada keikutsertaan siswa dalam perlombaan-perlombaan, di SMAN I SAMIGALUH siswanya banyak yang mengikuti perlombaan, misalnya saja perlombaan olahraga, cerdas-cermat yang dapat dilihat dari piala-piala yang terdapat di ruang guru. Prestasi belajar mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, karena prestasi dapat dijadikan kekuatan apakah siswa tersebut mampu atau tidak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Misalnya saja ada siswa yang diterima di perguruan tinggi tanpa melalui tes seleksi, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut


(21)

4

mempunyai prestasi yang tinggi selama di sekolah. Prestasi juga merupakan tujuan utama didalam kegiatan belajar mengajar dilingkup sekolah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan prestasi yang baik akan membuat siswa tidak ragu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Motivasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Misalnya saja siswa kelas dua belas (XII) SMA memiliki harapan untuk dapat diterima sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi di salah satu perguruan tinggi, maka ia akan terdorong untuk belajar lebih rajin agar dapat diterima. Fenomena yang menunjukkan bahwa siswa kelas XII SMAN I SAMIGALUH termotivasi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi bisa dilihat pada waktu jam istirahat yang dimanfaatkan untuk membaca buku pelajaran atau Koran di perpustakaan. Ada juga Siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah. Motivasi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga terlihat pada waktu berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, mereka memperhatikan guru dengan seksama pada waktu guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Banyak juga siswa yang mempunyai buku panduan pelajaran dan mereka juga jarang bolos sekolah. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu agar tujuannya dapat tercapai. Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks (a compleks state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (A.S. Makmun, 2002:37).


(22)

Menurut Yuliana Triwahyu Sejati (1996) dalam penelitiannya yang berjudul “hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi” mengatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, yang artinya semakin tinggi prestasi belajar siswa, semakin tinggi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, atau sebaliknya semakin rendah prestasi belajar siswa, semakin rendah minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat terjadi karena siswa yang berprestasi belajarnya tinggi dengan didukung motivasi dan semangat yang tinggi, cenderung memiliki aspirasi pendidikan yang tinggi, sehingga mereka lebih berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, karena dengan masuk ke perguruan tinggi dengan bekal prestasi yang sudah baik akan lebih mudah dalam menyesuaikan proses pembelajaran di perguruan tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil judul “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA SMA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”.


(23)

6

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah mengenai hubungan antara prestasi belajar, motivasi dan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi ?

2. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan minat siswa SMAuntuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi ?

3. Apakah ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara motivasi dengan

minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.


(24)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Sebagai gambaran untuk menentukan sikap dan tindakan setelah lulus dari SMA

2. Bagi Sekolah yang bersangkutan

Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan yang berhubungan dengan studi lanjut siswa.

3. Bagi penulis

Untuk menambah pengalaman dan dapat menerapkan teori dan praktik yang telah didapat dibangku kuliah pada keadaan sebenarnya


(25)

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk menjelaskan mengenai prestasi belajar akan lebih baik bila terlebih dahulu dijelaskan pengertian tentang belajar. Selanjutnya pengertian belajar dihubungkan dengan prestasi belajar, sehingga dapat diperoleh pengertian prestasi belajar secara lengkap.

Belajar suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap (W.S. Winkel, 1983:149).

Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychologi of learning mendefinisikan belajar sebagai “any relatively permanent change in organism’s behavioral reportaire that accurs as a resulf of eksperience” (belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman).

Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology : the teaching learning process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progesif.


(26)

Belajar secara umum dapat didefinisikan sebagai kegiatan dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.

Prestasi menurut W.S Winkel merupakan bukti usaha yang dicapai (W.S Winkel, 1989:324). Jadi prestasi belajar berhubungan dengan seberapa jauh penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai hasil evaluasi atau test.

Prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1988:3). Bagi seseorang prestasi belajar dalam tingkat dan jenis tertentu akan memberikan kepuasan dalam hidupnya.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, prestasi belajar diukur dengan menggunakan evaluasi. Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dicapai siswa, lambang pemuasan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan dengan asumsi prestasi belajar dapat mendorong siswa memperoleh ilmu pengetahuan, indikator intern dan ekstern dalam institusi pendidikan, dan indikator daya serap anak didik (Dimyati Mahmud, 1990:46).

2. Arti penting belajar

Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar.


(27)

10

E.L Thorndike meramalkan, jika kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradapan yang ada sekarang tak akan berguna bagi generasi mendatang. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

a. Faktor internal (factor dari dalam siswa), yakni kondisi/keadaan jasmani dan rohani siswa.

1) Aspek fisiologis

Aspek fisiologis ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: keadaan tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera. Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan yang kurang segar; keadaan yang lelah akan lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. Baiknya fungsi panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.

2) Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dalam kualitas perolehan pembelajaran siswa. Faktor-faktor rohaniah pada umumnya, yaitu :


(28)

- Inteligensi siswa

Inteligensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988).

- Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (respons tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. - Bakat siswa

Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988).

- Minat siswa

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

- Motivasi siswa

Motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988).

Arder N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:


(29)

12

 Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;

 Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;

 Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati orang tua, guru, dan teman-teman;

 Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi;

 Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;

 Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar. (Frandsen, 1961, p.216).

Maslow (menurut Frandsen, 1961, p. 234) mengemukakan motif-motif untuk belajar itu ialah :

 Adanya kebutuhan fisik;

 Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekhawatiran;

 Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain;

 Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat;

 Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri.


(30)

b. Faktor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa

Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni :

1) Lingkungan social, lingkungan social sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Yang termasuk lingkungan social siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.

2) Lingkungan nonsosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Mengenai waktu yang disenangi untuk belajar (study time preference) seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J. Bigger (1980) berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada belajar pada waktu-waktu lainnya.

c. Faktor pendekatan belajar

Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991).


(31)

14

4. Evaluasi prestasi belajar

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Pelaksanaan evaluasi cenderung bersifat kuantitatif; lantaran penggunaan simbol angka atau skor untuk menentukan kualitas kinerja akademik siswa dianggap sangat nisbi.

Menurut Muhibbin Syah, tujuan evaluasi adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa

dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.

b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan

kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.

e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM). Di samping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi administrasi untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport.


(32)

c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan). d. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan

bimbingan dan penyuluhan (BP). 5. Indikator prestasi belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

6. Faktor-faktor yang meningkatkan prestasi belajar

Menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, adalah :

a) Faktor lingkungan, faktor lingkungan sebenarnya sangat besar peranannya dalam mempengaruhi perkembangan dan kegiatan belajar seorang anak. Bila lingkungan tempat anak bergaul terdiri dari orang-orang yang rajin belajar, maka dengan sendirinya anakpun akan terpengaruh pula, sehingga si anak akan bergiat pula belajar dalam mengejar prestasi yang baik.

b) Faktor kesehatan, faktor kesehatan memegang peranan yang penting. Sebab seorang anak yang selalu sakit-sakitan, tidak akan dapat


(33)

16

mengikuti pelajaran yang baik, sehingga hasil yang akan dicapainya pun tidak akan menggembirakan.

c) Adanya cita-cita yang terpatri dalam jiwa seorang anak, maka anak itu pun akan mengetahui untuk apa sebenarnya ia belajar. Sehingga walaupun untuk itu selalu mengalami kesulitan, halangan dan berbagai macam rintangan, ia tidak akan pernah mundur dalam perjuangannya. Rintangan yang menghambat prestasi belajar anak diantaranya, adalah: a) Adanya perasaan gelisah

Ketika seorang anak belajar, haruslah diusahakan hal-hal yang ada di sekelilingnya dapat memberikan bantuan kepada ketekunannya belajar. Salah satu cara yang paling efektif untuk menimbulkan ketenangan dan menghindarkan kegelisahan ini, adalah dengan membiasakan anak untuk sering membaca dalam hati. Karena dengan membaca dalam hati maka seorang anak akan lebih terpimpin untuk mendisiplin dirinya sendiri, untuk menarik butir-butir yang penting dari pelajaran yang dibacanya itu sendiri.

b) Takut untuk memulai

Seorang anak harus dilatih untuk memiliki kemauan yang kuat dalam belajar, sehingga untuk itu anak tidak perlu lagi dikomando setiap saat untuk belajar. Untuk memperkuat jiwa dalam belajar ini, maka ada baiknya bila sebelumnya telah diadakan persiapan-persiapan yang dianggap perlu dan dapat menunjang keberhasilan belajar itu sendiri. Hendaklah pekerjaan belajar itu dimulai dengan kesungguhan hati.


(34)

Karena hanya dengan kesungguhan-kesungguhan suatu pekerjaan belajar itu akan dapat membawa orang-orang yang berkepentingan kepada hasil belajar yang baik dan memuaskan.

c) Belajar yang tidak berencana

Apapun yang dikerjakan dalam kehidupan ini hendaklah didahului dengan rencana yang matang, karena sesuatu pekerjaan yang dikerjakan tanpa rencana, berarti suatu usaha yang sifatnya untung-untungan belaka. Dengan belajar yang berencana, maka kita akan mengetahui mana yang seharusnya didahulukan dan mana pula yang dapat dilakukan belakangan. Lagi pula dengan belajar yang berencana, maka pikiranpun akan lebih tenang dalam belajar, karena sudah mengetahui bagian mana atau bidang studi mana yang seharusnya dipelajari sekarang dan mana yang akan dipelajari nanti.

d) Tidak memiliki ketabahan dan keuletan

Seorang anak yang pemalas dan memiliki semangat yang lemah, tidak akan mampu untuk mengatasi rintangan-rintangan yang dihadapinya dalam kehidupan belajarnya. Ia akan beranggapan bahwa rintangan-rintangan yang ditemuinya itu adalah merupakan palu yang memvonis dirinya untuk berhenti belajar.

e) Tidak memiliki kepercayaan yang teguh akan kemampuan diri sendiri. Dalam belajar diperlukan adanya kepercayaan yang teguh akan kemampuan diri sendiri. Dengan adanya kepercayaan yang teguh akan kemampuan diri sendiri yang bersarang dan bersemayam dalam diri


(35)

18

seorang anak, maka anak akan memiliki pendirian yang teguh. Dengan adanya kepercayaan yang teguh akan kemampuan diri sendiri, maka seorang anak, tidak akan mudah menyerah kalah bila umpamanya pada suatu ketika ia tidak memperoleh nilai yang menggembirakan. Seorang anak yang memiliki kepercayaan akan kemampuan diri sendiri dapat menempatkan dirinya pada posisi yang sesuai.

B. Motivasi

1. Pengertian motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi juga dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989, Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan anggota, organisasi mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang P. Siagian, 1989:128).


(36)

Menurut Hoy dan Miskel dalam bukunya Educational

administration (1982:137) mengemukakan bahwa “motivasi dapat

didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal”.

Menurut Barelson dan Steiner mendefinisikan motivasi sebagai (J. Ravianto, 1985:109) :

“all those inner striving conditions variously describe as whises, desires, needs, drives and the like”

jadi motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan (moves) dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang yang disebut sebagai faktor ekstrinsik (Wahjosumidjo, 1987:174).


(37)

20

a. Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa tidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu (i) kebutuhan fisiologis, (ii) kebutuhan akan perasaan aman, (iii) kebutuhan sosial, (iv) kebutuhan akan penghargaan diri, dan (v) kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti pangan, sandang, dan perumahan. Kebutuhan akan rasa aman berkenaan dengan keamanan yang bersifat fisik dan psikologis. Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, dan pemilikan harga diri. Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu sesuai dengan kemampuan.

b. Dorongan

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi motivasi. Hull menekankan dorongan sebagai motivasi penggerak utama perilaku.


(38)

c. Tujuan

Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi “sementara”. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”.

2. Arti Penting Motivasi

Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.

Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut : (i) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, (ii) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; (iii) Mengarahkan kegiatan belajar; (iv) Membesarkan semangat belajar; (v) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian (di sela-selanya adalah istirahat atau


(39)

22

bermain) yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut : (i) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. (ii) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-macam. (iii) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. (iv) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

Motivasi adalah salah satu prasyarat yang sangat penting dalam belajar. Dalam kata Latin, kata motivum menunjuk pada alasan tertentu.mengapa sesuatu itu bergerak. Kata bahasa Inggris motivatiom berasal dari kata motivum. Istilah “motivasi” mempunyai arti sedikit bagi motivasi itu sendiri.

Motivasi mempunyai intensitas dan arah (direction). Gege Berliner (1984) menyamakan motivasi seperit mesin (intensitas) dan kemudi (direction) sebuah mobil. Intensitas dari motivasi yang digunakan untuk satu kegiatan mungkin tergantung pada besarnya intensitas itu dari pada besarnya direction (Kelly dan Thibout, 1959).


(40)

3. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelaktual. Peranannya adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Oleh karena itu motivasi balajar sangat penting dalam peningkatan hasil belajar. Dalam kepustakaan pendidikan, motivasi sering disebut sebagai variabel yang banyak menentukan hasil belajar. Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut ( Sardiman AM, 1986:82-83):

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin ( tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. d. Lebih senang bekerja mandiri.


(41)

24

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin ( hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Ciri-ciri motivasi selain diatas juka dikemukakan oleh Abin Syamsudin (2002:40) yang diidentifikasikan menjadi indikator yaitu:

a. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam mennghadapi rintangan dan kesulitan.

b. Tingkat kualifikasi prestasi.

c. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan ( like or dislike; positif atau negatif)

C. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Kata kondisi dapat diartikan sebagai keadaan. Kondisi seseorang berpengaruh pada apa yang akan di cita-citanya. Seseorang tersebut akan melihat kondisinya sebelum ia memutuskan sesuatu. Dalam hal ini kondisi orang tua yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Kata sosial dapat diartikan sebagai masyarakat atau kehidupan masyarakat. Penulis sendiri mengartikan sosial sebagai hubungan antar individu yang satu dengan yang lain. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tetapi membutuhkan orang lain.


(42)

Kata ekonomi terbentuk dari dua kata dalam bahasa asing (Yunani), yaitu “oikos” yang berarti rumah tangga, dan “nomos” yang berarti aturan, tata, ilmu. Jadi arti kata aslinya adalah : aturan atau pedoman untuk mengatur rumah tangga. Ekonomi juga dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara-cara manusia memutuskan untuk mengalokasikan sumber-sumber dana yang terbatas antara berbagai alternatif kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Yang dimaksud orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ayah–ibu. Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua atau keluarga. Suasana keluarga yang positif bagi motivasi dan keberhasilan studi adalah keadaan yang menyebabkan anak merasa dirinya aman atau damai bila berada di tengah keluarga.

Dari pengertian-pengertian di atas penulis membaca untuk menguraikan tentang apa yang dimaksud dengan kondisi sosial ekonomi. Banyak sekali masalah yang timbul di lingkungan keluarga yang berlatar belakang kondisi sosial ekonomi. Apabila kondisi sosial ekonomi orang tua baik atau cukup maka akan dapat memperlancar perkembangan dan pendidikan anak. Hal ini dapat dilihat apabila suatu keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang baik, maka fasilitas belajar anak akan tercukupi sehingga dapat memperlancar belajarnya. Akan tetapi suatu keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang baik belum tentu menjamin perkembangan dan pendidikan anak. Misalnya saja mereka tidak pernah memperhatikan si anak,


(43)

26

maka anak akan melakukan hal-hal yang negatif. Kondisi sosial ekonomi orang tua meliputi :

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan, di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Menurut Drs. RBS. Fudyartanta menyatakan bahwa pendidikan adalah proses membawa perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berfikir, kecakapan dan perasaan atau sikap mental (Drs. RBS. Fudyartanta, 1977 hal. 23).

Pendidikan tidak hanya untuk anak-anak tapi juga untuk kaum remaja dan orang-orang dewasa. Jadi setiap orang dapat memperoleh pendidikan tanpa memandang kaya–miskin, tua-muda dan derajat seseorang. Bentuk-bentuk pendidikan menurut Philip H. Coombs dalam bukunya Prof. Zahara Indris, M.A yang berjudul “Dasar-dasar Pendidikan” mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu :

1) Pendidikan Informal

Adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar atau di dalam pengalaman sehari-hari.


(44)

2) Pendidikan Formal

Adalah pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari TK sampai Perguruan Tinggi.

3) Pendidikan Non Formal

Adalah sesuatu bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, teratur, dan berencana di luar kegiatan persekolahan.

Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut ayah-ibu. Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan mempengaruhi kehidupan seseorang, yaitu berpengaruh pada penguasaan pengetahuan, pekerjaan dan status sosial dalam masyarakat. Tingkat pendidikan orang tua berpengaruh pada semangat anak untuk belajar, misalnya orang tua yang mengenyam pendidikan tinggi maka ia akan selalu mendorong anak untuk belajar dengan rajin sehingga menjadi orang yang berguna, orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah membimbing dan membantu anak dalam belajar.

Sedang bagi orang tua yang berpendidikan rendah tidak akan menghiraukan akan pendidikan anak dan sulit untuk membimbing dan membantu anak belajar karena kemampuan dan pengetahuannya terbatas. Orang tua yang berpendidikan tinggi akan bersikap positif terhadap dunia


(45)

28

pendidikan, selalu mendorong anak untuk belajar rajin, dan berusaha menyediakan fasilitas yang mendukung anak untuk belajar rajin, dan berusaha menyediakan fasilitas yang mendukung anak untuk belajar rajin, dan berusaha menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar anak, sehingga anak akan berprestasi maksimal.

2. Tingkat Pendapatan Orang Tua a. Pengertian Pendapatan

Pengertian pendapatan sangat erat dengan penghasilan, banyak yang menyamakan kedua pengertian tersebut. San. S Hutabarat (1978: 92). Membedakan pengertian pendapat dan penghasilan sebagai berikut:

1) Penghasilan adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha tertentu, misalnya bagi yang diperoleh dari bekerja.

2) Pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya bunga simpanan di bank.

Penulis tidak membedakan arti atau pengertian antara pendapatan dan penghasilan, keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu segala bentuk balas-karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas-jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.

b. Bentuk Pendapatan

Menurut Biro Pusat Statistik ( Mulyanto Surmadi, dan Hans Dieter Ever, 1982 : 92) pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk :


(46)

1) Pendapatan Berupa Uang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Sumber- sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang dipelihara di halaman rumah, hasil investasi, serta keuntungan sosial.

2) Pendapatan Berupa Bunga

Pendapatan berupa bunga adalah segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang secara cuma-cuma, penerimaan barang dan jasa dengan harga subsidi dari majikan merupakan pendapatan berupa uang.

3) Pendapatan Lain-lain

Pendapatan lain-lain adalah segala penerimaan yang bersifat transfer dan redistribusi yang biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Orang tua bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhannya yang semakin lama semakin banyak. Penghasilan keluarga dapat bersumber pada :


(47)

30

a) Usaha sendiri ( Wiraswasta)

Misalnya berdagang, mengerjakan sawah, menjalankan perusahaan sendiri.

b) Bekerja pada orang lain

Misalnya bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau karyawan ( baik swasta ataupun pemerintah).

c) Hasil dari milik

Misalnya mempunyai sawah disewakan, punya rumah disewakan, punya uang dipinjamkan dengan bunga.

Selain penghasilan (balas karya dan hasil milik), masih ada penerimaan atau uang masuk lain, misalnya berupa :

1) Uang pensiunan, bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintahan atau instansi lain.

2) Sumabangan atau hadiah, misalnya sokongan dari saudara atau famili, warisan dari orang tua, hadiah dan tabungan.

3) Pinjaman atau hutang, ini merupakan uang masuk tetapi pada saat akan dilunasi atau dikembalikan harus tepat waktu. Pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup diantaranya makan, rekreasi dan pendidikan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Drs. T. Gilarsa tergantung dari berbagai hal antara lain :


(48)

b) Besarnya keluarga

c) Tingkat harga kebutuhan-kebutuhan hidup d) Taraf pendidikan keluarga dan status sosialnya e) Lingkuan social dan ekonomi keluarga

f) Kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga.

D. Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi 1. Pengertian Minat

Ada beberapa pengertian minat, yaitu :

a. Menurut Parasibu dan Simandjuntak (1986 : 10) minat adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sikap subyek terhadap obyek. b. Minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian

terhadap suatu obyek yang disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut (Bimo W, 1977 : 38).

c. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (WS. Winkel, 1987 : 30)

d. Minat adalah kecenderungan seseorang bahwa obyek, seseorang, sesuatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya (Whinterington, 1988 ; 124)


(49)

32

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan disertai minat pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

Menurut Giartama minat dapat digolongkan menjadi dua yaitu (Giatama, 1990 : 6).

a. Minat secara intrinsik

Merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik

Merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Timbul karena latar belakang sosial ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Menurut Enggers Dorter dalam Pasaribu (1986) minat dapat dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu :


(50)

d) Minat biasa dalam hal hanya ada hubungan dangkal dengan obyek pengetahuan.

e) Ikut serta adalah minat yang tidak terbatas pada pengetahuan intelektual, tetapi ingin ikut menangkap maksud, ikut merasakan arti sesuatu. Tingkatan minat itu terdapat pada bahan pelajaran kultural (bahasa, sejarah, kebudayaan).

f) Menyerahkan diri adalah tingkatan minat yang tertinggi, dimana subyek diterima seluruhnya oleh obyek yang dikenal dan dihargainya, terhadap moral dan agama.

Berdasarkan beberapa pengertian minat di atas dapat diuraikan bahwa minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi pada siswa SMA kelas XII dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih Perguruan Tinggi setelah tamat sekolah SMA yang ditandai dengan adanya perasaan tertarik dan perasaan bahwa Perguruan Tinggi tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.

E. Perguruan Tinggi

1. Pengertian Perguruan Tinggi

Banyak siswa lulusan SMA / SMK ingin melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Mereka berusaha mencari informasi mengenai Perguruan Tinggi yang mereka inginkan, mengenai kualitas, jurusan atau bidang studi serta syarat-syarat untuk masuk ke Perguruan Tinggi tersebut. Pengertian dari Perguruan Tinggi sendiri yaitu sebuah lembaga yang pada


(51)

34

tingkat setinggi-tingginya memberi sumbangan dari sumber-sumber yang ada pada masyarakat (Soegandar Poerbakawatha, 1982 : 7).

Menurut Margareth B. Fisher dan Jeanne L. Nable (1960) yang dikutip oleh Tauziduhu (1988 : 10) mengatakan bahwa Perguruan Tinggi adalah masyarakat terpelajar, Perguruan Tinggi adalah pola proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus sebagai bagian atau komponen sistem belajar mengajar secara keseluruhan di dalam masyarakat.

2. Tujuan Perguruan Tinggi

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi ataupun kesenian.

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk peningkatan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya budaya nasional.

3. Jenis-jenis Perguruan Tinggi

Dilihat dari bentuknya Perguruan Tinggi di Indonesia yang dikenal dibedakan menjadi :

1) Universitas, yaitu pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai macam bidang keahlian, misalnya : bidang kedokteran, bidang ekonomi, sastra, sosial, jiwa dan lain-lain.


(52)

2) Sekolah Tinggi, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan untuk satu macam keahlian khusus dan tidak terdapat bermacam-macam fakultas.

3) Akademi, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan satu keahlian khusus saja dalam waktu yang relatif singkat.

4) Institut, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan untuk mendapatkan keahlian dalam satu bidang saja, misalnya : bidang pertanian, bidang pendidikan,bidang teknik,atau bidang seni dan lain-lain. Ilmu yang dipelajari pada institut ini dapat bermacam-macam yang terdapat di berbagai fakultas atau jurusan, namun semuanya diarahkan untuk satu keahlian saja.

F. Sekolah Menengah Atas 1) Pengertian SMA

Menurut Depdikbud (1948 : 34) Sekolah Menengah Atas merupakan satuan pendidikan menengah yang terutama menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Maka siswa SMA diharapkan benar-benar mempunyai kemampuan dan minat untuk menguasai atau memahami pelajaran yang diajarkan di SMA sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2) Tujuan SMA


(53)

36

a) Mendidik para siswa untuk menjadi manusia pembangunan, sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945,

b) Memberi bekal kemampuan yang diperlakukan siswa yang akan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, terutama di Universitas dan institut.

c) Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan di sekolah tinggi, akademik, politeknik, program diploma atau program lainnya yang setingkat.

d) Memberi bekal kemajuan bagi siswa yang akan terjun ke dunia kerja, setelah menyelesaikan pendidikannya.

Tujuan mendidikan menengah umum menurut peraturan pemerintah (PP) No. 29 tahun 1990, pasal 2 ayat (1) adalah :

1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian,

2) Meningkatkan kemampuan siswa sebagian anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.

Tujuan pendidikan SMA lebih ditegaskan dalam pasal 3 ayat 2 PP No. 29 tahun 1990, yaitu tujuan SMA adalah terutama menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.


(54)

Kurikulum 1994 merupakan kurikulum hasil penyesuaian kurikulum 1984, karena kurikulum 1984 masih banyak kesalahan-kesalahan, maka kurikulum 1984 perlu disempurnakan. Penyederhanaan kurikulum dilakukan pada jumlah mata pelajaran, jumlah pokok bahasan, bahasa yang sederhana (mudah dimengerti guru) dan istilah baku (sesuai dengan peraturan perundang-undangan) dan format GBPP.

Yang dimaksud kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (UUSPN Pasal 1 butir 9 / UURI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Isi kurikulum SMA mengandung sejumlah bahan kajian untuk mencapai tujuan sekolah menengah atas dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, isi kurikulum harus memiliki kebermaknaan sehingga peserta didik dapat mengembangkan kehidupannya sebagian pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia.

G. Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

prestasi belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu hasil yang dicapai. Prestasi belajar siswa nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai yang tercermin dalam raport. Siswa yang prestasi belajarnya tinggi kemungkinan besar akan lebih mudah dalam meraih cita-citanya. Banyak


(55)

38

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.

Prestasi belajar siswa dapat digunakan sebagai alat seleksi penerimaan siswa baru ditingkat sekolah menengah atau di perguruan tinggi. Setiap siswa pasti menginginkan dapat sekolah ke perguruan tinggi dan yang berkualitas, namun untuk mencapainya tidaklah mudah. Mempunyai uang yang cukup belum tentu menjamin anak dapat melanjutkan sekolahnya kalau tidak ada keinginan atau kesungguhan dalam belajar, hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

Siswa yang berprestasi tinggi cenderung mempunyai minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi di bandingkan dengan siswa yang berprestasi rendah yang cenderung tidak mempunyai minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Siswa yang berprestasi rendah akan lebih memilih untuk bekerja, mereka berpikir buat apa melanjutkan studi ke perguruan tinggi hanya akan menambah beban mereka.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi dapat dipastikan dia mempunyai tujuan yang jelas untuk melanjutkan studinya, dan mempunyai minat untuk melanjutkan sudinya ke perguruan tinggi. Bagi siswa yang berprestai rendah dapat pula mempunyai tujuan untuk melanjutkan studinya, akan tetapi kalau tidak didorong kesungguhan untuk melanjutkan studinya maka akan lebih memilih untuk bekerja. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa ada


(56)

hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

H. Hubungan antara Motivasi dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Motivasi merupakan suatu dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila ia mempunyai motivasi. Begitu pula dengan siswa yang akan melanjutkan studinya, ia tidak hanya memerlukan kemampuan untuk prestasi belajar yang baik akan tetapi juga harus mempunyai keinginan atau motivasi dari dalam dirinya. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu dari luar (eksternal) dan dari dalam (internal). Dalam hal melanjutkan studi ke perguruan tinggi, motivasi sangat besar pengaruhnya. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi maka mempunyai minat yang tinggi pula untuk melanjutkan studinya, sedangkan siswa yang tidak mempunyai motivasi maka ia juga tidak akan mempunyai minat untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

Siswa yang mempunyai motivasi tinggi walaupun tidak berprestasi baik, ia akan berusaha keras untuk melanjutkan studinya. Bagi siswa yang mempunyai prestasi belajar yang baik dan masuk ke perguruan tinggi tetapi tidak ada motivasi, maka masuk ke perguruan tinggi hanya karena gengsi atau paksaan dari orang tua tidak dari kenginan sendiri, dan ini akan menjadi beban bagi dirinya. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan kalau ada


(57)

40

hubungan antara motivasi dengan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

1. Hubungan antara Kondisi Sosial Skonomi Orang Tua dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Kondisi dapat diartikan sebagai keadaan. Kondisi seseorang dapat berpengaruh pada apa yang akan dicita-citakan. Sosial disini diartikan sebagai hubungan antar individu yang satu dengan individu yang lain. Orang tua adalah setiap orang tua yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ayah-ibu. Kondisi sosial ekonomi orang tua meliputi tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua. Kondisi sosial ekonomi orang tua sangat berpengaruh dengan pendidikan anak. Bagi keluarga yang miskin pendidikan merupakan suatu beban, karena kesulitan finansial, yang akhirnya demi alasan membantu orang tua, anak-anak terpaksa sudah harus masuk pasar kerja yang keras kompetisinya sebelum kedewasaan psikologi-sosialnya dan fisiknya belum memungkinkan untuk itu.

Anak yang berasal dari keluarga yang kondisi sosial ekonominya baik dari segi keuangannya mencukupi atau lebih, maka akan berpeluang besar melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Orang tua yang berpendidikan tinggi akan mengarahkan anaknya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, karena mereka beranggapan dengan sekolah yang tinggi maka akan lebih mudah dalam mencari pekerjaan. Namun bagi keluarga yang pas-pasan atau


(58)

kurang akan lebih mengarahkan anaknya untuk bekerja, maka dalam diri anakpun tidak ada minat untuk melanjutkan studinya karena adanya keterbatasan dana. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

HIPOTESIS

1. Ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Ada hubungan positif antara motivasi dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Ada hubungan positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.


(59)

42 BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan penulis gunakan meliputi:

1. Deskriptif

Suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta (Consuelo, 1993:71).

2. Studi kasus

Penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Consuelo, 1993:73).

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian lapangan dilakukan pada bulan mei tahun 2007 2. Tempat penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMAN 1 Samigaluh

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian


(60)

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadan Nawawi, 1983:141). Populasi juga diartikan seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang dan waktu yang kita tentukan. Dalam penelitian ini, sebagai populasi adalah siswa-siswi kelas XII SMA Negeri I Samigaluh.

2. Sampel penelitian

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian. Artinya sampel yaitu sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Untuk menentukan besar kecilnya sampel, sebenarnya tidak ada ketepatan yang mutlak. Sebagai pertimbangan Suharsimi Arikunto (1998:120) menyatakan sebagai berikut :

1. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga perhitungan merupakan penelitian populasi.

2. Selanjutnya bila jumlah subyeknya besar dapat diambil 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.


(61)

44

diambil dari dua kelas yaitu kelas XII IPA dan XII IPS. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling (sampel acak sederhana), dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel penelitian

Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi (Sanapiah Faisal; 1982) variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh pengekspresimen dimanipulasikan di dalam rangka untuk menenangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.

Di dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah : 1) Prestasi belajar

2) Motivasi

3) Kondisi sosial ekonomi orang tua b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, atau muncul atau yang tidak muncul ketika pengeksperimen mengintroduksi, merubah, atau mengganti variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.


(62)

2. Pengukuran variabel

Setiap variabel penelitian yang akan di analisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing-masing variabel. Kuesioner yang digunakan berbentuk pernyataan dan pertanyaan tertulis dimana responden hanya memilih jawaban yang telah tersedia dan kuesioner ini dibagikan kepada siswa.

a. Prestasi belajar

Untuk variabel ini diberi klasifikasi dengan menggunakan PAP II (Masidjo, 1995).

No Nilai / Skor Keterangan

1 8,1 – 10 Baik Sekali

2 6,6 – 8,0 Baik

3 5,6 – 6,5 Cukup

4 4,6 – 5,5 Kurang

5 0 – 4,5 Gagal

b. Motivasi belajar

Ada dua kategori yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan pilihan selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Pembagian pernyataan menjadi dua kategori ini karena pada dasarnya sikap seseorang terhadap obyek tertentu tediri dari sikap mendukung (positif), sikap menolak (negatif), dan sikap netral. Penulis mengharap responden mempunyai sikap mendukung atau menolak, oleh karena itu jawaban netral dihilangkan. Adapun skor yang digunakan dalam menilai pertanyaan tersebut adalah :


(63)

46

Skala Pengukuran

Alternatif jawaban selalu sering Kadang kadang Tidak pernah

Pernyataan positif 4 3 2 1

Pernyataan negatif 1 2 3 4

Kisi-kisi kuesioner

Indikator Pernyataan positif

(nomor item dalam kuesioner)

Pernyataan negatif (nomor item dalam

kuesioner)

Kemauan belajar 1,2,3,4,5

Hasrat untuk berprestasi 6,7,8,9,10

Usaha untuk meningkatkan prestasi 11,12 13 Usaha untuk menghindarkan diri dari kegagalan 14,15,16

Hasrat untuk memelihara atau meningkatkan kualitas belajar

17,20 18,19

c. Kondisi sosial ekonomi orang tua 1. Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang tua siswa dalam hal ini pendidikan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

 Lulus SD skor 1

 Lulus SMP 2

 Lulus SMU / sederajat 3


(64)

2. Pendapatan orang tua

Pendapatan orang tua yaitu seluruh penghasilan yang diterima dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan selama satu bulan. Dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

Indikator Skor

- Dibawah Rp 300.000 1

- Antara Rp 301.000 – Rp 600.000 2 - Antara Rp 601.000 – Rp 900.000 3

- Diatas Rp 901.000 4

d. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Pengukuran variable ini sama dengan pengukuran variable motivasi belajar. Ada dua kategori yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:

1. Saya merasa senang kuliah di perguruan tinggi karena akan mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik

a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju

2. Saya tidak tertarik kuliah di perguruan tinggi karena tidak ada biaya ? a. Sangat setuju c. Tidak setuju


(65)

48

E. Data Yang Diperlukan 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah siswa-siswi kelas III yang meliputi sebagai berikut:

a. Data responden yang berhubungan dengan identitas responden.

b. Data responden tentang kondisi sosial ekonomi keluarga orang tua yang meliputi tingkat pendidikan, tingkat penghasilan.

c. Data responden tentang prestasi belajar. d. Data responden tentang motivasi belajar. 2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang mengumpulkannya dilakukan oleh pihak lain dalam hal ini data tersebut peneliti peroleh dari data yang sudah ada di SMA, yang meliputi data tentang :

a. Kelembagaan sekolah b. Sejarah berdirinya sekolah c. Jumlah guru dan karyawan d. Jumlah siswa

e. Fasilitasyang dimiliki sekolah

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner


(66)

daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan keadaan responden sebenarnya.

2. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang berupa tanya jawab langsung dengan guru dan karyawan maupun siswa untuk memperoleh data sekunder.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan/ dokumen yang ada di SMA.

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas instrumen adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat ukur tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat ( Suharsimi Arikunto, 1998: 160)

Kevalidan atau kesahihan alat ukur akan diuji dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut : ( Suharsimi Arikunto, 1997 : 146).

rxy =

 

 

 2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N Keterangan :


(67)

50

Y = total dari skor seluruh item X = total dari setiap item

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi selanjutnya dilakukan analisis item untuk mendapatkan informasi indeks daya diskriminasi item berdasarkan corrected item-total correlation dan reliabilitas instrumen berdasarkan formula alpha (Cronbach).

Validitas ditentukan oleh besarnya koefisien korelasi antara skor indikator dengan skor total variabel yang bersangkutan. Bila hasil koefisien indikator rhitung sama dengan atau lebih besar rtabel (0,2002) untuk df = n -1 =

60 – 1 = 59) maka indikator dikatakan valid dan indikator tersebut dapat dipergunakan untuk analisa berikutnya.

a. Variabel Motivasi

Tabel 3.1

Validitas Variabel Motivasi

Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan

Motivasi

1 0,470 0,254 Valid

2 0,559 0,254 Valid

3 0,509 0,254 Valid

4 0,468 0,254 Valid

5 0,364 0,254 Valid

6 0,538 0,254 Valid

7 0,444 0,254 Valid

8 0,542 0,254 Valid

9 0,545 0,254 Valid

10 0,491 0,254 Valid

11 0,521 0,254 Valid


(68)

Tabel 3.1

Validitas Variabel Motivasi

Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan

Motivasi

13 0,436 0,254 Valid

14 0,590 0,254 Valid

15 0,442 0,254 Valid

16 0,571 0,254 Valid

17 0,509 0,254 Valid

18 0,470 0,254 Valid

19 0,429 0,254 Valid

20 0,317 0,254 Valid

Sumber: Lampiran 2 Uji Instrumen Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil analisis di ketahuai variabel motivasi yang diungkat dengan 20 item pernyataan, menunjukkan bahwa keseluruhan 20 aitem tersebut adalah valid atau sahih, dan hasil corrected item-total corellation berkisar (r-hitung) antara 0,317 sampai 0,590 (lampiran 2) lebih besar dari r-tabel: 0,2002

b. Variabel Minat Melanjutkan Studi Tabel 3.2

Validitas Instrumen Minat Melanjutkan Studi

Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan

Minat Melajutkan Studi

1 0,589 0,254 Valid

2 0,644 0,254 Valid

3 0,692 0,254 Valid

4 0,556 0,254 Valid

5 0,376 0,254 Valid

6 0,693 0,254 Valid

7 0,571 0,254 Valid

8 0,709 0,254 Valid

9 0,362 0,254 Valid

10 0,573 0,254 Valid 11 0,411 0,254 Valid 12 0,610 0,254 Valid Sumber: Lampiran 2 Uji Instrumen Validitas dan Reliabilitas


(69)

52

Berdasarkan hasil analisis di ketahuai variabel minat melanjutkan studi yang diungkat dengan 12 item pernyataan, menunjukkan bahwa keseluruhan 12 item tersebut adalah valid atau sahih, dengan hasil corrected item-total corellation berkisar (r-hitung) antara 0,362 sampai 0,709 lebih besar dari r-tabel: 0,2002

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berarti tetap, mantap, dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena istrumen tersebut sudah baik ( Suharsimi Arikunto, 1991 : 42). Karena skor instrument tersebut merupakan rentangan antara skor 1-4, maka peneliti mengambil langkah pintas yakni dengan menggunakan Rumus Alpha Cronbach yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 atau 0. cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item menurut Alpha Cronbach adalah sebagai berikut ( Suharsimi Arikunto,1997: 171):

R11 =

           

 21

2 1 1   b k k

Keterangan :

R11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal b

2


(1)

2. Minat Siswa Melanjutkan Studi

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah

47 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 40

48 3 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 28

49 1 3 2 3 1 2 3 1 2 2 3 2 25

50 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 35

51 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24

52 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38

53 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 37

54 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 2 34

55 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 2 3 28

56 4 4 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 25

57 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 30


(2)

3. Prestasi Belajar Siswa No Nilai Raport Siswa

1 7.20 2 7.30 3 7.20 4 6.50 5 7.30 6 7.30 7 7.50 8 8.00 9 7.10 10 6.60 11 7.20 12 7.40 13 7.30 14 7.50 15 7.10 16 6.80 17 6.90 18 7.20 19 6.40 20 7.30 21 7.40 22 7.30 23 7.60 24 5.40 25 7.10 26 7.00 27 7.40 28 7.60 29 7.20 30 6.90 31 6.00 32 7.20 33 7.10 34 6.80 35 7.10 36 6.50 37 7.10 38 7.00 39 7.50 40 7.20 41 7.10 42 6.70 43 6.80 44 6.50 45 7.20


(3)

3. Prestasi Belajar Siswa No Nilai Raport Siswa

47 7.00

48 6.80

49 7.10

50 7.40

51 5.50

52 6.80

53 7.30

54 7.10

55 6.60

56 7.50

57 7.10


(4)

4. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

No. Pendidikan Pendapatan Jumlah

1 3 2 5

2 3 1 4

3 2 1 3

4 2 2 4

5 3 2 5

6 3 3 6

7 3 3 6

8 3 2 5

9 3 3 6

10 3 2 5

11 4 4 8

12 1 2 3

13 2 2 4

14 2 1 3

15 4 4 8

16 3 2 5

17 3 2 5

18 4 4 8

19 3 2 5

20 3 2 5

21 3 2 5

22 3 3 6

23 4 4 8

24 3 2 5

25 3 2 5

26 3 2 5

27 3 3 6

28 3 2 5

29 3 3 6

30 3 3 6

31 2 2 4

32 3 2 5

33 1 1 2

34 2 2 4

35 3 3 6

36 2 2 4

37 2 2 4

38 3 3 6

39 3 2 5

40 3 3 6

41 3 3 6

42 3 3 6

43 4 4 8

44 2 2 4

45 2 2 4


(5)

4. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

48 1 1 2

49 4 4 8

50 3 2 5

51 2 2 4

52 3 3 6

53 2 2 4

54 2 2 4

55 2 2 4

56 2 2 4

57 2 2 4

58 3 2 5

59 2 2 4


(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telpn. (0274) 513301. 515352 Fax. 56283

Nomor :

Lamp :

Hal :

Permohonan Ijin Penelitian

Kepada Yth

Bapak Kepala Sekolah

SMUN I SAMIGALUH

Di tempat

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami,

Nama

: Linda Wahyutiningrum

No. Mhs

: 011334049

Program Studi : Pendidikan Akuntansi

Jurusan :

Pendidikan Ilmu Sosial

Semester :

IV

Untuk melaksanakan penelitian dlam rangka persiapan penyusunan Skripsi/ Makalah,

dengan ketentuan sebagai berikut:

Lokasi

: SMUN I SAMIGALUH

Waktu

:

Topik/ Judul : Hubungan Antara Prestasi Belajar, Motivasi Dan Kondisi Sosial

Ekonomi Orang tua Dengan Minat Siswa SMA Untuk Melanjutkan

Studi Ke Perguruan Tinggi

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta,

Dekan,

u.b. Ketua Jurusan

( )

NIP/NPP

Tembusan Yth:

1.

…………..


Dokumen yang terkait

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 19

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

1 9 151

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 3 152

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, lingkungan sosial, dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 1 139

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

1 7 160

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa-siswi kelas XII SMA Negeri I Minggir.

0 1 116

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa-siswi kelas XII SMA Negeri I Minggir - USD Repository

0 0 114

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 158

Hubungan antara prestasi belajar, motivasi dan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa-siswi SMAN I Samigaluh, Tanjung, Ngargosari, Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta - USD Rep

0 1 124