kotoran lain. Sehingga pengangkutan pecel di Pasar Petisah tidak memenuhi syarat kesehatan.
5.2.5 Penyajian Pecel
Penyajian pecel yang dijual oleh pedagang di Pasar Petisah tidak memenuhi persyaratan. Menurut Purawidjaja, 1995, penyajianpenjajaan
makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan. Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari
pencemaran, peralatan yang dihgunakan dalam kondisi baik dan kebersihan pakaiannya, tangan penyaji tidak boleh kontak langsung dengan makanan yang
disajikan. Peralatan sendok dan wadah pecel yang digunakan oleh 8 pedagang
pecel yang berjualan di Pasar Petisah tidak dalam keadaan bersih. Memang sebelumnya alat tersebut telah dicuci dahulu namun alat sendok dan wadah pecel
tidak diletakkan pada tempat yang tertutup melainkan diletakkan begitu saja secara terbuka, makanan ujga disajikan dalam keadaan tidak tertutup sehingga
banyak vektor lalat yang berkeliaran diatas makanan. Dengan demikian pecel dapat terkontaminasi debu atau kotoran lain juga bakteri yang terbawa oleh debu
dan kotoran di udara yang kemudian lengket pada alat sendok pecel maupun bahan pecel yang terdapat didalam wadah yang tidak tertutup tersebut apalagi
seperti diketahui bahwa tempat berjualan para pedagang dekat sekali dengan lalu lintas kendaraan bermotor. Sementara itu terdapat 6 pedagang yang menjaga
kebersihan anggota tubuhnya saat menyajikan pecel dan tangannya tidak kontak langsung dengan pecel dan bahan pendukung pecel. Pedagang-pedagang tersebut
menggunakan sarung tangan yang terbuat dari plastik. Sedangkan 4 pedagang
lainnya dalam penyajian pecel terjadi kontak langsung antara tangan dengan pecel yang disajikan serta bahan-bahan pendukung pecel. Adapun seluruh pedagang
menggunakan daun pisang yang dalam keadaan baik dan bersih sebagai alas pembungkus.
5.2.6 Gambaran Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan Pada Pecel Yang Dijual Di Pasar Petisah Tahun 2015
Sesuai dengan 6 prinsip hygiene sanitasi, pedagang dengan kode sampel nomor VI adalah pedagang yang paling banyak memenuhi kriteria hygiene
sanitasi disbanding dengan 7 pedagang lainnya. Berdasarkan pengamatan peneliti lakukan, pedagang ini melakukan hampir seluruh kriteria hygiene sanitasi dari
pengolahan hingga penyajian yang baik seperti : selalu menjaga kebersihan anggota badan sebelum mengolah pecel. Dia juga menggunakan sarung tangan,
penutup kepala, dan celemk saat mengolah pecel. Dia juga tidak bercakap-cakap saat mengolah pecel, tidak menggunakan perhiasan, tidak menggunakan lap meja
untuk mengelap tangannya, tidak langsung memegang makanan setelah memegang uang, serta tidak menangani pecel saat sedang batuk dan pilek.
Peralatan yang ia gunakan juga selalu dalam keadaan bersih dan dicuci dahulu sebelum digunakan menggunakan air yang mengalir, tempat pengolahan juga
bebas dari lalat dan tikus juga lantai dan dinding dalam keadaan yang bersih. Pedagang juga menyediakan tempat khusus untuk menyimpan pecel dan dalam
keadaan yang bersih. Tempat pecel dan senbdok pengambil dipisah dan diletakkan pada tempat yang tertutup sehingga terhindar dari debu.
Sedangkan pedagang pecel yang paling sedikit memenuhi criteria hygiene sanitasi adalah pedagang dengan kode sampel nomor X. Pedagang ini merupakan