10
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Penerjemahan
Penerjemahan adalah ilmu kebahasaan yang bisa dikatakan masih baru karena disiplin ilmu ini baru muncul sekitar abad ke 19. Terdapat berbagai
definisi penerjemahan yang dikemukakan oleh para pakar penerjemahan, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Diantaranya adalah Catford, yang
mengatakan bahwa penerjemahan adalah the replacement of textual material in one language SL by equivalent textual material in other language TL
1965: 20. Menurut Catford, penerjemahan merupakan proses penggantian materi
tekstual dari sebuah bahasa oleh materi tekstual yang sepadan, dalam bahasa yang lain. Berikutnya, Seleskovich dalam Riccardi, 2002: 81 menyebutkan bahwa
translation in a broad sense indicate the activity of transferring a message into a different language,…. Seleskovitch menyampaikan bahwa penerjemahan, secara
umum, adalah aktivitas mentransfer sebuah pesan kedalam bahasa yang berbeda. Disamping itu, penerjemahan bisa juga didefinisikan sebagai bentuk ekspresi lain
pada bahasa lain Bahasa Sasaran akan sesuatu yang telah diekspresikan di Bahasa Sumber dengan memperhatikan aspek padanan secara bentuk dan makna
Bell, 1991: 5. Namun demikian, kesepadanan bentuk hanya dapat tercapai dalam tataran makro. Kridalaksana mendefinisikan penerjemahan sebagai pemindahan
suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan pertama-tama
11 mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasanya Kridalaksana dalam
Nababan, 2003: 20-21. House mendefinisikan penerjemahan sebagai penggantian sebuah teks bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran yang sepadan secara
semantik dan pragmatik 1977: 30 Dari beberapa definisi penerjemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa,
hakikat penerjemahan adalah suatu kegiatan pengalihan pesan dari Bahasa Sumber ke Bahasa Sasaran, dengan sangat menekankan pada kesepadanan antara
keduanya.
2. Proses Penerjemahan 2.1 Proses Penerjemahan