Aspek yang Mempengaruhi Kesepadanan Makna

107 pembaca lebih mudah memahami pesan yang disampaikan. Pemecahan kalimat misalnya, dilakukan dengan pertimbangan bahwa kalimat yang lebih pendek, dengan satu action verb dipandang lebih jelas intinya daripada kalimat kompleks. Pengubahan bentuk-bentuk gramatikal dilakukan guna menyesuaikan dengan tata bahasa bahasa Indonesia. Jika tidak dilakukan pengubahan, bisa jadi kalimat terlalu kaku, bahkan membuat pembaca kesulitan menangkap pesan yang terkandung. Banyaknya teknik modulasi dan transposisi merupakan pengaruh penggunaan metode penerjemahan yang agak bebas oleh penerjemah. Penggunaan teknik yang terkait dengan peristilahan juga cukup terlihat dalam terjemahan berita di koran Sindo, misalnya: teknik established equivalent, penerjemahan literal dan calque. Ketepatan penerjemahan peristilahan didukung oleh pengetahuan dan wacana penerjemah tentang isu-isu internasional. Pengetahuan tersebut membuat penerjemah dapat memilih kata yang tepat dan berterima. Sementara itu, penggunaan reference guna menjaga kesinambungan kohesi dan ketepatan pesan, banyak diwujudkan dalam teknik pertikularisasi dan generalisasi. Demi kejelasan penyampaian berita, penerjemah sangat memperhatikan penggunaan kata ganti dan reference.

2. Aspek yang Mempengaruhi Kesepadanan Makna

Aspek linguistik, ekstralinguistik dan transfer, semuanya berpengaruh terhadap tingkat kesepadanan makna. Secara keseluruhan aspek linguistik – leksikal, sintaktik dan tekstual – berpengaruh positif terhadap kesepadanan makna. Penerjemah walaupun dengan latar belakang pendidikan non-bahasa 108 Inggris memiliki perbendaharan kata yang cukup memadai untuk dapat memilih padanan yang tepat. Faktor pengalaman kerja agaknya merupakan hal yang cukup berpengaruh terhadap memadainya perbendaharaan kata penerjemah. Hanya sedikit terdapat kesalahan kata yang barangkali disebabkan karena penerjemah bekerja terlalu cepat, dan malas menggunakan alat bantu. Dalam hal pengubahan struktur tematik dan aliran informasi yang merupakan aspek tekstual, penerjemah melakukannya dengan pertimbangan kejelasan kalimat, dan memperbaiki alur logika teks sumber yang dianggapnya kurang runtut. Langkah pengubahan tematik tidak mengurangi keakuratan pesan, namun menyebabkan pergeseran tematik. Aspek ekstralinguistik berupa aspek budaya pengetahuan budaya BSu dan BSa mempengaruhi penerjemah untuk menggunakan teknik tertentu. Misalnya: penghilangan informasi dengan tidak diterjemahkannya bagian tertentu dalam kalimat merupakan sebuah strategi terkait dengan pemahaman budaya BSu dan BSa. Kalimat BSu dengan muatan ideologi yang tak berterima dalam budaya BSa akan dihilangkan, bahkan meski bagian tersebut merupakan unsur penting sebuah kalimat. Aspek transfer berupa pemahaman teks BSu ternyata berpengaruh besar terhadap kesepadanan makna. Penghilangan bagian-bagian penting dalam kalimat, banyak disebabkan karena kegagalan penerjemah mengidentifikasi bagian penting dalam kalimat BSu yang harus dipertahankan. Pada kasus tertentu, penerjemah tak sanggup melakukan pemisahan antara BSu dan BSa tak kuasa mengendalikan pengaruh BSa, sehingga melakukan teknik tertentu yang mempengaruhi 109 kesepadanan makna. Aspek transfer ini tercermin lebih lanjut dalam aspek linguitik dan ekstralinguitik.

3. Kesepadanan Makna