NINUK SHOLIKHAH AKHIROH

(1)

i

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL

YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik

Minat Utama Bidang Penerjemahan

Disusun oleh:

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH S.130907008

PROGRAM STUDI LINGUISTIK PENERJEMAHAN PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

ii

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL

YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA

Oleh:

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH S.130907008

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Pada tanggal: ……….

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, MA, Ph.D Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana NIP. 196303281992011001 NIP. 1944060211965112001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Linguistik

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, MA, Ph.D NIP. 196303281992011001


(3)

iii

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL

YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA

Oleh:

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH S.130907008

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal: ……….

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D ……… NIP.

Sekretaris : Dr. Tri Wiratno, MA ……… NIP.

Anggota : Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., MA, Ph.D ………. Penguji NIP. 196303281992011001

Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana ………. NIP. 1944060211965112001

Mengetahui,

Direktur Program Pasca Sarjana UNS Ketua Program Studi Linguistik

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., MA, Ph.D


(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Ninuk Sholikhah Akhiroh NIM : S.130907008

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Juli 2010

Yang membuat pernyataan


(5)

v

MOTTO

- Achievement in Any Placement - (My Own Motivating Words)

Tesis Ini Kupersembahkan untuk: Ibu

Bapak Kakak, Adik


(6)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Alhamdulillaahirobbil‘alamiin. Yang utama penulis mengucap syukur kepada Allah Ta‘ala atas selesainya penyusunan tesis ini. Sungguh merupakan perjuangan yang tak akan berhasil tanpa rahmat dan karunia-Nya, serta dukungan doa dan motivasi dari semua pihak yang memberikan perhatian pada penulis dalam penyusunan tesis yang berjudul ―ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA‖ ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D selaku direktur Program Pascasarjana UNS atas perkenannya memberi ijin penulisan tesis ini. 2. Bapak Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., MA, Ph.D selaku ketua Program

Studi Linguistik Pascasarjana UNS, serta pembimbing tesis penulis, yang telah sangat banyak membantu dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini.

3. Ibu Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana selaku pembimbing tesis penulis, yang dengan sabar memberi bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D, selaku ketua sidang tesis

5. Bapak Dr. Tri Wiratno, MA, selaku sekertaris sidang tesis, sekaligus rater dalam penulisan tesis ini.

6. Keluarga besarku atas dukungan doa dan segalanya.

7. Syarifudin Koran Sindo, yang membuka jalanku untuk menulis tesis ini. Terimakasih atas bantuannya yang ramah dan menyenangkan.

8. Sugeng Wahyudi, Andika Koran Sindo atas bantuannya memberikan data untuk tesis ini, beserta seluruh staf redaksi halaman Internasional Koran Sindo.


(7)

vii

9. Ibu Umi Pujiyanti, SS, M.Hum yang telah bersedia menjadi tempat bertanya.

10.Teman-temanku Linguistik Penerjemahan 07. Hurry up Friends! →e‘ve been late. →e don‘t want to be very late, do we?

11.Seluruh dosen dan karyawan program studi linguistik pascasarjana UNS 12.Semua pihak yang mungkin belum tersampaikan, yang telah membantu

dan mendukung penulis dalam penyusunan tesis ini.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan balasan dengan balasan yang sebaik-baiknya.

Akhirnya, walaupun banyak kekurangan, penulis berharap tesis ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Surakarta, Juli 2010 Penulis


(8)

viii ABSTRAK

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH. S.130907008. 2010. ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA. (Tesis. Pascasarjana Program Linguistik, Minat Utama Penerjemahan. Universitas Sebelas Maret Surakarta).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan teknik penerjemahan, aspek yang mempengaruhi kesepadanan makna, serta kesepadanan makna (keakuratan) terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Jenis data objektif berupa dokumen teks berita di halaman Internasional koran Seputar Indonesia, dan dokumen teks sumber berita. Jenis data afektif berupa informan ahli bidang penerjemahan yang memberikan informasi tentang kesepadanan makna terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia, dan wartawan yang menulis berita tersebut. Teknik cuplikan yang digunakan adalah teknik purposif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengkaji dokumen dan wawancara.

Hasil Penelitian: Hasil analisis pada 126 kalimat BSa menunjukkan bahwa kalimat terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia memiliki tingkat kesepadanan makna cukup. Para rater memberi penilaian sepakat terhadap 86 terjemahan (68%). Terhadap 40 terjemahan (32%) lainnya, para rater memberi penilaian berbeda. Hasil lengkap penilaian kesepadanan untuk nilai sepakat adalah sebagai berikut: terjemahan akurat, sebanyak 34 kalimat (40%); terjemahan akurat dengan perbedaan tematik, sebanyak 6 kalimat (7%); terjemahan kurang akurat, sebanyak 40 kalimat (46%); terjemahan tidak akurat, sebanyak 6 kalimat (7%). Dari terjemahan dengan nilai tidak sepakat, diperoleh penilaian rata-rata sebagai berikut: tidak ada terjemahan akurat; terjemahan akurat dengan perbedaan tematik, sebanyak 25 kalimat (62,5%); terjemahan kurang akurat, sebanyak 11 kalimat (27,5%); terjemahan tidak akurat, sebanyak 4 kalimat (10%). Dari kajian yang dilakukan terhadap teknik penerjemahan, teridentifikasi teknik-teknik berikut: Penghilangan, Penambahan, Modulasi, Transposisi, Established Equivalent, Partikularisasi, Generalisasi, Peminjaman, Calque, Amplifikasi serta Reduksi. Teknik penghilangan merupakan teknik yang paling banyak dilakukan dan paling berpengaruh terhadap kesepadanan makna. Penggunaan teknik modulasi dan transposisi yang cukup banyak, menyiratkan bahwa penerjemah cenderung menggunakan metode penerjemahan yang agak bebas. Pengaruh aspek linguistik terhadap kesepadanan makna terlihat pada: ketepatan pemilihan padanan yang berpengaruh positif terhadap kesepadanan makna, serta ketidaktepatan pemilihan padanan (aspek leksikal) yang menyebabkan terjemahan tidak akurat; ketepatan penyusunan kata dalam kalimat


(9)

ix

(aspek sintaktik) yang memberi efek positif terhadap kesepadanan makna; pengubahan struktur tematik dan aliran informasi (aspeks tekstual) yang tidak mengurangi keakuratan pesan, namun menyebabkan perbedaan tematik. Pengaruh aspek ekstralinguistik terhadap kesepadanan makna terlihat pada: pemahaman budaya Bsu dan Bsa yang memberi pengaruh positif dan negatif terhadap kesepadanan makna; kebijakan institusi media dan kaidah umum jurnalisme yang memberi efek negatif terhadap kesepadanan makna; kurangnya pengetahuan tentang teori penerjemahan dan ilmu linguistik aplikatif yang memberi efek negatif terhadap kesepadanan makna, serta wawasan pengetahuan penerjemah yang memberi efek positif dan negatif terhadap kesepadanan makna.

Saran/rekomendasi: Dari hasil evaluasi dan pembahasan terhadap terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia, terdapat beberapa masukan sebagai berikut: memahami teks Bsu dengan cermat agar dapat melakukan penghilangan dengan tepat; menghindari penambahan yang tidak perlu; memperluas pengetahuan tentang teori penerjemahan dan ilmu linguistik aplikatif.


(10)

x ABSTRACT

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH. S130907008. 2010. THE ANALYSIS OF EQUIVALENCE IN THE TRANSLATION OF INTERNASIONAL NEWS IN SEPUTAR INDONESIA DAILY (Tesis. Postgraduate Program in Linguistic, Majoring in Translation Studies. Sebelas Maret University of Surakarta)

Objectives: This research is aimed to analyze and describe translation technique, aspects influencing equivalence, and equivalence (accuracy) in the translation of Internasionalnews in Seputar Indonesia daily.

Methods: This is a descriptive qualitative research with single embedded case. The objective data is the document of news text in the page Internasional in Seputar Indonesia daily, and the document of source text from which the translated text was taken. The affective data is informan mastering translation field who gives information about equivalence of the translation of International news in Seputar Indonesia daily, and journalist writing the news. This research uses purposive sampling technique. Data collecting technique used in this research is document analysis and interview.

Result: From the analysis of 126 sentences of target text, it can be concluded that the translations of International news in Seputar Indonesia daily are equivalent enough. Raters give approved assessment for 86 translations (62%). For the rest 40 translations (32%), they give different assessment. The whole result for equivalence of approved assessment are: accurate translations are 40 sentences (40%); accurate translations with thematic unequivalence are 6 sentences (7%); less accurate translations are 50 sentences (40%); not accurate translations are 40 sentences (46%). From disapproved assessment, the average score is as follow: there is no accurate translation; accurate translations with thematic unequivalence are 25 sentences (62,5%); less accurate translations are 11 sentences (27,5%); not accurate translations are 4 sentences (10%). From the analysis of translation technique, it was identified the following translation techniques : Deletion, Addition, Modulation, Transposition, Established Equivalent, Particularization, Generalization, Borrowing, Reduction, Amplification, and Calque. Deletion technique was proven to be the mostly used and the most influential technique toward equivalence. The use of Modulation and Transposition in quite many sentences implies that the translator tends to use a little bit free translation method. The degree of equivalence in the translations of International news in Seputar Indonesia daily is affected by liguistics aspects in the form of lexical, sintactic and textual aspect. The influence of linguistics aspect can be seen from: inappropriate lexical choice which causes not accurate translations; knowledge about word order (sintactic aspect) which gives positive effect on accuracy; the change of thematic structure and information flow (textual aspect) which doesn‘t give negative aspect on accuracy, but place the sentence on unequal thematic


(11)

xi

pattern. The degree of equivalence is also affected by extralinguistic aspect in the form of cultural, thematic (knowledge about topic discussed) and encyclopedic problem. Media institution policy and general rule of journalism give negative aspect on accuracy. The lack of knowledge in translation theory and apllied linguistics gives negative aspect on accuracy. The translator‘s encyclopedic knowledge gives negative and positive effect on accuracy.

The result of analysis and discussion about the translations of Internasional news in Seputar Indonesia daily bring the following recommendations: examining and understanding source text properly in order to be able to do proper; avoiding unnecessary addition of information; enhancing knowledge of translation theory and applied linguistics.


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan informasi aktual dan faktual telah menjadi tuntutan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Keinginan masyarakat untuk selalu mengetahui berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di lingkup lokal, nasional maupun internasional telah menjadikan berita sebagai kebutuhan pokok masyarakat.

Puluhan saluran TV yang dapat diakses setiap saat, selalu menempatkan berita sebagai menu unggulan diantara beragam tayangan mereka. Bahkan sejumlah stasiun TV memang mengkhususkan diri sebagai stasiun saluran berita. Sementara di media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan lain-lain, berita merupakan menu utama.

Diantara berbagai sumber berita yang tersedia, surat kabar merupakan salah satu sumber berita yang sudah akrab di kalangan masyarakat Indonesia sejak dahulu. Kesederhanaan dalam pemanfaatan dan kemudahan untuk mendapatkannya, merupakan beberapa faktor pendorong yang membuat surat kabar menjadi sangat dekat dengan masyarakat. Tidak perlu ketrampilan khusus untuk dapat memperoleh informasi dari surat kabar, tidak memerlukan banyak biaya untuk mendapatkan sebuah terbitan koran, dan tidak harus pergi ke pusat kota untuk membeli surat kabar.


(13)

2

Sebagaimana sumber berita yang lain, surat kabar membawakan pembacanya detil informasi dari tempat terjadinya peristiwa, meskipun tidak secepat berita di televisi maupun internet. Walaupun para wartawan surat kabar dapat mengumpulkan berita secepat wartawan televisi, namun surat kabar memilki siklus terbit. Maka, secepat apapun berita didapat, berita tersebut harus menunggu jadwal cetaknya untuk dapat disampaikan pada masyarakat, tidak seperti pada televisi yang bisa secepat mungkin menayangkan berita terkini pada program breaking news.

Dengan pengaruh globalisasi, berita mancanegara, apalagi tentang topik-topik yang populer telah menjadi kebutuhan informasi yang penting untuk masyarakat, sama pentingnya dengan berita lokal maupun nasional. Isu-isu terhangat dari luar negeri telah menjadi informasi yang senatiasa ingin di update oleh masyarakat Indonesia dewasa ini.

Segala informasi tentang berbagai peristiwa dari segala penjuru dunia ditampilkan pada halaman demi halaman surat kabar. Untuk berbagai berita yang terjadi di luar Indonesia, kebanyakan surat kabar menempatkannya di halaman khusus, terpisah dari berita-berita tentang peristiwa lokal maupun nasional, yaitu halaman Internasional. Halaman ini memang khusus menyajikan berita dari luar negeri, baik berita ringan maupun berita yang sangat penting.

Berita-berita mancanegara yang ditampilkan di halaman Internasional pada beberapa kesempatan merupakan hasil liputan wartawan ke luar negeri. Hal ini biasa dilakukan pada kasus berita yang sangat popular, misalnya, terpilihnya


(14)

3

presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, beberapa saat yang lalu. Beberapa terbitan koran mengirimkan tim liputan langsung ke Amerika Serikat.

Namun demikian, tidak pada setiap kesempatan pengelola media mampu mengirimkan wartawan ke luar negeri untuk sebuah liputan. Keterbatasan dana dan waktu bisa jadi adalah penyebab utamanya. Oleh karena itu, kebanyakan berita di halaman Internasional biasanya diambil dari berita jadi yang di download dari situs penyedia berita. Situs berita yang sering dimanfaatkan para wartawan untuk mendownload berita mancanegara, antara lain adalah: AFP, AP, Reuters, BBC, dan lain-lain. Untuk situs berita non-Indonesia, tentu saja berita yang ditampilkan berbahasa Inggris. Dalam hal ini, media-lah yang akan mengolahnya menjadi berita berbahasa Indonesia yang dikonsumsi seluruh kalangan masyarakat Indonesia.

Pengambilan berita dari situs berita berbahasa Inggris melibatkan kerja seorang wartawan penerjemah. Beberapa orang bahkan tidak menyadari bahwa berita Internasional yang dibacanya di koran merupakan hasil terjemahan. Hal ini mengingat gaya bahasa maupun cara penyajiannya memang tidak berbeda dengan berita lokal dan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa terjemahan berita Internasional tersebut terbaca dan berterima. Tapi pernahkah dipikirkan juga tentang keakuratan terjemahan tersebut? Berita yang tampak bagus dan mudah dimengerti tidak menjamin bahwa pesan yang disampaikannya sepadan dengan pesan teks sumbernya. Oleh karenanya, pembahasan mengenai kesepadanan makna terjemahan merupakan poin penting guna mengetahui kualitas terjemahan, disamping keterbacaan dan keberterimaan.


(15)

4

Proses penerjemahan berita berbahasa Inggris sampai menjadi berita jadi di koran merupakan proses yang sangat kompleks. Berita sebagai konsumsi publik harus menampilkan informasi yang akurat, independen, objektif dan tanpa prasangka. Begitupun terjemahan berita, harus menyampaikan kandungan pesan dari teks sumber berita, dengan kemasan yang mudah dipahami dan natural. Untuk mencapai hal ini sangatlah tidak mudah. Keberadaan media yang tidak lepas dari bias, pengaruh berbagai kelompok serta kondisi masyarakat, menjadikan keakuratan terjemahan berita sebagai sesuatu yang sangat harus diperjuangkan agar dapat tercapai.

Dalam proses penerjemahan berita berbahasa Inggris menjadi berita halaman Internasional yang berbahasa Indonesia, wartawan penerjemah merupakan jembatan yang menghubungkan pembaca bahasa sasaran (BSa) dengan teks bahasa sumber (BSu). Tidak semua pembaca surat kabar di Indonesia menguasai bahasa Inggris, kalau tidak bisa dikatakan sedikit. Pembaca BSa tersebut ingin mendapatkan informasi yang disampaikan dalam sebuah teks BSu. Akan tetapi, karena mereka tidak memiliki kompetensi dalam bahasa Inggris, mereka menjadi lay person yang menggantungkan sepenuhnya pada penerjemah, untuk mengetahui pesan yang dikandung sebuah teks.

Wartawan penerjemah yang telah diberi kepercayaan sebagai jembatan penghubung tersebut, seharusnya mampu melakukan tugasnya dengan baik. Sedikit saja kelalaian dan ketidak-sesuaian yang terjadi dalam proses penerjemahan berita, bisa menyesatkan pembaca dengan informasi yang tidak benar. Hal ini tentulah berbahaya. Berita yang disampaikan koran berpeluang


(16)

5

membentuk opini masyarakat. Apa yang telah diterjemahkan oleh wartawan dan diterbitkan di halaman Internasional, dianggap sebagai fakta yang sahih di mata pembaca. Pembaca surat kabar, hampir tidak mungkin melakukan kroscek dengan membandingkan berita yang ditampilkan di halaman Internasional dengan teks berita asli dari situs berita. Oleh karena itu, pertanyaan tentang "Sudah cukup sepadankah makna terjemahan berita yang terbit di koran dengan teks berita aslinya" menjadi hal yang sangat penting untuk dianalisis.

Faktor lain yang menarik adalah fakta bahwa penerjemahan teks media memiliki aspek-aspek yang tidak ditemukan pada penerjemahan bidang lain. Bagaimanapun idealis seorang penerjemah dalam mengerjakan karyanya, dia tetap akan menyerah pada berbagai kepentingan yang berlaku dalam sebuah institusi media. Keberadaan media yang tak steril dari berbagai pengaruh, juga mendatangkan permasalahan tersendiri bagi penerjemah. Apalagi manakala teks berita yang diterjemahkan menyangkut isu-isu sensitif yang terkait dengan ideologi masyarakat pembaca teks terjemahan. Penerjemah harus bisa menempatkan diri, agar terjemahannya akurat seakligus dapat diterima oleh pembaca target. Bagaimana penerjemah mengatasi masalah dalam kaitan dengan hal ini, sehingga tetap dapat menghasilkan terjemahan yang berkualitas merupakan hal yang menarik untuk dianalisis. Untuk itulah, dalam hal ini juga akan dibahas mengenai teknik penerjemahan yang diterapkan penerjemah. Demi mewadahi berbagai aspek yang berpengaruh dalam penerjemahan teks media, dalam penelitian ini juga dibahas tentang aspek-aspek yang mempengaruhi kesepadanan makna, baik aspek linguistik maupun ekstra linguistik.


(17)

6

Cuplikan contoh data berikut akan dapat menujukkan sisi kompleks dan menarik dari sebuah analisis kesepadanan makna terjemahan berita.

Lead

TSu: JERUSALEM, June 29 (Reuters) – Israel‘s Defence Ministry said on Monday it had approved construction of 50 new homes at a West Bank settlement as part of a plan for 1.450 housing units, an expansion that defies a U.S call for a settlement freeze.

TSa: YERUSALEM (SI) Kementerian Pertahanan Israel menyetujui pembangunan 50 unit rumah baru pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Puluhan unit rumah tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan 1.450 unit rumah di Tepi Barat meskipun ditentang Amerika Serikat (AS).

Bagian tersebut adalah bagian lead, bagian terpenting sebuah teks berita yang menjawab pertanyaan who, where, when, why, what dan how. Bagian ini berfungsi mengusik pembaca untuk terus mebaca keseluruhan teks.

Wartawan memecah satu kalimat pada teks sumber menjadi dua kalimat dalam teks terjemahannya. Keputusan ini terbilang tepat, mengingat posisi penting lead sebagai bagian pemancing minat pembaca. Jika kalimat tersebut terlalu panjang, akan lebih sulit dimengerti, dan inti berita pun kurang jelas. Pemecahan kalimat tersebut sekaligus mempertegas adanya tentangan pemerintah Amerika Serikat terhadap pembangunan pemukiman tersebut. Kalimat ke dua, dibuat dengan mengeluarkan informasi penjelas pada teks sumber, yakni: an expansion that defies a U.S call for a settlement freeze, menjadi sebuah kalimat independen. Upaya mempertegas ini bisa dikatakan sebagai sudut pandang media yang menegaskan fakta negatif dari peristiwa yang diberitakan. Seperti diketahui bahwa pembangunan pemukiman Yahudi ini terkait erat dengan konflik Israel –


(18)

7

Palestina, dimana masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan keberpihakan tersendiri atas kedua kubu tersebut.

Kesepadanan dan kualitas merupakan hal yang terkait erat. Sebuah terjemahan dianggap berkualitas jika mampu menghasilkan padanan yang paling optimal antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran.

The notion of equivalence is the conceptual basis of translation and, to quote Catford, the central problem of translation practice is that of finding TL equivalents. A central task of translation theory is therefore that of defining the nature and conditions of translation equivalence (House, 1965 dalam Cuellar)

Kesepadanan itu sendiri oleh para pakar penerjemahan disampaikan dalam berbagai konsep, dengan beragam parameter. Dalam penelitian ini, konsep kesepadanan yang dimaksud adalah kesepadanan makna, atau keakuratan. Dalam beberapa rujukan tentang indikator terjemahan yang berkualitas, kesepadanan makna atau keakuratan merupakan indikator terjemahan yang berkualitas, disamping keterbacaan dan keberterimaan.

Untuk mengukur tingkat kesepadanan makna, peneliti membandingkan teks bahasa sumber dengan bahasa sasaran dengan mempertimbangkan: 1) tipe teks, 2) ciri kebahasaan yang digunakan dan 3) faktor-faktor ekstralinguistik. Instrumen pengukur yang digunakan adalah Accuracy-rating instrument yang diadaptasi Nababan (2004) dari Nagao, Tsujii dan Nakamura (1988). Instrumen ini menggunakan skala 1 sampai 4 untuk merujuk pada tingkat keakuratan terjemahan. Penulis menggunakan instrumen ini untuk mengkaji keakuratan penyampaian pesan pada tataran kalimat. Kalimat merupakan bagian dari teks (text unit). Meskipun penilaian keakuratan dilakukan pada tataran kalimat, namum


(19)

8

pelaksanaan penilaian tingkat kesepadanan itu sendiri tidak akan lepas dari konteksnya.

B. Pembatasan Masalah

Kajian tentang kualitas terjemahan cakupannya luas, mulai dari satuan lingual yang akan dibahas maupun kriteria yang akan digunakan untuk menilai. Oleh karena itu, penulis merumuskan batasan masalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah berita halaman Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia (Sindo), dengan fokus penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

2. Satuan lingual yang akan diteliti adalah kalimat, sebagai bagian teks (text unit).

3. Kriteria penilaian adalah tingkat keakuratan penyampaian pesan dengan menggunakan Accuracy-rating Instrument.

C. Rumusan Masalah

Terdapat berbagai kriteria untuk menilai kualitas terjemahan. Penulis menggunakan pendekatan analisis kesepadanan makna teks terjemahan dengan teks sumber. Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Teknik apa yang digunakan penerjemah?

2. Aspek apa yang mempengaruhi kesepadanan makna teks terjemahan dengan teks sumber?


(20)

9

D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Menggambarkan teknik yang digunakan penerjemah.

2. Mengidentifikasi aspek apa yang mempengaruhi kesepadanan makna antara teks terjemahan dengan teks sumber.

3. Menggambarkan kesepadanan makna teks terjemahan dengan teks sumber.

E. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan gambaran tentang aplikasi penilaian kualitas terjemahan, juga gambaran kesepadanan makna terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Sindo.

2. Dapat memberikan gambaran tentang teknik penerjemahan dan faktor-faktor yang berperan dalam penerjemahan teks media, dan pengaruhnya terhadap kesepadanan makna terjemahan.

3. Dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian bidang penerjemahan berikutnya.


(21)

10 BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori 1. Hakikat Penerjemahan

Penerjemahan adalah ilmu kebahasaan yang bisa dikatakan masih baru karena disiplin ilmu ini baru muncul sekitar abad ke 19. Terdapat berbagai definisi penerjemahan yang dikemukakan oleh para pakar penerjemahan, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Diantaranya adalah Catford, yang mengatakan bahwa penerjemahan adalah "the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in other language (TL)" (1965: 20). Menurut Catford, penerjemahan merupakan proses penggantian materi tekstual dari sebuah bahasa oleh materi tekstual yang sepadan, dalam bahasa yang lain. Berikutnya, Seleskovich (dalam Riccardi, 2002: 81) menyebutkan bahwa "translation in a broad sense indicate the activity of transferring a message into a different language,…". Seleskovitch menyampaikan bahwa penerjemahan, secara umum, adalah aktivitas mentransfer sebuah pesan kedalam bahasa yang berbeda. Disamping itu, penerjemahan bisa juga didefinisikan sebagai bentuk ekspresi lain pada bahasa lain (Bahasa Sasaran) akan sesuatu yang telah diekspresikan di Bahasa Sumber dengan memperhatikan aspek padanan secara bentuk dan makna (Bell, 1991: 5). Namun demikian, kesepadanan bentuk hanya dapat tercapai dalam tataran makro. Kridalaksana mendefinisikan penerjemahan sebagai pemindahan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan pertama-tama


(22)

11

mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasanya (Kridalaksana dalam Nababan, 2003: 20-21). House mendefinisikan penerjemahan sebagai penggantian sebuah teks bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran yang sepadan secara semantik dan pragmatik (1977: 30)

Dari beberapa definisi penerjemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, hakikat penerjemahan adalah suatu kegiatan pengalihan pesan dari Bahasa Sumber ke Bahasa Sasaran, dengan sangat menekankan pada kesepadanan antara keduanya.

2. Proses Penerjemahan

2.1 Proses Penerjemahan

Proses penerjemahan adalah suatu model yang dimaksudkan untuk menerangkan proses berfikir yang dilakukan penerjemah saat melakukan penerjemahan. Proses penerjemahan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran (Nababan, 2003: 24).

Nida dan Taber , menggambarkan proses penerjemahan yang dinamis, dalam bagan berikut:

Bagan 1: Proses penerjemahan menurut Nida dan Taber (Suryawinata & Haryanto, 2003:24)

Bentuk teks BSu Bentuk teks BSa

Analisis Restrukturisasi


(23)

12

Berdasarkan bagan tersebut, proses terjemahan terdiri dari 3 langkah: 1. Tahap analisis. Pada tahap ini, penerjemah menganalisis teks BSu dalam

hal hubungan gramatikal, makna kata dan rangkaian kata-kata, untuk memahami makna atau isi teks BSu secara keseluruhan.

2. Tahap transfer. Pada tahap ini, makna teks BSu yang telah dipahami, ditransfer dalam pikiran penerjemah.

3. Tahap restrukturisasi. Pada tahap ini, makna yang telah dipahami tersebut, disusun kembali ke dalam BSa, sesuai kaidah yang berlaku dalam BSa.

2.2 Proses Penerjemahan di Koran

Proses penerjemahan yang berlaku di koran juga mengikuti ketentuan proses penerjemahan secara umum. Bedanya adalah, bahwa proses penerjemahan yang terjadi di sebuah institusi media, tentu saja banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai jurnalistik, visi dan misi, gaya bahasa dan gaya penulisan serta paradigma dari sebuah institusi media. Karena aspek-aspek itulah, proses penerjemahan di koran lebih kompleks daripada proses penerjemahan secara umum.

Wartawan penerjemah yang terlibat dalam penerbitan berita Internasional telah terlebih dahulu melakukan rapat dengan tim untuk menentukan topik berita yang akan diangkat. Diantara berbagai situs penyedia berita, wartawan akan memilih topik mana yang paling terkini dan teraktual. Untuk berita yang sifatnya sangat terkini, dan sangat cepat perkembangannya, wartawan penerjemah diberikan deadline hanya dengan hitungan jam, untuk menyelesaikan tugasnya.


(24)

13

2.3 Proses Penerjemahan di Koran Seputar Indonesia

Perlu ditegaskan kembali bahwa dalam penelitian ini, yang menjadi kajian adalah kalimat terjemahan yang terbit di koran, yang telah mengalami editing oleh redaktur. Berikut adalah alur kerja penerjemahan di koran Sindo:

(Bagan 2: Proses Kerja Penerbitan Berita Internasional di koran Sindo)

Proses penerjemahan di koran Sindo, diawali dengan rapat informal yang dipimpin redaktur, yang diikuti dengan penugasan kepada wartawan untuk

Teks BSu Mencari sumber berita

Naskah berita Penerjemahan oleh wartawan

Editing oleh Redaktur/Asisten Redaktur

Editor Bahasa

Layout / Desain

Koreksi oleh Asisten Redaktur Dicetak

Acc. oleh Redaktur

Percetakan


(25)

14

mencari berita terbaru dari sebuah isu. Wartawan kemudian memulai tugas tersebut dengan mengumpulkan sumber – sumber berita dari beberapa kantor berita asing, dengan mempertimbangkan : angle (sudut pandang) kantor berita, serta keberpihakan media asing dan keberpihakan pembaca dalam sebuah isu. Penggunaan beberapa sumber dianggap perlu utuk mengikuti alur cerita sumber utama dan untuk memperlengkap detail.

Pemotongan kalimat-kalimat pada teks BSu menjadi hal yang sangat lazim ditemui dalam penerjemahan di media manapun. Penggunaan lebih dari 1 teks berita sumber, tentu saja mengharuskan penerjemah untuk tidak menerjemahkan semua kalimat pada teks sumber. Alasan utama adalah masalah keterbatasan space. Sebuah teks headline dibatasi minimal 3000 karakter tanpa spasi dan maksimal 4000 karakter tanpa spasi.

Disamping itu, menurut salah seorang wartawan, pemotongan kalimat teks sumber didasarkan oleh tingkat pentingnya berita. Misalnya, jika kalimat – kalimat di bagian tengah teks hanya menjelaskan pengulangan isi dari teks bagian awal, maka kalimat tersebut dihilangkan. Pemotongan kalimat BSu juga dilakukan guna lebih fokus terhadap satu pokok berita, sehingga info tambahan yang tidak terkait dengan pokok berita yang disampaikan tidak diterjemahkan. Kalimat – kalimat dibagian akhir teks tidak selalu dihilangkan karena kadangkala kalimat tersebut menjelaskan rincian, sehingga dianggap penting. Wartawan tersebut juga mengatakan bahwa alur logika teks asing kadang – kadang meloncat – loncat dari awal ke akhir teks. Dalam hal inilah wartawan yang akan menilai kalimat yang mana yang akan dihilangkan dan dipertahankan.


(26)

15

Setelah mendapat teks BSu, wartawan mulai menerjemahkan. Proses penerjemahan memerlukan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan proses pencarian sumber berita. Waktu yang diperlukan untuk menerjemahkan berkisar 30 menit sampai 1,5 jam, tergantung pengalaman masing – masing penerjemah. Semakin berpengalaman seorang penerjemah, semakin cepat dia menerjemahkan. Alat bantu yang biasa digunakan adalah kamus bahasa Inggris, didukung dengan pemahaman tentang idiom – idiom khusus dan pemahaman terhadap serapan kata asing ke kata Indonesia.

Wartawan melaksanakan tugas menerjemahkan dengan berbagai peraturan dan kebijakan institusi media. Penerjemahan judul, misalnya, dipatok space sekitar 2 sampai 5 kata, lebih dari itu tidak bisa dimuat di koran. Ketika judul di naskah asli tidak menarik, diperbolehkan membuat judul sendiri yang lebih menarik pembaca, yang tetap sesuai dengan isi berita. Jadi tidak harus sama dengan judul pada teks aslinya.

Setelah penerjemahan dan penulisan oleh wartawan lengkap, naskah tersebut akan diperiksa oleh asisten redaktur atau redaktur untuk diedit dari sisi alur logika, kebenaran penerjemahan, hingga ketepatan penulisan kata – kata serapan. Hasil tulisan yang sudah diedit oleh asisten redaktur /redaktur, masuk ke bagian editor bahasa untuk diedit kembali hingga mengurangi kesalahan penulisan kata.

Setelah diedit oleh editor bahasa, naskah berita akan masuk ke bagian layout/desain. Berikutnya, naskah di print untuk dikoreksi lagi oleh asisten


(27)

16

direktur. Hasil koreksi kemudian diberikan kepada redaktur untuk disetujui masuk ke bagian percetakan. Akhirnya terbitlah koran dari percetakan.

3. Metode, Strategi, Teknik dan Masalah Penerjemahan

Salah satu poin dalam penelitian ini adalah menganalisis teknik penerjemahan, oleh karena itu terlebih dahulu perlu disampaikan konsep tentang teknik penerjemahan. Konsep teknik seringkali dianggap rancu atau saling tumpang tindih (overlapping) dengan metode dan strategi. Berdasarkan hal itulah perlu disampaikan definisi tentang ketiga peristilahan tersebut agar memberikan pemahaman yang lebih jelas.

3.1.Metode Penerjemahan

Dalam Macquarie Dictionary (1982), metode adalah cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu (Machali, 2000:48). Berdasarkan acuan ini, Machali menyimpulkan dua butir penting tentang metode penerjemahan. Pertama, cara melakukan penerjemahan dan yang kedua adalah rencana dalam pelaksanaan penerjemahan. Pelaksanaan penerjemahan dilakukan dalam tiga tahap penting, yang biasa disebut proses penerjemahan, yakni: analisis, pengalihan dan penyerasian. Dalam pelaksanaannya, ketiga tahap tersebut dijalankan dengan menggunakan cara tertentu, dan cara itulah yang kita sebut metode.

Newmark (1988) membagi metode penerjemahan menjadi dua kelompok utama, yakni (1) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber (BSu); (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran (BSa).


(28)

17

Dari dua kelompok besar metode penerjemahan tersebut, Newmark menyampaikan delapan metode penerjemahan yang secara garis besarnya berpangkal pada dua dua ideologi yakni orientasi ke BSu atau BSa. Metode-metode tersebut disampaikan dalam diagram V:

Bagan 3: Metode Penerjemahan (Newmark, 1988:45)

Berorientasi ke BSu Berorientasi ke BSa

Penerjemahan kata demi kata Adaptasi Penerjemahan harfiah Penerjemahan bebas

Penerjemahan setia Penerjemahan idiomatik Penerjemahan semantis Penerjemahan komunikatif

Diagram V ini menunjukkan bahwa, dari delapan metode penerjemahan yang diajukan Newmark, empat berorientasi ke BSu dan empat lainnya berorientasi ke BSa.

Translation method refers to the way a particular translation process is carried out in terms of the translator’s objective, i.e., a global option that affects the whole text‖ (Molina & Albir, 2001:507) Definisi ini senada dengan definisi yang disampaikan Machali, bahwa metode penerjemahan merupakan cara penerjemah melaksanakan tahapan proses penerjemahan. Disamping itu juga disampaikan bahwa metode penerjemahan merupakan hal yang bersifat global atau keseluruhan atau makro yang mempengaruhi seluruh unit-unit mikro teks yang diterjemahkan. Beberapa contoh metode penerjemahan yang disampaikan adalah: interpretative-communicative translation, literal translation, free translation dan philological translation.


(29)

18 3.2 Strategi Penerjemahan

Metode apapaun yang dipilih, penerjemah akan selalu menghadapi masalah dalam proses penerjemahan baik karena ada unit-unit tertentu yang memang sulit, atau karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan penerjemah. Dalam kondisi inilah diperlukan strategi penerjemahan, yang didefinisikan Molina & Albir sebagai ―the procedures (conscious or unconscious, verbal or non-verbal) used by the translator to solve the problems that emerge when carrying out the translation process with a particular objective in mind‖ (2002:508). Strategi merupakan prosedur yang disadari atau tidak, verbal atau non-verbal, yang digunakan oleh penerjemah untuk menyelesaikan masalah yang muncul saat menerjemahkan, dengan tujuan tertentu. Strategi menyangkut unit-unit mikro.

Newmark menyampaikan berbagai strategi penerjemahan, yang disebutnya sebagai ―translation procedures‖. Diantara beberapa strategi penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark adalah: Naturalisation, Cultural equivalent, Functional equivalent, Descriptive equivalent, Synonymy, Shifts or Transpositions, Modulation, Compensation, Componential analysis, Reduction and expansion, Paraphrase, Notes, Addition, Glosses.

Suryawinata dan Haryanto, dengan banyak mengutip dari pemikiran Newmark tersebut, membagi berbagai strategi penerjemahan menjadi dua jenis utama: Strategi Struktural dan Strategi Semantis (2000: 67). Strategi Struktural, meliputi: (1) Penambahan; (2) Pengurangan; (3) Transposisi. Sedangkan Strategi Semantis meliputi: (1) Pungutan; (2) Padanan Budaya; (3) Padanan Deskriptif dan


(30)

19

Analisis Komponensial; (4) Sinonim; (5) Terjemahan Resmi; (6) Penyusutan dan Perluasan; (7) Penambahan; (8) Penghapusan dan (9) Modulasi.

3.3 Teknik Penerjemahan

Dari ketiga peristilahan yang dibahas dalam bagian ini, teknik dan strategi merupakan dua istilah yang seringkali membingungkan. Baik strategi maupun teknik berada pada tataran mikro. Keduanya merupakan hal penting dalam penyelesaian masalah yang muncul dalam proses penerjemahan. Strategi membuka cara menemukan solusi yang tepat, dan solusi ini diwujudkan dengan menggunakan teknik tertentu. ―Strategies and techniques occupy different places in problem solving: strategies are part of the process, techniques affect the result‖ (Molina & Albir, 2002:508). Jadi perbedaan mendasar antara strategi dan teknik adalah, bahwa strategi merupakan bagian dari proses, sementara teknik dapat dilihat dari produk.

Teknik penerjemahan bersifat praktis, berbeda dengan metode yang bersifat normatif. Teknik penerjemahan secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya (Machali, 2000:77). Dalam kaitan dengan analisis terjemahan, Albir dan Molina mendefinisikan teknik penerjemahan sebagai berikut: ―We define translation techniques as procedures to analize and classify how translation equivalence works” (2002: 509). Dari definisi ini, tidaklah mengherankan jika pembahasan tentang kesepadanan terjemahan seringkali dikaitkan dengan teknik penerjemahan, meskipun teknik penerjemahan bukanlah satu-satunya kategori yang digunakan untuk menganalisis kesepadanan makna terjemahan. Teknik penerjemahan memilki 5 ciri khas utama:


(31)

20 1. Mempengaruhi hasil terjemahan

2. Diklasifikasikan dengan membandingkan dengan teks aslinya 3. Mempengaruhi unit mikro teks

4. Bersifat diskursif dan kontekstual 5. Bersifat fungsional

Tabel 1: Classification of translation techniques (Molina & Albir, 2002:511)

Adaptation Baseball (E) Futbol (Sp)

Amplification (A)Ramadan, the Muslim month of fasting (E)

Borrowing Pure: Lobby (E)  Lobby (Sp)

Naturalized: Meeting (E)  Mitin (Sp) Calque Ecole normale (F)  Normal School (E)

Compensation I was seeking thee, Flathead (E)  En verite, c‘est bien toi que je cherche, O Tete-Plate (F)

Description Panetton (I)  The traditional Italian cake eaten on New Year‘s eve (E)

Discursive creation Rumble fish (E)  La ley de la calle (Sp)

Established equivalent They are as like as two peas (E)  Se parecen como dos gotas de agua (Sp)

Generalization Guichet, fenetre, devanture (F) fi Window (E) Linguistic amplification No way (E)  De ninguna de las maneras (Sp) Linguistic compression Yes, so what? (E)  Y? (Sp)

Literal translation She is reading (E)  Ella esta leyendo (Sp) Modulation (A) You are going to have a child (Sp) Particularization Window (E)  Guichet, fenetre, devanture (F) Reduction Ramadan, the Muslim month of fasting (Sp) 

(A) Substitution (linguistic, paralinguistic)

Put your hand on your heart (A)  Thank you (E) Transposition He will soon be back (E)  No tardara en venir (Sp) Variation Introduction or change of dialectical indicators,

changes of tone, etc.

1)Adaptasi (Adaptation): mengganti elemen budaya BSu dengan BSa. Misal: BSu: cricket (bahasa Inggris)


(32)

21

2) Amplifikasi (Amplification): menyampaikan detil yang tidak terdapat dalam BSu, yang dapat berwujud informasi atau parafrase yang bersifat eksplisit. Delisle menyebutnya addition (penambahan).

Misal: BSu: Ramadan (bahasa Arab),

BSa: Ramadan, the Muslim month of fasting (bahasa Inggris)

3) Peminjaman (Borrowing): mengambil kata atau ekspresi langsung dari bahasa lain. Peminjaman ini berbentuk peminjaman murni (pure borrowing) dan peminjaman dengan penyesuaian (naturalized borrowing).

Misal: BSu: artistic (bahasa Inggris)

BSa: artistik (bahasa Indonesia)  peminjaman dengan penyesuaian BSu: reshuffle (bahasa Inggris)

BSa: reshuffle (bahasa Indonesia)  peminjaman murni

4) Calque: penerjemahan secara literal atas kata atau frase dari bahasa asing, yang dapat berwujud leksikal atau struktural.

Misal: BSu: primary school (bahasa Inggris) BSa: sekolah dasar (bahasa Indonesia)

5) Kompensasi (compensation): memperkenalkan elemen informasi BSu yang mengandung efek stilistika ke dalam BSa.

Misal: BSu = Man attempts, the will of God prevails (bahasa Inggris) BSa = Manusia berusaha, kehendak Tuhan berkuasa (bahasa Inggris) 6) Deskripsi (Description): mengganti sebuah istilah atau ekspresi, dengan

sebuah deskripsi bentuk dan atau fungsinya. Misal: BSu: panetton (bahasa Italia)

BSa: traditional Italian cake eaten on New Year’s eve‖ (bahasa Inggris) 7) Discursive Creation: menampilkan kesepadanan sementara yang tidak terduga

atau keluar dari konteks. Ini banyak dijumpai dalam penerjemahan judul. Misal: BSu: Rumble Fish (judul film berbahasa Inggris)


(33)

22 BSa: La ley de la calle (bahasa Spanyol)

8) Established Equivalent: menggunakan istilah atau ekspresi yang dikenal (dalam kamus atau penggunaan sehari-hari) sebagai padanan dalam BSa. Misal: BSu: Attorney General (bahasa Inggris)

BSa: Jaksa Agung (bahasa Indonesia)

9) Generalisasi (Generalization): menggunakan istilah yang lebih umum dan lebih netral.

Misal: BSu: mansion (bahasa Inggris) BSa: rumah (bahasa Indonesia)

10) Linguistic Amplification: menambahkan elemen linguistik. Teknik ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan konsekutif dan sulih suara.

Misal: BSu: ―Shall we?‖ (bahasa Inggris)

BSa: ―Bisa kita berangkat sekarang?‖ (bahasa Indonesia)

11) Linguistic Compression: mensintesa unsur-unsur linguistik dalam BSa. Ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan simultan dan sub-titling.

Misal: BSu: ―I want you to know‖ (bahasa Inggris) BSa: ―Ketahuilah‖ (bahasa Indonesia)

12) Literal Translation: menerjemahkan kata atau ekspresi secara kata per kata. Misal: BSu: Ministry of Education (bahasa Inggris)

BSa: Departemen Pendidikan (bahasa Indonesia)

13) Modulasi (Modulation): mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitan dengan BSu, bisa bersifat leksikal atau struktural. Misal: BSu: He denied stealing the wallet (bahasa Inggris)

BSa: Dia tidak mengakui telah mencuri dompet (bahasa Indonesia) 14) Partikularisasi (Particularization): menggunakan istilah yang lebih spesifik


(34)

23

Misal: BSu: Developed countries rejectedthe protocol (bahasa Inggris) BSa: Negara maju menolak Protokol Kyoto (bahasa Indonesia)

15) Reduksi (Reduction): mengurangi elemen tertentu dari BSu. Reduksi juga disebut pengurangan atau penghilangan. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi.

Misal: BSu: Ramadan, the Moslem month of fasting (bahasa Inggris) BSa: Ramadan(bahasa Indonesia)

16) Subtitusi (Subtitution): mengubah elemen linguistik ke dalam paralinguistic atau sebaliknya. Teknik ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan. Misal: BSu: Gestur menundukkan kepala (bahasa Indonesia)

BSa: Kata ―shy‖ (bahasa Inggris)

17) Transposisi (Transposition): mengubah sebuah kategori gramatikal dalam kaitannya dengan BSu.

Misal: BSu: Beny dimarahi ayah (bahasa Indonesia) BSa: Father got angry with Beny (bahasa Inggris)

18) Variasi (Variation): mengubah elemen linguistik atau paralinguistik (misalnya: intonasi dan gestur) yang mempengaruhi aspek-aspek variasi linguistik: pengubahan ton secara tekstual, gaya, dialek sosial, dialek gegrafis, dan lain-lain.

Misal: Mengubah ton ketika menerjemahkan novel untuk anak-anak

Berbagai teknik penerjemahan yang disampaikan Molina dan Albir diperlengkapi oleh beberapa teknik yang disampaikan oleh pakar lain. Contohnya adalah teknik Addition vs. Omission yang disampaikan oleh Delisle (1993). Delisle menyebut addition dan omission sebagai translation error. Teknik ini tepat untuk melengkapi teknik amplifikasi dan reduksi dari Molina dan Albir.


(35)

24

19. Addition : menambah elemen stilistika dan informasi yang tidak terdapat pada teks sumber.

Misal: BSu: … the Islamic republic will not back down from its rights.

BSa: … Teheran tidak akan mundur untuk mempertahankan haknya memiliki teknologi nuklir.

20. Omission : penghilangan elemen yang ada pada teks sumber Misal: BSu: Iran will enrich uranium to 20%, says Ahmadinejad BSa: Iran produksi uranium 20%

3.4. Masalah Penerjemahan

Masalah yang dihadapi penerjemah saat menerjemahkan bervariasi. Namun secara garis besarnya dapat digolongkan dalam masalah linguistik, masalah ekstralinguistik dan masalah transfer. Masalah penerjemahan terkait erat dengan kompetensi dan subkompetensi yang dimiliki penerjemah untuk dapat melaksanakan proses penerjemahan. Kemampuan menyelesaikan masalah, menuntut kompeten-kompetensi tersebut.

Masalah linguistik adalah masalah dalam menerjemahkan, yang terkait dengan kebahasaan. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang terjadi pada level leksikal, sintaktik maupun tekstual. Perlu diingat bahwa penerjemah mempunyai tugas memahami pesan yang terkandung kata, frase, klausa, sampai dengan kalaimat. Pesan tersebut harus diekspresikan kembali dalam bahasa sasaran, dengan kata, frase, klausa ataupun kalimat yang sepadan. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan linguistik mempengaruhi tingkat kesepadanan makna terjemahan.


(36)

25

Masalah ekstralinguistik merupakan masalah diluar kebahasaan yang mempengaruhi proses kerja seorang penerjemah. Karena penerjemahan merupakan cabang linguistik terapan, maka permasalahan diluar kebahasaan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan penerjemah untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik. Masalah ekstralinguitik terkait dengan masalah budaya, masalah tematik dan masalah ensiklopedik. Masalah budaya meliputi pemahaman budaya BSu dan BSa. Masalah tematik menyangkut pengetahuan tentang tema atau topik dari teks yang diterjemahkan. Sedangkan masalah ensiklopedik menyangkut pengetahuan tentang berbagai hal secara umum, yang bersinggungan dengan teks yang diterjemahkan.

Masalah transfer merupakan kompetensi sangat penting yang harus dimiliki penerjemah. Kemampuan transfer yang bersifat umum, melingkupi aspek-aspek lainnya dalam permasalah penerjemahan, seperti aspek linguistik dan ekstralinguistik. Permasalahan transfer meliputi pemahaman, deverbalisasi dan pemisahan dua bahasa (kemampuan mengontrol pengaruh BSa terhadap BSu, atau sebaliknya), penyampaian kembali dalam BSu, termasuk juga pemilihan metode penerjemahan yang tepat.

Semua aspek tersebut memiliki hubungan saling terkait, yang mempengaruhi tingkat kesepadanan makna terjemahan.

4. Penilaian Kualitas Terjemahan (Translation Quality Asseessment)

Penilaian kualitas terjemahan mencakup 3 area, yakni: the evaluation of published translation (penilaian terhadap karya terjemahan yang diterbitkan), the


(37)

26

evaluation of professional translator (penilaian terhadap penerjemah profesional) dan the evaluation in transation teaching (penilaian dalam pengajaran penerjemahan) (Melis & Albir, 2001:2). Penilaian terhadap karya terjemahan yang diterbitkan bertujuan untuk menilai sebuah terjemahan, mendiskusikan kelebihan dan kekurangannya dan kadang-kadang mengajukan solusi. Kritik independen atas penerjemahan media merupakan contoh dari tipe penilaian jenis ini. Dalam hal ini, pertimbangan penilaian akan terkait dengan fidelity dan quality (kualitas). Fidelity dalam hal ini adalah kesetiaan terhadap pesan yang disampaikan teks sumber. Penilaian harus dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian yang objektif dan reliabel.

Penilaian kualitas terjemahan juga melibatkan masalah-masalah penerjemahan dan kesalahan terjemahan. Problem yang dihadapi penerjemah bervariasi. Problem tersebut meliputi: masalah linguistik (leksikal, sintaktik dan tekstual), ekstra-linguistik (budaya, tematik dan ensiklopedik) dan transfer (Melis & Albir, 2001:281). Masalah-masalah tersebut jika tidak tertangani dengan baik, akan mempengaruhi kualitas terjemahan. Oleh karenanya, bagaimana aspek linguistik dan ekstra-linguistik itu mempengaruhi kesepadanan makna, juga akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Untuk mengatasi masalah yang muncul dalam proses penerjemahan, diperlukan teknik penerjemahan. Oleh karena itu, penilaian kualitas terjemahan seringkali dikaitkan dengan analisis terhadap strategi (atau teknik, jika dipandang dari orientasi kepada produk) yang dilakukan penerjemah.


(38)

27

4.1 Parameter dan Strategi Penilaian Kualitas Terjemahan

Penilaian kualitas terjemahan sering dipandang sebagai sesuatu yang subjektif. Parameter tentang terjemahan yang berkualitas muncul dalam berbagai aliran pendapat. Selama beberapa dekade, para pakar penerjemahan telah berupaya untuk mengembangkan sejumlah parameter dan prosedur penilaian terjemahan yang seobjektif mungkin.

Sejarah penilaian terjemahan dimulai dari masa pre-lingustik yang menggunakan parameter terjemahan bebas dan terjemahan literal. Selanjutnya, diajukan prinsip Dynamic Equivalence oleh Nida (1964). Di tahun 1969 Nida dan Taber menyarankan penggunaan Cloze Test sebagai parameter penilaian kualitas terjemahan. Carrol (1966) menyatakan bahwa kualitas terjemahan dapat diukur dengan Rate of Informativeness and Intelligibility (Al Qinai, 2000:498).

Newmark (1988), Hatim dan Mason (1990) dan House (1981, 1997) mengajukan berbagai parameter penilaian kualitas terjemahan, yang dapat disarikan sebagai berikut: 1) Textual Typology (province) and Tenor, 2) Formal Correspondence, 3) Coherence of Thematic Structure, 4) Cohesion, 5) Text-Pragmatic (Dynamic) Equivalence, 6) Lexical Properties (Register), 7) Grammatical/Syntactic Equivalence. (Ibid, 499). Berbagai pendapat ini tidak lepas dari berbagai kritik. Karena tidak ada dua bahasa yang sama, baik dalam hal makna atau bentuk, maka yang terbaik adalah mengusahakan terpenuhinya variabel berikut: 1) Pesan teks sumber, 2) Tujuan dan maksud penulis teks sumber serta 3) Tipe pembaca target (Al Qinai, 2000:500).


(39)

28

Gerzymisch dan Arbogast (2001: 229-239) menyatakan bahwa kontroversi seputar kesepadanan sebagai parameter penilaian kualitas terjemahan diakibatkan karena adanya kebingungan penggunaan istilah kesepadanan pada 2 level linguistik, yakni kesepadanan pada level sistem dan kesepadanan pada level teks. Pada level linguistik, strategi dan parameter yang digunakan: 1) Texts and Translation Features in Perspective, 2) Texts Represented as Semantic Network (Text Mapping), yang meliputi: extracting networks from texst, coherence, text topic and thematic patterns, isotopic patterns. Pada level teks, parameter yang digunakan adalah: 1) Text and Translation Sample, yang meliputi: coherence, topic and thematic patterns, isotopic pattern, 2) The Evaluation Problem yang meliputi: text-specific equivalence dan parameter ranking, 3) Motivation for Translation Variance and Invariance in Translation.

William (2001: 326-344) menyampaikan bahwa penilaian kualitas terjemahan dapat digolongkan dalam 2 model, yakni Models with Qualitative Dimension seperti yang digunakan Sept (1979) dan Sical (1986) dan Non-quantitative Model, Textological Models, seperti yang digunakan Nord (1991) dan House (1997). Kedua pendekatan tersebut masing-masing memiliki kelemahan, sehingga William mengajukan sebuah teori yang berupaya mewadahi 2 model tersebut dengan mengembangkan Argumentative Theory untuk menilai kualitas terjemahan.

The Institute of Linguists’ (IoL) Diploma in Translation, sebuah institut ilmu penerjemahan terkemuka di Inggris, mengajukan kriteria penilaian terjemahan sebagai berikut: 1) accuracy : pengalihan informasi dan fakta dengan


(40)

29

tepat, 2) penggunaan pilihan kosakata, idiom, peristilahan dan register yang tepat, 3) kohesi, koherensi dan organisasi teks, 4) keakuratan dalam aspek teknis, misalnya tanda baca dan sebagainya (Munday, 2001:30).

Nababan berpendapat bahwa kualitas suatu terjemahan, pada umumnya dikaitkan dengan konsep keakuratan pengalihan pesan (accuracy), yang didalamnya sekaligus mengandung konsep keberterimaan (acceptability) dan keterbacaan teks bahasa sasaran (readability) (JLB, 2, 2004:54).

Senada dengan yang diungkapkan Nababan, Baker mengatakan:

“ Accuracy is no doubt an important aim in translation but it is also important to bear in mind that the use of common target-language patterns which are familiar to the target reader plays an important role in keeping the communication channels open” (1992:57)

Baker mengemukakan dua poin penting dalam gagasan ini, yaitu: keakuratan dan penggunaan pola-pola bahasa yang familiar dengan pembaca bahasa sasaran. Jadi selain akurasi, Baker juga menekankan pada pentingnya keberterimaan dan keterbacaan bagi pembaca bahasa sasaran.

Akurasi merupakan ukuran sejauh mana tingkat kesesuaian terjemahan dengan teks sumbernya. Accuracy is a term used in translation evaluation to refer to the extent to which a translation matches its original (Shuttleworth, Cowie, 1997:3). Dalam konsep ini, kualitas terjemahan ditentukan oleh ketepatan penyampaian pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Apa yang dimaksudkan dalam teks sumber harus disampaikan dengan setepat mungkin.

Keberterimaan terkait dengan kesesuaian teks dengan sistem yang berlaku dalam bahasa sasaran. Terjemahan yang akurat tidak akan sampai pada pembacanya jika terjemahan tersebut tidak berterima. Meskipun penerjemah telah


(41)

30

menggunakan kata-kata yang cocok dengan makna yang dikandung bahasa sasaran, seringkali kata-kata atau kalimat tersebut tidak lazim dikenal dan digunakan dalam bahasa sasaran.

Keterbacaan merujuk pada mudah atau tidaknya sebuah terjemahan dibaca dan dimengerti oleh pembacanya (Richard et.al. dalam Nababan, 2003:53). Faktor pembaca menjadi hal penting dalam mengkaji keterbacaan. Konsep keterbacaan menyangkut keterbacaan bahasa sumber dan bahasa sasaran, namun dalam konteks penilaian kualitas terjemahan, keterbacaan lebih ditekankan pada keterbacaan teks bahasa sasaran, dimata pembaca target. Ketiga kriteria tersebut lalu diukur dengan merujuk pada parameter pengukuran yang telah disampaikan oleh beberapa pakar penerjemahan, ataupun menggunakan skala pengukuran sendiri yang ilmiah dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Peneliti yang hendak menilai kualitas terjemahan perlu memahami berbagai parameter dan strategi penilaian kualitas terjemahan. Dari berbagai parameter dan strategi tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan parameter kesepadanan makna (keakuratan). Hal ini berpegang pada pendapat bahwa pada evaluation of published material termasuk kritik independen terhadap terjemahan media, masalah fidelity dan quality menjadi objek kajian yang paling penting. Strategi penilaian yang digunakan adalah Accuracy-rating Instrument yang diajukan Nagao, Tsuji dan Nakamura (1998) (Nababan dalam JLB 2004:61). Pengukuran ini didasarkan pada skala 1 hingga 4 yang diuraikan sebagai berikut:


(42)

31

Tabel 2: Skala dan Definisi Kualitas Terjemahan (JLB/2, 2004: 61)

Scale Definition

1 The content of the source sentence is accurately conveyed to target sentence. The translated sentence is clear to the evaluator and no rewriting is needed.

2 The content of the source sentence is accurately conveyed to the target sentence. The translated sentence can be clearly understood by the evaluator, but some rewriting and some changing in word order are needed.

3 The content of the source sentence is not accurately conveyed to the target sentence. There are some problems with the choice of lexical items and with the relationships between phrase, clause and sentence elements.

4 The source sentence is not translated at all into the target sentence, i.e. it is ommited or deleted.

Penilaian kualitas dengan skala tersebut terjadi pada tataran kalimat, namun implementasi dari penilaian kualitas itu tidak lepas dari konteksnya. Dalam skala tersebut dapat pula dilihat berbagai parameter, seperti: word order, lexical items, relationship between phrase, clause and sentence elements. Unsur-unsur itu yang akan digunakan untuk menilai tingkat keakuratan penyampaian pesan, dan menilai tingkat kesepadanan makna.

4.2 Manfaat Penilaian Kualitas Terjemahan

Penilaian terhadap kualitas terjemahan atau kritik terhadap suatu karya terjemahan bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan terjemahan. Secara tidak langsung, kritik ini akan mengungkapkan kemampuan penerjemah (Nababan, 2003:84-85). Terjemahan yang berkualitas menunjukkan bahwa penerjemahnya memiliki kompetensi penerjemahan yang baik.


(43)

32

Lebih lanjut, Honig dalam Nababan (JLB, 2004), menyatakan bahwa ada beberapa pihak yang mendapatkan manfaat dari penilaian kualitas terjemahan, yaitu:

1. Pembaca teks bahasa sasaran 2. Penerjemah professional

3. Peneliti di bidang penerjemahan 4. Peserta pelatihan penerjemahan

Lebih luas lagi, penilaian kualitas terjemahan yang reliabel akan lebih memajukan dunia penerjemahan. Penilaian terjemahan sangat penting karena dua alasan: (1) untuk menciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktik penerjemahan; (2) untuk kepentingan kriteria dan standar dalam menilai kompetensi penerjemahan, terutama apabila kita menilai beberapa versi teks BSa dari teks BSu yang sama. (Machali, 2000:108).

5. Jurnalisme

Jurnalisme (juga sering disebut jurnalistik) merujuk pada semua kegiatan media massa dalam mengumpulkan dan menyajikan informasi kepada publik. Jurnalisme merupakan alat pemasok kebutuhan orang dalam berkomunikasi. Jurnalisme mencakup media cetak dan elektronika yang menyampaikan berita dan informasi kepada khalayak umum. Surat kabar, majalah, radio, televisi, layanan online berbagai situs penyedia berita merupakan bagian dari media massa. Jurnalisme masa kini dipenuhi dengan berbagai layanan akses berita yang menggunakan teknologi komputer dan internet. Dunia jurnalisme juga mengenal


(44)

33

adanya ‗kantor berita‖, yakni sebuah organisasi yang menampung liputan-liputan jurnalistik internasional dan menjualnya kepada berbagai koran dan majalah (Santana, 2005: 12).

Di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1982, pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya (Djuroto, 2000: 4).

Terdapat Sembilan prinsip jurnalisme, yakni: 1) menyampaikan kebenaran, 2) memiliki loyalitas kepada masyarakat, 3) memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, 4) memiliki kemandirian terhadapa apa yang diliputnya, 5) memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, 6) menjadi forum bagi kritik dan kesepakatan publik, 7) menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik, 8) membuat berita secara komprehensif, 9) memberi keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka (Kovach dan Rosenstiel dalam Santana, 2005: 6)

Perlu diingat bahwa media massa diakses oleh massa yang heterogen (berasal dari berbagai golongan dan bidang ilmu). Nilai-nilai jurnalisme mengedepankan kebebasan berekspresi, keobjektifan, dan kejujuran. Namun, media juga harus ingat bahwa posisinya berada di tengah-tengah masyarakat yang cenderung mengendalikannya. Pandangan, nilai-nilai serta pemikiran yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, turut mempengaruhi sudut


(45)

34

pandang penyampaian berita. Sudut pandang tersebut sangat mempengaruhi pemilihan kata-kata dan gaya bahasa penulisan berita.

Ada berbagai kepentingan yang bermain dalam media massa: kepentingan ideologi masyarakat dan negara, kepentingan kapitalisme pemilik modal, kepentingan keberlangsungan lapangan kerja bagi karyawan dan sebagainya. Dalam posisi inilah bias media menjadi satu hal yang tak terhindarkan (Sobur, 2006). Dilihat dari ketentuan dasar, menurut GBHN, media massa diberi tugas melestarikan nilai-nilai budaya bangsa. Hal ini turut mempengaruhi kinerja wartawan penerjemah dalam tugas penerbitan berita internasional di sebuah surat kabar.

Masih ada banyak hal yang merupakan karakteristik khusus jurnalisme, yang sangat berpengaruh pada berbagai proses kerja jurnalistik, termasuk proses penerbitan berita Internasional yang melibatkan proses yang cukup kompleks.

5.1 Koran

Penyampaian informasi dalam kegiatan jurnalisme dilakukan melalui media, baik yang bersifat visual, audio, maupun audio-visual. Koran merupakan salah satu media yang bersifat visual. Lebih lazim disebut media cetak, koran menyampaikan informasi secara terstruktur, dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yang diatur dalam halaman-halaman.

Dilihat dari segi pembaca target, dikenal dua jenis koran, yaitu koran lokal dan koran nasional. Sementara jika dilihat dari isi berita, terdapat koran umum, dan koran dengan minat khusus. Koran dengan minat khusus merupakan koran dengan konsentrasi pada bidang tertentu, misalnya koran bisnis.


(46)

35

Muatan utama koran, tentu saja adalah informasi aktual yang disampaikan pada tiap halamannya. Namun, dalam setiap terbitan koran, bisa dipastikan muncul pula berbagai iklan. Sisi lain pers sebagai sebuah bisnis menuntut hal tesebut. Iklan-lah yang menutup biaya produksi sebuah koran. Tanpa iklan, tak bisa dibayangkan berapa harga selembar koran. Demi kepentingan bisnis, bahkan tak jarang iklan menempati posisi-posisi strategis yang biasanya ditempati oleh berita-berita utama.

Telah disinggung sebelumnya bahwa koran memuat berita aktual yang terkini. Akan tetapi, sebuah peristiwa yang terjadi tidak dapat disampaikan kepada publik dalam jeda waktu beberapa menit setelah kejadian, seperti halnya berita televisi. Koran memiliki siklus terbit. Jadi berita yang terjadi setelah penerbitan koran, tentu saja akan disimpan untuk penerbitan berikutnya.

Struktur penerbitan pers mencakup organisasi yang cukup luas, yakni Bidang Redaksi, Bidang Cetak dan Bidang Usaha. Namun yang terkait langsung dengan pemberitaan dalam surat kabar adalah Bidang Redaksi (Editor Department). Struktur sederhana Bidang Redaksi dapat digambarkan dalam figur berikut:

- Pemimpin Redaksi adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Tugas utamanya adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahaannya, yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama (headline) dan sebagainya. Pemimpin redaksi, dalam melaksanakan


(47)

36

tugasnya, dibantu oleh redaktur pelaksana, redaktur halaman dan asisten redaktur.

- Sekertaris Redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksionalan, misalnya: menerima surat-menyurat yang terkait dengan keredaksionalan, mengirim honor penulis dari luar, dan lain-lain.

- Redaktur Pelaksana bertugas membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas keredaksionalan.

- Redaktur (Editor) adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi halaman surat kabar. Tugas redaktur adalah menerima bahan berita, baik dari kantor berita, wartawan, koresponden atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau perusahaan swasta, kemudian menyeleksi mana yang layak diberitakan.

- Wartawan atau reporter adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa. Wartawan pada sebuah penerbitan media cetak disebut wartawan media cetak. Dari status pekerjaannya, ada tiga jenis wartawan, yaitu: wartawan tetap, wartawan pembantu dan wartawan lepas (freelance). - Koresponden (stringer) atau lazim disebut wartawan pembantu adalah

seseorang yang berdomisili di suatu daerah, diangkat atau ditunjuk oleh suatu penerbitan pers untuk memberikan laporan secara kontinyu tentang peritiwa yang terjadi di daerahnya


(48)

37 5.2 Berita

- Jenis Berita

Tulisan yang ada di koran pada umumnya berupa berita dan opini. Berita adalah tulisan yang sepenuhnya berisi fakta, sehingga diharapkan bersifat objektif. Sedangkan tulisan opini merupakan opini penulis tentang suatu hal. Beberapa contoh tulisan opini, adalah: tajuk rencana, surat pembaca, karikatur, editorial. Ishwara (2005: 52), seorang wartawan Kompas, menyampaikan dua jenis berita: 1) Berita yang terpusat pada peristiwa (event centered news) yang khas menyajikan peristiwa hangat yang baru terjadi, dan umumnya tidak diinterpretasikan, dengan konteks yang minimal, tidak dihubungkan dengan situasi dan peristiwa yang lain. 2) Berita yang berdasarkan pada proses ( process-centered news) yang dihubungkan dalam konteks yang luas melampaui waktu.

Berdasarkan sifat kejadian berita, terdapat berbagai jenis berita: 1) Berita yang diduga, misalnya: berita pelantikan pejabat, berita kunjungan presiden, berita peresmian oleh pejabat. 2) Berita tak diduga, misalnya: berita kecelakaan dan berita tentang bencana alam.

Berdasarkan bidang yang dicakup, terdapat berbagai jenis berita, yakni: 1) berita ekonomi, 2) pendidikan, 3) politik, 4) olahraga dan 5) kriminalitas. Berdasarkan jarak kejadian, terdapat: 1) berita lokal (kota propinsi/daerah), 2) berita nasional dan 3) berita mancanegara.

Berita juga dapat dibedakan berdasarkan teknik atau gaya penulisannya. Dalam hal ini, berita dapat dikategorikan sebagai: 1) berita langsung atau straight news dan 2) feature. Berita langsung biasanya berbentuk eksposisi, sedangkan


(1)

128

86.

87.

88..

89.

90.

91.

92.

conceding that the summit might not include promised financial aid for the poor.

The United Nations also wants countries to come up with $10 billion a year from 2010-12 as a quick start for a deal to help developing nations cope with global warming that will bring more floods, droughts, mudslides and rising sea levels.

"That is a good start but this is just a start," he said of the $10 billion goal.

COPENHAGEN, Dec 16 (Reuters) - The Kyoto Protocol which binds nearly 40 rich nations to limit carbon emissions is in "intensive care" and global negotiations to extend the pact have stalled, India's environment minister said on Wednesday.

Developing countries want rich nations to be held to their Kyoto obligations, and sign up to a second round of tougher commitments from 2013.

But Jairam Ramesh said many developed countries were "vehemently opposing" the protocol and some of them wanted a single new accord obliging all nations to fight global warming.

"The sense we get is that Kyoto is in intensive care if not dead," Ramesh told reporters.

The protocol obliges nearly 40 industrialised nations to limit emissions by at least 5.2 percent below 1990 levels by 2008-12.

Sekjen PBB mengecam karena konferensi tingkat tinggi UNFCCC nanti tidak memasukkan janji negara-negara maju untuk memberi bantuan dana pada negara-negara miskin. PBB berharap negara-negara maju bersedia mengucurkan USD10 miliar per tahun dari 2010-2012 sebagai bentuk awal kesepakatan membantu negara-negara berkembang menghadapi dampak pemanasan global berupa banjir, kekeringan, tanah longsor, dan naiknya permukaan air laut.

―Ini merupakan awal bagus tapi ini baru awal,‖ ujar Ban mengenai target bantuan sebesar USD10 miliar.

Mewakili negara-negara berkembang, India menegaskan bahwa Protokol Kyoto yang mengikat sekitar 40 negara kaya untuk membatasi emisi karbon, sedang berada dalam ―perawatan intensif‖ dan negosiasi global untuk memperpanjang pakta itu terganjal. Negara berkembang mendesak negara kaya melaksanakan kewajiban dalam Protokol Kyoto dan menandatangani putaran kedua komitmen lebih ketat mulai 2013.

―Namun, negara kaya menentang dengan keras desakan negara berkembang dan sebagian negara maju menginginkan kesepakatan baru yang mewajibkan semua negara memerangi pemanasan global,‖ papar Menteri Lingkungan India Jairam Ramesh. ―Suasana yang kita dapat, Protokol Kyoto dalam perawatan intensif jika tidak mati,‖ tegas Ramesh.

Protokol Kyoto mewajibkan sekitar 40 negara industri membatasi emisi sedikitnya 5,2% di bawah level 1990 pada 2008-2012.


(2)

129

93.

94.

95.

96.

97.

98.

99.

It does not impose curbs on poorer nations.

Talks on a pact to succeed Kyoto have been sluggish since they started two years ago, largely because rich nations want to merge Kyoto into a single new accord obliging all nations to fight global warming. - Copenhagen, Dec 16, 2009 (AFP) -, Danish Prime Minister Lars Loekke Rasmussen is taking over as chairman of the climate talks, replacing Connie Hedegaard who will lead informal talks, the UN's climate pointman said on Wednesday.

Rasmussen will now be the chairman for the final phase of negotiations which will culminate on Friday with a summit to be attended by around 120 heads of state and government, Yvo de Boer, executive secretary of the UN Framework Convention on Climate Change (UNFCC), told the talks in Copenhagen.

Police with dogs fired tear-gas as hundreds of activists neared the tightly guarded Bella Center, where 194 nations are negotiating a new global deal to battle the ravages of change.

- Copenhagen, Dec 16, 2009 (AFP) -, Police fired tear gas and arrested more than 100 activists who tried to march on the UN climate conference, a police spokeswoman said.

"The activists were arrested near the Bella Center train station," the spokeswoman told AFP.

Namun pakta itu tidak mewajibkan pengurangan emisi pada negara-negara miskin.

Karena itu sekarang terjadi tarik ulur sangat keras antara negara maju dan negara berkembang mengenai masalah tersebut.

Sementara kemarin, Perdana Menteri (PM) Denmark Lars Loekke Rasmussen mengambil alih

kepemimpinan UNFCCC,

menggantikan Connie Hedegaard yang akan memimpin berbagai perundingan informal.

―Dengan demikian, Rasmussen kini menjadi ketua negosiasi tahap akhir dengan puncaknya pada Jumat (18/12) yang akan dihadiri sekitar 120 pemimpin negara dan pemerintahan,‖ papar sekretaris eksekutif UNFCCC.

Polisi menggunakan anjing dan menembakkan gas air mata saat para demonstran berusaha menerobos barikade di luar gedung konferensi Kopenhagen.

Polisi juga menahan lebih dari 100 aktivis yang hendak ikut dalam pawai terkait konfrensi iklim.

―Para aktivis ditahan dekat stasiun kereta Bella Center yang berdampingan dengan gedung konferensi iklim,‖ papar juru bicara polisi.


(3)

130

100.

101.

102.

103.

104.

105.

106.

The activists accused the United Nations of ignoring the interests of those worst hit by climate change after excluding thousands of environmental campaigners from the overcrowded venue.

by Dave Clark - paris, Dec 20, 2009 (AFP) -, Tens of thousands of European travellers were stranded Sunday in rail stations, traffic jams and airports as heavy snow and ice caused massive disruption at the start of the Christmas holiday season.

In Poland at least 15 people died of exposure, mainly the homeless or careless drunks caught outside in temperatures that plunged to minus 20 Celsius (minus four Fahrenheit), according to police.

Another homeless Pole froze to death while sheltering in a doorway in the French Mediterranean port of Marseille, and a Frenchman was found dead in his ice-cold caravan near the northern town of Arras.

In Germany, a 46-year-old homeless man froze to death overnight in the southwestern city of Mannheim while sleeping on a bare pavement, while temperatures in Bavaria plunged to a glacial minus 33.6 degrees Celsius.

Two more Germans died in road accidents caused by the icy conditions.

Forecasters across the continent are expecting more snow and freezing rain over the next couple of days, but with temperatures rising slightly and

Para aktivis menuduh PBB mengabaikan kepentingan publik yang paling mendapat dampak buruk perubahan iklim dengan mengusir keluar ribuan pengkampanye iklim dari lokasi konferensi iklim yang melebihi kapasitas.

 Akhir Berita 4 LONDON (SI) – Puluhan ribu warga Eropa yang biasa bepergian harus menunda perjalanan mereka karena tidak beroperasinya jalur kereta api, jalanan yang macet, dan penutupan bandara.

Semuanya disebabkan badai salju yang menyebabkan kerusakan transportasi pada awal liburan Natal.

Di Polandia, sedikitnya 15 orang meninggal karena kedinginan.

Mereka umumnya adalah tunawisma dan terjebak di luar rumah dengan minus 20 derajat Celcius.

Seorang tunawisma ditemukan membeku hingga meninggal di pelabuhan Mediterranean, Marseille, Prancis.

Kemudian, seorang warga Prancis juga ditemukan tewas di mobil karavan yang membeku di kota Arras.

Di Jerman, seorang tunawisma berusia 46 tahun membeku hingga meninggal karena tetap tinggal di luar rumah dengan suhu mencapai minus 33,6 derajat Celcius.

Dua warga Jerman lainnya meninggal karena kecelakaan yang disebabkan kondisi badai salju.

Prakiraan cuaca menyatakan badai salju tetap akan terjadi dalam beberapa hari ke depan dengan temperatur yang sedikit menghangat.


(4)

131

107.

108.

109.

110.

111.

112.

113.

the outlook gradually improving. Roads and railways were closed or disrupted by snow drifts, black ice or floods across northern and western Europe, from Portugal to the Netherlands, and flights from London, Brussels and Paris airports were delayed.

The most crippling problems hit cross-Channel transport between Britain and France, amid chaotic scenes after the Eurostar passenger service from London to Paris was shut down following at least five breakdowns.

Eurostar, the operator of the Channel Tunnel passenger trains, admitted it could not say when services would resume, with more than 24,000 passengers attempting to travel ahead of Christmas already affected. The company said it would send test trains along the route to see if they could withstand the sub-zero temperatures in northern France which are believed to have caused trains to break down in the tunnel Friday.

"We did run two or three trains yesterday, they all got through the tunnel OK, but one or two of them showed symptoms of the problem that happened on Friday night," Eurostar director Richard Brown told the BBC.

"We will not start services again until we're sure that we can get them through safely," he said.

More than 2,000 passengers spent Friday night trapped in the undersea tunnel, some without anything to eat or drink.

Jalanan dan jalur kereta ditutup salju, balok es, dan banjir di Eropa barat dan utara, dari Portugal hingga Belanda. Penerbangan dari London, Brussels, dan Paris pun ditunda.

Permasalahan yang paling serius terjadi pada transportasi penghubung antara Inggris dan Prancis.

Dimana kereta penumpang Eurostar dari London ke Paris mogok di tengah terowongan.

Meskipun evakuasi telah dilaksanakan, tetapi insiden tersebut memaksa 24.000 penumpang tidak bisa bepergian.

Ingin memastikan jalur terowongan itu aman, Eurostar akan mengujicoba jalur tersebut.

―Kita menjalankan dua atau tiga kereta kemarin (waktu setempat), tetapi satu atau dua diantara menunjukkan gejala-gejala bermasalah pada Jumat malam,‖ papar Direktur Eurostar Richard Brown.

―Kita tidak akan memberikan pelayanan hingga kita yakin bahwa kita dapat menjamin keselamatan,‖ paparnya.

Sebelumnya sedikitnya 2.000 penumpang kereta api Eurostar terperangkap dalam terowongan terusan karena kereta mereka mogok.


(5)

132

114.

115.

116.

117.

118.

119.

120.

121.

There were reports of heated rows and some passengers bitterly criticised the company.

by Michael Mathes - Washington, Dec 20, 2009 (AFP) -, Snow blanketed much of the eastern United States Sunday during one of its worst storms in decades with stores closed, flights grounded and traffic brought to a standstill, as holiday shopping suffered a cold snap.

Washington Mayor Adrian Fenty declared a snow emergency, as most mass transit shut down, but expressed confidence the mostly empty city streets would be cleaned up by Monday.

By Saturday afternoon, the capital region's three main airports -- Reagan National, Washington Dulles International, and Baltimore Washington International -- cancelled all incoming and outgoing flights, stranding thousands of passengers.

It was bleak news for millions hoping to hit the roads and skies ahead of Christmas on one of the busiest travel weekends of the year.

With many residents forced to stay home and shopping malls shuttered or closing early, the winter wallop was also likely to take a bite out of retail sales on "Super Saturday," a major shopping day on the last weekend before Christmas.

New York Mayor Michael Bloomberg tried to put an uplifting spin on vicious Mother Nature. "Cold weather is here," Bloomberg

Dilaporkan sempat terjadi kekacauan dan para penumpang pun mengkritik perusahaan karena tidak memberikan jaminan keselamatan.

Dari Amerika Serikat dilaporkan badai salju kemarin menyerbu wilayah Amerika Serikat timur.

Badai salju memaksa jadwal penerbangan tertunda, dan kemacetan merajalela.

Bahkan, Walikota Washington Adrian Fenty mendeklarasikan darurat salju yang berarti semua transportasi dinonaktifkan.

Dengan darurat salju, otoritas Washington akan membersihkan jalanan kota hari ini waktu setempat. Sementara, Tiga bandara utama seperti Reagan National, Washington Dulles International, dan Baltimore Washington International menunda semua penerbangan keluar dan dari, dan memaksa ribuan orang terjebak di bandara.

Liburan awal Natal pun terpaksa kacau balau.

Toko-toko yang seharusnya ramai dikunjungi warga, mereka harus menghadapi kerugian.

Pusat perbelanjaan pun memilih tutup lebih awal.

Banyak warga memilih tinggal di rumah.

Walikota New York Michael Bloomberg berkomentar mengenai badai salju itu.


(6)

133

122.

123.

124.

125.

126.

was quoted by local media as saying. "Hopefully, we'll have a little bit of a white Christmas."

The storm turned much of the East Coast, home to tens of millions of Americans, into a winter wonderland, but the conditions were as perilous as they were scenic, authorities warned. Three people died on roads in Virginia Saturday, according to the state's department of emergency management (VDEM), with spokesman Bob Spieldenner saying some 3,000 accidents shut down Virginia interstates for several hours. Emergency services delivered heater meals and 400 bottles of water for stranded motorists, while others were moved to shelters.

"This is a very serious storm," said Maryland Emergency Management chief Richard Muth, warning people not to drive unless in an emergency.

ungkap Bloomberg.

―Kita berharap, akan terjadi Natal yang putih,‖ imbuhnya.

Dari Pantai Timur, otoritas setempat menyatakan bahwa wilayah itu bakal menghadapi situasi yang mencekam.

Sedikitnya tiga orang meninggal karena kecelakaan di jalanan di Virginia pada Sabtu (waktu setempat). Menurut Juru Bicara Departemen Manajemen Darurat Negara Bagian Virginia, sekitar 3.000 kecelakaan telah terjadi karena badai salju. Badan penanganan gawat darurat pun menyediakan makanan bagi para pengendara kendaraan yang terjebak di jalanan.

Mereka dipindahkan ke tempat penampungan untuk mengantisipasi insiden yang tidak diininkan.

―Ini merupakan badai yang sangat serius,‖ ujar kepala manjemen darurat Maryland, Richard Muth.