Aspek-Aspek Good Governance Pengertian Good Governance

administrasi. Berdasarkan dokumen kebijakan UNDP 8 Good Governance menurut definisi dari World Bank dalam Kurniawan , disebutkan : Tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan- perbedaan diantara mereka. Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat. Dari berbagai pengertian tentang Good Governance dapat disimpulkan bahwa suatu konsep tata pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan penggunaan otoritas politik dan kekuasaan untuk mengelola sumber daya demi pembangunan masyarakat yang solid dan bertanggung jawab secara efektif melalui pembuatan peraturan dan kebijakan yang absah dan yang merujuk pada kesejahteraan rakyat, pengambilan keputusan, serta tata laksana pelaksanaan kebijakan.

I.5.1.1 Aspek-Aspek Good Governance

9 8 Dikutip dari artikel “Dokumen Kebijakan UNDP : Tata Pemerintahan Menunjang Pembangunan Manusia Berkelanjutan”, dalam Buletin Informasi Program Kemitraan untuk Pembaharuan Tata Pemerintahan di Indonesia Partnership for governance Reform in Indonesia. 2000 9 Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Penerbit Pembaruan. Hal. 14 , adalah “The way state power is used in managing economic and social resources for development and society”. Sementara UNDP mendefinisikan sebagai “The exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nations affair at all levels”. Dari pengertian tersebut, secara fungsional aspek-aspek good governance dapat ditinjau dari apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam upaya mencapai tujuan yang telah digariskan, atau justru sebaliknya dimana pemerintahan tidak berfungsi secara efektif dan terjadi in efisiensi. Berdasarkan definisi terakhir ini, governance mempunyai tiga kaki three legs, yaitu: 1. Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan decision making processes yang memfasilitasi terhadap equity, poverty dan quality of live. 2. Political governance adalah proses keputusan untuk formulasi kebijakan. 3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Dari aspek pemerintah governance, good governance dapat dilihat melalui aspek: 1. Hukumkebijakan ditujukan pada perlindungan kebebasan sosial, politik dan ekonomi. 2. Administrative competence and tranparency. Kemampuan membuat perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan melakukan penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin dan model administrasi serta keterbukaan informasi. 3. Desentralisasi. Desentralisasi regional dan dekosentrasi di dalam departemen. 4. Penciptaan pasar yang kompetitif. Penyempurnaan mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha kecil dan segmen lain dalam sektor swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintah dalam mengelola kebijakan makro ekonomi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state negara atau pemerintah, private sector sektor swasta atau dunia usaha, dan society masyarakat, yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing- masing. State negara atau pemerintah berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, private sector sektor swasta atau dunia usaha menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society masyarakat berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk mengajak kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial dan politik. Negara state sebagai salah satu unsur governance, didalamnya termasuk lembaga-lembaga politik dan lembaga-lembaga sektor publik. Sektor swasta meliputi perusahaan swasta yang bergerak di berbagai sektor informal lain di pasar. Ada anggapan bahwa sektor swasta adalah bagian dari masyarakat. Namun demikian, sektor swasta dapat dibedakan dengan masyarakat karena sektor swasta mempunyai pengaruh terhadap kewajiban sosial, politik dan ekonomi yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pasar dan perusahaan itu sendiri. Sedangkan masyarakat society terdiri dari individual maupun kelompok baik yang terorganisasi maupun tidak yang berinteraksi secara sosial, politik, ekonomi dengan aturan formal maupun tidak formal. Society masyarakat merupakan lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan lain-lain. Jika dilihat dari ketiga domain dalam governance, tampaknya domain state menjadi domain yang paling memegang peranan penting dalam mewujudkan good governance, karena fungsi pengaturan yang memfasilitasi domain sektor dunia usaha swasta dan masyarakat, serta fungsi administratif penyelenggaraan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pemerintahan melekat pada domain ini. Peran pemerintah melalui kebijakan publiknya sangat penting dalam memfasilitas berjalannya mekanisme pasar yang benar sehingga pertimpangan yang terjadi di dalam pasar dapat dihindari. Oleh karena itu, upaya perwujudan ke arah good governance dapat dimulai dengan membangun landasan demokratisasi penyelenggaraan negara dan dilakukan upaya pembenahan penyelenggara pemerintahan sehingga dapat terwujud good governance. Konsep good governance akan dapat diimplementasikan bila pemerintah telah mempunyai mekanisme untuk melakukan itu semua. Dalam hal ini, Sinambela 10 1. Adanya legitimasi dari dukungan yang kuat dari masyarakat terhadap institusi publik baik yang berwujud lembaga birokrasi maupun institusi lainnya yang dibentuk masyarakat secara swadaya. mengingatkan bahwa ada 8 delapan kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat menghasilkan mekanisme yang menghasilkan good governance. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 2. Adanya kebebasan dalam berpendapat untuk menyampaikan aspirasi atau kepentingan bagi setiap institusi maupun kelompok masyarakat yang ada sehingga seluruh stakeholders dapat berpartisipasi aktif dalam semua proses pembangunan. 3. Adanya keadilan serta kerangka legal berupa kepastian hukum untuk menjamin upaya penegakan keadilan tersebut. 4. Adanya akuntabilitas dan transparansi dalam mekanisme birokrasi. 10 Sinambela, Lijan P. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 51 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Tersedianya informasi pembangunan yang dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah dan bebas. 6. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam penyediaan pelayanan publik. 7. Terbentuknya kerja sama yang baik antara pemerintah dan civil society organization. 8. Tersedianya kesempatan luas untuk mengoreksi, memperbaiki, dan atau menganulir setiap kebijakan pemerintahan dan pembangunan, karena pada kenyataan tidak bersesuaian dengan kepentingan masyarakat lokal, nasional, regional, ataupun dalam konteks kepentingan global.

I.5.1.2 Prinsip-Prinsip Good Governance