Pembelajaran Menulis Surat Resmi melalui Model Explicit Instruction

dijadikan informasi atau pengetahuan bagi siswa mengenai surat resmi. Oleh karena itu, media animasi dapat dijadikan alternatif media pembelajaran yang dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan.

2.2.5 Pembelajaran Menulis Surat Resmi melalui Model Explicit Instruction

dengan Media Animasi Berbagai upaya telah ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya dengan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran penyelenggara pendidikan khususnya guru di sekolah. Setiap kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan pembelajaran yang memfokuskan pada satu kompetensi yang harus dicapai siswa secara optimal. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berorientasi pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dengan pembelajaran bahasa siswa diharapkan belajar berkomunikasi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, sedangkan pembelajaran sastra menuntut siswa untuk belajar memahami, menghargai, dan mengapresiasi hasil karya orang lain. Standar kompetensi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia terdiri atas aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu standar kompetensi aspek menulis kelas VIII adalah mampu mengungkapan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk. Artinya, standar kompetensi tersebut terbagi lagi ke dalam tiga kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas VIII, salah satunya menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan memperhatikan sistematika, ejaan dan tanda baca, serta bahasa yang baku. Dalam penelitian ini, pembelajaran menulis surat resmi menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan media animasi. Model explicit instruction merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan siswa tentang pengetahuan yang bersifat prosedural atau deklaratif dengan pola selangkah demi selangkah. Model pembelajaran ini menekankan pada penguasaan siswa dalam menangkap informasi atau materi dan menuntut siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan mengondisikan situasi belajar di kelas agar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Media animasi adalah media pembelajaran yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menghasilkan animasi yang dapat menunjang proses belajar yang menyenangkan, menarik, memperkuat motivasi, dan menanamkan pemahaman pada siswa tentang materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran menulis surat resmi kali ini, dilaksanakan selama dua pertemuan pelajaran. Setiap pertemuan dilakukan tiga tahap, yaitu tahap apersepsi, tahap proses pembelajaran, dan tahap evaluasi. Tahap apersepsi merupakan tahap awal sebelum guru menyampaikan materi. Pada tahap ini peneliti 1 mengondisikan siswa agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik; 2 bertanya jawab mengenai materi yang akan diajarkan dan member ilustrasi tentang media yang akan digunakan; dan 3 menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Kegiatan inti atau proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar menulis surat resmi. Pada tahap ini model pembelajaran explicit instruction dan media animasi diterapkan dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran explicit instruction dan media animasi dalam pembelajaran menulis surat resmi yaitu 1 siswa berkelompok; 2 guru menyajikan materi tentang surat resmi dengan powerpoint yang diberi animasi; 3 guru dan siswa berdiskusi tentang ciri-ciri surat resmi serta perbedaan surat pribadi dan surat resmi; 4 guru menampilkan contoh surat resmi surat permohonan izin; 5 siswa berlatih membuat sebuah surat permohonan izin sesuai dengan instruksi guru secara berkelompok; 6 perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi; 7 guru dan siswa mengevaluasi hasil diskusi tiap kelompok. Tahap selanjutnya adalah evaluasi. Pada tahap ini guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar-mengajar yang telah dilakukan. Setelah itu, guru memberi tugas kepada siswa setiap kelompok diminta untuk mencarimembawa contoh surat undangan resmi. Pada pembelajaran menulis surat resmi pertemuan kedua peneliti melanjutkan tindakan pada pertemuan pertama yang juga terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap apersepsi, tahap proses pembelajaran, dan tahap evaluasi. Pembelajaran menulis surat resmi pada pertemuan kedua peneliti melanjutkan tindakan pada pertemuan pertama yang juga terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap apersepsi, tahap proses pembelajaran, dan tahap evaluasi. Dalam tahap apersepsi pada pertemuan kedua ini, peneliti 1 mengondisikan siswa; 2 menanyakan kepada siswa tentang materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya; 3 memberikan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan dilakukan; dan 4 mengecek penugasan. Pada proses pembelajaran yang dilakukan peneliti yaitu 1 meminta siswa berkelompok dengan kelompoknya masing-masing; 2 guru menyajikan contoh surat undangan resmi; 3 guru mengingatkan kembali materi tentang surat resmi melalui contoh surat tersebut; 4 setiap kelompok diminta mengamati dan menilai surat undangan yang telah dibawa meliputi sistematika, penulisan bagian-bagian surat, dan bahasa surat; 5 perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi; 6 guru dan siswa mengevaluasi hasil diskusi tiap kelompok; 7 setiap siswa diminta untuk membuat surat undangan resmi sesuai dengan instruksi guru; 8 beberapa siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas; 9 guru dan siswa mengevaluasi hasil pekerjaan siswa tersebut; dan 10 guru dan siswa bertanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi siswa saat menulis surat resmi. Selanjutnya, pada tahap evaluasi peneliti dan siswa mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar menulis surat resmi dengan benar dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga membawa perubahan bagi siswa, baik dalam penguasaan materi maupun perilaku siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya saling berkaitan. Biasanya, seseorang dapat menulis bila dia sudah menguasai keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Namun, agar dapat mahir menulis seseorang harus memahami pengetahuan dasar menulis dan latihan terus-menerus. Dalam standar isi 2006 disebutkan kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia jenjang SMP kelas VIII aspek menulis terdapat standar kompetensi mengungkapkan informasi dalam berbagai tulisan, yakni dalam bentuk surat resmi, laporan, dan petunjuk. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan menulis surat resmi berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan memperhatikan sistematika, ejaan dan tanda baca, serta bahasa yang baku. Keterampilan menulis surat resmi siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal kurang optimal. Hal ini dapat dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis surat resmi yang masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam segi sistematika penulisan, penggunaan tanda baca dan ejaan, serta bahasa yang digunakan. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum adanya strategi, metode, model, atau media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar- mengajar atau pemilihannya yang kurang tepat dengan kompetensi yang akan diajarkan sehingga kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kurang membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X 8 SMA Negeri 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2010 2011

0 5 307

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN BUKU MELALUI IDE POKOK DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 163

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2010 2011

0 42 197

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Model Examples Non Examples melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Kumesu 1 Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010 2011

0 12 234

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN BUKU MELALUI IDE POKOK DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Model Examples Non Examples melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Kumesu 1 Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUTENTIK PADA SISWA KELAS VIII C SMP N 7 PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2010 - 2011 - repository perpustakaan

0 0 12