2.3 Kerangka Berpikir
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah keterampilan menulis. Keterampilan
menulis dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya saling berkaitan. Biasanya, seseorang dapat menulis bila dia sudah menguasai keterampilan
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Namun, agar dapat mahir menulis seseorang harus memahami pengetahuan dasar menulis dan latihan terus-menerus.
Dalam standar isi 2006 disebutkan kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia jenjang SMP kelas VIII aspek menulis terdapat standar
kompetensi mengungkapkan informasi dalam berbagai tulisan, yakni dalam bentuk surat resmi, laporan, dan petunjuk. Salah satu kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa adalah keterampilan menulis surat resmi berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan memperhatikan sistematika, ejaan dan tanda baca, serta
bahasa yang baku. Keterampilan menulis surat resmi siswa kelas VIII C SMP Negeri 1
Dukuhwaru Kabupaten Tegal kurang optimal. Hal ini dapat dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis surat resmi yang masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan
dalam segi sistematika penulisan, penggunaan tanda baca dan ejaan, serta bahasa yang digunakan. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum adanya strategi,
metode, model, atau media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar- mengajar atau pemilihannya yang kurang tepat dengan kompetensi yang akan
diajarkan sehingga kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kurang membantu siswa dalam memahami materi yang
disampaikan.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran explicit inctruction
dan media animasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat resmi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Tiap
siklus terdiri atas dua tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus I pada tahap perencanaan, peneliti menentukan rencana langkah- langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Peneliti berkoordinasi
dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengenai prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya, pada tahap tindakan
peneliti melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan dengan model pembelajaran explicit inctruction dan media
animasi. Tahap ketiga adalah observasi. Tahap ini dilakukan selama penelitianproses pembelajaran berlangsung. Pada langkah terakhir, yaitu tahap
refleksi peneliti mengulas secara kritis mengenai perubahan yang terjadi pada siswa, baik dari segi pengetahuan maupun tingkah laku. Kemajuan yang terjadi
pada siklus I dipertahankan, sedangkan kelemahan-kelemahan yang muncul dijadikan pertimbangan dan bahan evaluasi untuk memperbaiki perencanaan
pembelajaran pada siklus II. Siklus II merupakan hasil perbaikan dari tindakan yang dilakukan pada
siklus I. Setelah dilakukan tindakan, hasil pembelajaran siklus I dan siklus II dibandingkan agar mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis
surat resmi dengan model pembelajaran explicit inctruction dan media animasi.
2.4 Hipotesis Tindakan