Metode Pengumpulan Data Uji Hipotesis 1 Uji Hipotesis 2

Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Sumber: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 14

3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi yaitu mengevaluasi hasil belajar siswa, baik pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pelaksanaan pre test dan post test pada kedua kelas dengan soal yang sama. Kemudian, hasil dari evaluasi tersebut dibandingkan dengan uji parametrik, antara lain uji paired sample t tes untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions efektif dalam meningkatkan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Dempet Tahun Pelajaran 20122013. Selain itu, dilakukan pula uji independent sample t tes untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model konvensional ceramah pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Dempet tahun pelajaran 20122013.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Metode Tes Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa dengan mengadakan tes pada materi jurnal penutup dan jurnal pembalik sebelum Pre test dan sesudah perlakuan treatment Post test. Data hasil post test yang diperoleh untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar kelompok kontrol. 2. Metode Observasi Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui dan menilai aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions pada kelas eksperimen dan pelaksanaan pembelajaran konvensional ceramah pada kelas kontrol. Lembar observasi berisi indikator- indikator yang menunjukkan keaktifan siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions dan konvensional ceramah.

3.6 Analisis Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel secara tepat Suharsimi, 2010:211. Jadi, soal dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pengujian validitas butir soal menggunakan SPSS 16 Pearson Bivariate. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf kepercayaan 95 dan α 5 dengan kriteria jika nilai Sig. 2-tailed 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total dikatakan valid. Hasil perhitungan validitas soal ditunjukkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Distribusi Validitas Item Soal Aspek Yang Diukur Nomor Item Soal Yang Valid Jumlah Item Soal Yang Valid Nomor Item Soal Yang Tidak Valid Jumlah Item Soal Yang Tidak Valid Pengetahuan C1 1, 2, 21, 22, 30 5 Soal - 0 Soal Pemahaman C2 4, 14, 3, 7, 5, 6, 8, 9, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 25, 39, 27, 40 18 soal - 0 Soal Penerapan C3 10, 15, 12, 17, 11, 16, 13, 18, 33, 37, 32, 35, 36, 31, 34, 38, 29 17 Soal - 0 soal Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2013 lampiran 19 Tabel 3.5 diketahui bahwa dari 40 item soal yang diuji cobakan, sebanyak 40 dinyatakan valid. Sebenarnya pada uji coba soal pertama ada 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 5, 22, 29, 32 dan 35. Soal yang tidak valid dalam penelitian ini tidak langsung tidak dipergunakan dalam penelitian, karena kemungkinan penyebab ketidakvalidan instrumen tersebut adalah kesalahan dalam penyusunan soal. Soal yang tidak valid diperbaiki dengan menyempurnakan bahasa atau dengan mengganti alternatif jawaban kemudian diuji cobakan lagi sampai didapatkan semua soal valid. Soal yang sudah valid kemudian dijadikan pre test dan post test.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama Suharsimi, 2010:221. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan suatu instrumen dalam mengumpulkan data. Untuk menentukan reabilitas suatu soal dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 Scale Reliability Analyze. Soal dikatakan memilki reliabel yang baik jika nilai lebih besar dari 0,60. Hasil perhitungan reliabilitas soal dengan SPSS 16 Cronbach’s Alpha diperoleh hasil 0,7430,60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tersebut reliabel. Hasil uji reliabilitas disajikan dalam Tabel 3.8, Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Soal Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .743 .930 41 Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2013 lampiran 20

3.6.3 Uji Daya Pembeda

Uji daya beda soal bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Artinya, jika soal dikerjakan siswa yang pandai maka hasilnya akan menunjukkan prestasi yang tinggi dan apabila soal dikerjakan pada siswa yang berkemampuan rendah maka hasilnya akan rendah Suharsimi, 2009:211. Rumus untuk mencari D menurut Suharsimi 2009:213 adalah: B A B B A A P P J B J B D Keterangan: J = Jumlah peserta tes A J = Banyaknya peserta kelompok atas B J = Banyaknya peserta kelompok bawah A B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar B B =Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar A P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar B P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Klasifikasi daya pembeda soal menurut Suharsimi 2009:218 sebagai berikut: D : 0,00 – 0,20 = Jelek Poor D : 0,21 – 0,40 = Cukup Satisfactory D : 0,41 – 0,70 = Baik Good D : 0,71 – 1,00 = Baik Sekali Exellent Hasil uji coba soal yang telah dilakukan yaitu dari 40 item soal yang dinyatakan valid terdapat 9 soal dengan kriteria daya beda baik, dan 31 soal dengan kriteria cukup. Rincian distribusi soal berdasarkan daya pembedanya disajikan pada tabel 3.9, Tabel 3.9 Distribusi Daya Pembeda Soal Daya Pembeda Soal Nomor Item Soal Baik 3, 8, 13, 16, 19, 23, 26, 28, 30 Cukup 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2013 lampiran 23

3.6.4 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik menurut Suharsimi 2009:207 adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Rumus untuk mencari P menurut Suharsimi 2009:209 adalah : JS B P Keterangan: P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran soal menurut Suharsimi 2009:210, adalah: a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar b. Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang c. Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Klasifikasi yang ditetapkan oleh Suharsimi menimbulkan kerancuan, sehingga diklasifikasikan indeks kesukaran soal sebagai berikut: a. Soal dengan 0,00P0,30 adalah soal sukar b. Soal dengan 0,30P0,70 adalah soal sedang c. Soal dengan 0,70P1,00 adalah soal mudah Hasil dari uji tingkat kesukaran soal menyatakan bahwa dari 40 soal yang dinyatakan valid, sebanyak 17 soal dengan kategori mudah, 14 soal dengan kategori sedang, dan 10 soal dengan kategori sukar. Rincian distribusi soal berdasarkan tingkat kesukarannya disajikan pada Tabel 3.10, Tabel 3.10 Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Soal Nomor Soal Mudah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 20, 21 , 24, 25 Sedang 5, 7, 13, 17, 18, 19, 23, 25, 30, 31, 33, 36, 38, 39 Sukar 22, 26, 27, 28, 29, 32, 34, 35, 37, 40 Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2013 lampiran 23

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data non tes yaitu hasil pengamatan aktivitas siswa. Data hasil observasi disajikan untuk melihat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah diterapkan dengan baik apa belum pada pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar pengamatan, dengan pengamatan secara klasikal pada aktivitas siswa kemudian diklasifikasi dan diskoring. Menurut Sudjana 2002:47 menyatakan bahwa dalam menentukan banyak kelas interval yang sering diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluan. Dalam kriteria keaktivan kelas pada penelitian diambil 5 kelas. Adapun klasifikasi dan skoring sebagai berikut: 1 = Tidak aktif 2 = Kurang aktif 3 = Cukup aktif 4 = Aktif 5 = Sangat aktif Skor yang telah diperoleh kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai persentase yang akan menunjukkan kriteria keaktifan siswa. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: Persentase = tingkat persentase yang dicapai n = nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh nilai Deskripsi persentase yang diperoleh digunakan untuk menentukan kriteria keaktifan siswa, sehingga dibuat tabel kriteria yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Menentukan persentase skor maksimal dengan rumus sebagai berikut: Nilai = x 100 Nilai = x 100 = 100 2. Menentukan persentase skor minimal Nilai = x 100 Nilai = x 100 = 20 3. Menentukan rentang persentase yang diperoleh dengan cara mengurangi persen tertinggi dengan persen terendah, yaitu 100 - 20 = 80. 4. Menetapkan interval kelas persentase. Interval dapat diperoleh dengan membagi rentang dengan jumlah jenjang skor yang telah ditetapkan. sehingga dapat diperoleh: 80 : 5 = 16 Pada penelitian ini, skor maksimal 100, interval 16 dan skor minimal 20. Jika dibuat kriteria keaktifan siswa dengan menggunakan interval presentase lima kelas skor maksimalnya tidak bisa mencapai 100, yaitu hanya mencapai 99. Sehingga dalam penentuan skor tertinggi agar bisa mencapai 100 harus ditambah 1 angka. Intervalnya juga ditambah 1 menjadi 17, sehingga skor minimalnya menjadi 16, bukan 20. Tabel 3.9 Kriteria Keaktifan Siswa No. Interval Persentase Kriteria 1. 16 - 32 Tidak Aktif 2. 33 - 49 Kurang Aktif 3. 50 - 66 Cukup Aktif 4. 67 - 83 Aktif 5. 84 - 100 Sangat Aktif Sumber : data penelitian diolah tahun 2013Sudjana, 2002:51 Mulyasa 2007:256 menyebutkan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 siswa terlibat aktif baik fisik, mental maupun sosial serta menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya diri. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa diharapakan siswa aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran siswa akan menarik.

3.7.2 Analisis Data Hasil Belajar Sebelum Perlakuan Pre Test

Analisis data sebelum perlakuan digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mmempunyai kemampuan awal yang sama, adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, uji statistik yang dilakukan adalah uji parametrik. namun, jika data tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji non parametrik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 yaitu One Sample K-S dengan taraf kepercayaan 95 dan α 5 atau 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika taraf signifikansi lebih dari 5 atau 0,05.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians data sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Sample T Test. Uji homogenitas dilakukan menggunakan program SPSS 16 Levene Test dengan taraf kepercayaan 95 dan α 5 atau 0,05. Jika diperoleh taraf signifikansi lebih dari 5 maka dapat dikatakan bahwa varian sama atau homogen.

3. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui bahwa tidak ada perbedaan awal yang signifikan terhadap dua kelas maka diadakan uji kesamaan dua rata-rata. Uji ini menggunakan program SPSS 16 Independent Sample T Test dengan taraf signifikansi α 5 dengan kriteria pengujian diterima jika Sig. 2-tailed lebih dari 0,05 pada Equal varians assumed untuk data homogen, dan terima jika Sig. 2-tailed lebih dari 0,05.

3.7.3 Analisis Data Hasil Belajar Setelah Perlakuan Post Test

Data hasil belajar setelah perlakuan yang dimaksud adalah data hasil post test yang dilakukan pada siswa setelah treatment perlakuan. Analisis yang digunakan adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data post test dilakukan dengan cara yang sama seperti pada uji normalitas data pre test, yaitu menggunakan program SPSS 16.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data post test dilakukan dengan cara yang sama seperti pada uji normalitas data pre test, yaitu menggunakan program SPSS 16.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis 1

Hipotesis 1 menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions STAD dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Dempet tahun ajaran 20122013. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari perbedaan kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Cara menguji hipotesis ini yaitu dengan membandingkan hasil kemampuan awal Pre test dengan kemampuan akhir Post test siswa kelas eksperimen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan program SPSS 16 paired sample t-test pada skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dengan taraf kepercayaan α= 5, H 1 diterima apabila Sig. 2-tailed 0,05 pada Equal varians assumed.

b. Uji Hipotesis 2

Hipotesis 2 menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions STAD dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Dempet tahun ajaran 20122013 menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis ini menggunakan program SPSS 16 Independent Sample T Test dengan taraf kepercayaan α= 5. Hasilnya H 2 diterima apabila Sig. 2-tailed 0,05 pada Equal varians assumed untuk data homogen dan H 2 diterima jika Sig. 2-tailed 0,05 pada Equal varians not assumed untuk data tidak homogen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk menguji efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions STAD sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Dempet. Penelitian ini, dilaksanakan dengan bekerjasama dengan guru mata pelajaran di sekolah tersebut, yaitu Maskanah, S.Pd dan observer yang bertugas untuk mencatat hasil keaktifan siswa selama penerapan pembelajaran dilaksanakan. Untuk mengetahui keefektivitasan metode pembelajaran yang dilaksanakan, maka kelas eksperimen akan diuji untuk mendapatkan hasil akhir dan penentuan keefektivitasan penerapan metode pembelajan tersebut.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN

0 9 124

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) DISERTAI DENGAN Penerapan Model Pembelajaran Scramble dan STAD (Student Team Achievement Divisions) Disertai Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa P

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus di SMA YAS Bandung.

0 0 35