Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi yang utama untuk kehidupan bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan anak bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap serta tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan tersebut maka setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses panjang yang salah satu unsur pokoknya adalah kegiatan belajar. Menurut Hamalik 2008:154 belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Sedangkan menurut Rusman 2012:1 belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar mengandung dua pokok pengertian, yaitu proses dan hasil belajar. Proses disini dimaknai sebagai suatu kegiatan untuk mencapai perubahan tingkah laku, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa yang diperoleh akibat proses pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono 2006:3 berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evalusi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan menurut Hamalik 2008:155 hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Berbeda dengan Hamalik, menurut Suprijono 2012:5 hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Berdasarkan teori taksonomi Bloom dalam Suprijono, 2012:06, hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, pertama ranah kognitif yaitu yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Kedua, ranah afektif yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilaikomplek nilai. Ketiga, ranah psikomotorik yang meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, kooordinasi neuromuscular menghubungkan, mengamati. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada siswa sekolah tingkat SMAMA atau sederajat. Tujuannya untuk membekali siswa dengan berbagai kompetensi dasar akuntansi agar dapat digunakan sebagai bekal melanjutkan studi ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat. Pembelajaran akuntansi di SMAMA atau sederajat mengkaji materi yang paling dasar, yaitu akuntansi sebagai suatu sistem informasi sampai dengan akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang. Pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik sebenarnya bukan merupakan materi yang sulit, namun dituntut keketelitian dan kecermatan dalam penyelesaian kasus-kasusnya. Jurnal penutup merupakan jurnal untuk memindahbukukanmenutup akun-akun nominal ke akun riil. Sedangkan jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya untuk membalik akun-akun yang ada di jurnal penyesuaian yang menimbulkan perkiraan riil baru. Jurnal pembalik tidak wajib dibuat, meskipun tercantum dalam siklus akuntansi. Jurnal pembalik dibuat dengan tujuan agar pencatatan pada periode selanjutnya dapat dilakukan secara wajar sesuai dengan sistem akuntansi yang dipakai perusahaan. Hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar, karena hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Kenyataan yang terjadi pada saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena ditemukan keragaman masalah dalam pembelajaran. Keragaman masalah yang dimaksud diantaranya, siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Siswa jarang bertanya ataupun mengutarakan ide, walaupun guru seringkali meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum difahami. Keaktifan untuk mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga kurang dan biasanya siswa hanya menulis jawaban setelah soal selesai dikerjakan oleh guru. Permasalahan lain yang sering ditemukan pada saat ini adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pada pembelajaran akuntansi, dominasi guru masih sangat tinggi, pengorganisasian siswa cenderung searah serta klasikal dan guru jarang memperhatikan aktivitas siswa. Hasil belajar yang kurang optimal juga dialami oleh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Dempet. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan khususnya pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik pada tahun ajaran sebelumnya, ditemukan masih banyak siswa yang nilainya kurang dan dibawah batas tuntas atau Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan sekolah sebesar 70 hal ini didukung oleh data yang diperoleh peneliti dari guru mata pelajaran akuntansi Drs. Rusmin pada tanggal 14 Februari 2013 sebagai berikut, Tabel 1.1. Data Ketuntasan Belajar Siswa dari Nilai Ulangan Harian Pokok Bahasan Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik Semester Genap Tahun 20112012 No elas KKM Rata - rata kelas iswa untas iswa Belum Tuntas umlah Siswa er Kelas 1 XI.IS.1 70 68,33 16 20 36 2 XI.IS.2 70 68,39 15 21 36 3 XI.IS.3 70 68,28 15 20 35 4 XI.IS.4 70 67,82 15 19 34 Jumlah 71 80 151 Sumber: Guru mapel ekonomi akuntansi kelas XI SMA Negeri 1 Dempet lampiran 1-4 Berdasarkan data diatas, diketahui Kriteria Ketuntansan Minimal KKM adalah 70 untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS. Dari data tersebut, diketahui ada sebanyak 71 siswa 41 yang mendapatkan nilai ≥70 , sedangkan 80 siswa 59 masih mendapatkan nilai dibawah 70 atau dibawah KKM, rata-rata kelasnya pun tergolong rendah yakni antara 67-68 dan masih dibawah KKM. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Purwanto 2010:107 mendefinisikan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam intern maupun dari luar ekstern. Faktor dari dalam intern diantaranya: kondisi fisik, kondisi panca indera, bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Sedangkan faktor dari luar ekstern meliputi: kondisi alam, kondisi sosial, kurikulum, bahan pelajaran, gurupengajar, metode dan media pembelajaran, sarana dan fasilitas, serta administrasimanajemen sekolah. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan metode ceramah, karena bagaimanapun bagusnya sebuah model pembelajaran didalamnya pasti mengandung ceramahpenjelasan dari guru. Dalam metode ceramah sistem pembelajaran biasanya berpusat pada guru teacher center sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadi kurang. Guru ekonomi akuntansi di SMA Negeri 1 Dempet juga sudah menerapkan metode ceramah dengan sangat baik. Guru mempunyai kemampuan menerangkan pelajaran dan mentransformasikan ilmu dengan baik, namun karena metode ceramah yang digunakan cenderung terus menerus digunakan, akibatnya siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain 2006:158 penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Pada suatu kondisi tertentu anak didik akan merasa bosan dengan model pembelajaran yang terus menerus digunakan tanpa diadakan variasi. Sebagai hasil dari proses pembelajaran, hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran itu sendiri. Proses pembelajaran yang baik akan memberikan hasil yang maksimal, begitu juga sebaliknya. Komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran seperti model pembelajaran yang digunakan oleh guru juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Menciptakan kondisi belajar yang efektif, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tidak monoton sehingga memunculkan minat siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu alternatif model pembelajaran yang terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division. Menurut Slavin 2010:9 yang melatar belakangi pembelajaran kooperatif adalah apabila siswa ingin timnya berhasil, mereka akan mendorong anggota timnya untuk lebih baik dan akan membantu mereka melakukannya. Seringkali siswa mampu menjelaskan gagasan yang sulit satu sama lain dengan menerjemahkan bahasa yang digunakan guru ke dalam bahasa anak-anak. Model pembelajaran kooperatif sebenarnya ada berbagai macam, diantaranya: model STAD, model jigsaw, investigasi kelompok group investigation, membuat pasangan make a match, TGT teams games tournaments, model structural, TPS think pair share, NHT number heads together, two stay two stray, bamboo dancing, dan sebagainya. Kesemua model pembelajaran kooperatif tersebut intinya sama, dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama untuk memahami suatu bahan pelajaran. Menurut Slavin 2010:143 STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Fase pertama dalam model ini adalah penyajian kelas oleh guru, tim, pemberian kuis, skor kemajuan individual dan yang terakhir adalah rekognisi tim. Namun dalam prakteknya, fase-fase model pembelajaran ini dapat dimodifikasikan atau ditambah juga dengan penyampaian tujuan dan motivasi kepada siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai kriteria yang tepat dan sama dengan materi yang diajarkan. Dimana materi jurnal penutup dan jurnal pembalik menuntut siswa agar tidak hanya menghitung, tetapi juga menganalisis akun-akun apa saja yang perlu dimasukkan dalam jurnal penutup dan jurnal pembalik. Bertanya kepada teman sebaya dan berdiskusi kelompok untuk mendapat kejelasan terhadap apa yang disampaikan guru bagi siswa tentu akan lebih mudah untuk dipahami. Diskusi dalam kelompok kecil ini akan efektif bagi siswa dalam memahami materi dan memecahkan permasalahan. Model pembelajaran tipe STAD juga mempunyai banyak keunggulan diantaranya, dalam model pembelajaran ini siswa memiliki dua tanggung jawab belajar, yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan belajar untuk membantu kelompoknya Rusman, 2012:203. Adanya penghargaan dari guru akan memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran serta persaingan dikelas menjadi lebih hidup. Mengurangi individualisme siswa, karena semua siswa harus bekerja sama dengan kelompok mereka. Berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dalam pembelajaran ekonomi akuntansi di SMA Negeri 1 Dempet, sehingga dapat dijadikan sebagai alternative bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik pada khususnya. Berbagai tinjauan empiris telah membuktikan bahwa STAD menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar, Majoka 2010 dengan penelitiannya yang berjudul “Student Team Achievement Division STAD as an active learning strategy: Empirical Evidence from Mathematics Classr oom ” diketahui metode STAD diindikasikan lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Senada dengan penelitian diatas, penelitian Wyk 2012 dengan judul “The Effects of STAD- Cooperative Learning Methode on Student Achievement, Attitude and Motivation in Economics Education” dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode STAD hasil, sikap dan motivasi belajar siswa menjadi lebih baik. Kusmuriyanto dan Burhan 2009 dengan judul penelitian “Implementasi Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Divisions STAD dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Produktif Kompetensi Mengelola Kartu Piutang” didapatkan hasil bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Divisions STAD dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa yaitu terbukti dengan perolehan nilai tes dari masing-masing siklus yang mengalami peningkatan. Selain penelitian diatas, Ilmi 2010 dengan skripsi berjudul “Penerapaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Jurnal Umum Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Demak” yang hasilnya menunjukkan bahwa hasil pre-test presentase ketuntasan hasil belajar siswa adalah 36,84 dan pada akhir siklus I ketuntasan belajar siswa 74, pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat 80 dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi 95. Sedangkan hasil post test presentase ketuntasannya mencapai 100. Hal ini berarti pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada bahasan pokok jurnal umum. Kurniati 2011 dalam penelitiannya “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jur nal Khusus Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Ajaran 20112012” dihasilkan kesimpulan terdapat perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kelas eksperimen 86,70 sedangkan kelas kontrol 80,36. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti sekarang ini adalah pada lokasi penelitian dan materi atau pokok bahasan yang akan diteliti. Penelitian Ilmi 2010 dilakukan di SMK Negeri 1 Demak, kelas X Akuntansi dengan pokok bahasan Jurnal Umum Sedangkan peneliti akan melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Dempet, kelas XI IPS sebagai objek penelitiannya dengan pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik. Kurniati 2011 melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Batang kelas XII IPS, pokok bahasan jurnal khusus sedangkan peneliti akan melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Dempet, kelas XI IPS dengan pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik. Berdasarkan uraian diatas dan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan jurnal penutup dan jurnal pembalik yang masih rendah atau dibawah KKM peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Dempet Tahun Ajaran 20122013 ”.

2.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN

0 9 124

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) DISERTAI DENGAN Penerapan Model Pembelajaran Scramble dan STAD (Student Team Achievement Divisions) Disertai Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa P

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus di SMA YAS Bandung.

0 0 35