INFORMASI SEGMEN SEGMENT INFORMATION

PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 With Comparative Figures for the Year Ended December 31, 2008 Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated 89 39. KEWAJIBAN BERSYARAT 39. CONTINGENCIES a. Berdasarkan Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Asahan No. 6206671 tanggal 29 Agustus 1996 dan No. 5931146 tanggal 5 Februari 1997 mengenai “Pembebasan Tanah dalam Rangka Penataan Kotif Kisaran” dan berdasarkan Keputusan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 66HGUDA85B51 mengenai perubahan nama pemegang hak dan pemberian perpanjangan hak guna usaha HGU kepada Perusahaan atas tanah di kabupaten Asahan, ditetapkan bahwa pemegang HGU diwajibkan untuk melepaskan areal tanah perkebunan seluas kurang lebih 1.408 hektar. a. Based on Local Government of Asahan Letter No. 6206671 dated August 29, 1996 and No. 5931146 dated February 5, 1997 concering “Relinquishment of the Land Right Concerning the City Design of Kisaran” and based on Agrarian Affairs Minister DecisionNational Agrarian Agency Head No. 66HGUDA85B51 concerning the revision of the rightholder and extension of landright to the Company on Asahan Regency’s land, it has been decided that the land right holder has the obligation to relinquish 1,408 hectares of its plantation land. Selanjutnya Perusahaan diminta melepas tanah areal HGU Perusahaan seluas 1.408 hektar secara bertahap yang akan digunakan untuk arahan peribadatan, perumahan non-urban, pasar, perdagangan, pendidikan dan lain-lain sesuai dengan Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Asahan No. 6204157 tanggal 21 September 1999. Sampai dengan tahun 2005, tanah yang telah dialokasikan adalah seluas kurang lebih 44 hektar. Proyeksi potensi kerugian atas pelepasan tanah seluas 1.364 hektar terdiri dari: Furthermore, the Company should relinquish the land right of 1,408 hectares gradually to be developed as places of worship, non-urban residences, traditional markets, trade centers, schools, etc. based on Local Government of Asahan Letter No. 6204157 dated September 21, 1999. Until 2005, the land allocated was 44 hectares. Projection of potential loss on relinquishing land rights of 1,364 hectares consists of: - Perkebunan karet: 873 hektar yang berlokasi di Tanah Raja dan Serbangan dengan potensi kerugian produksi dan pemberian pesangon karyawan masing- masing kurang lebih adalah sebesar 4.768 ton dan Rp2,98 miliar untuk 182 karyawan. - Perkebunan kelapa sawit: 491 hektar yang berlokasi di Tanah Raja dengan potensi kerugian produksi dan pemberian pesangon karyawan masing-masing adalah sebesar 228.777 ton dan Rp868 juta atas 58 karyawan. - Rubber plantation: 873 hectares located in Tanah Raja and Serbangan with potential loss of production and severance pay of approximately 4,768 tonnes and Rp2.98 million for 182 employees, respectively. - Oil palm plantation: 491 hectares located in Tanah Raja with potential loss of production and severance pay of approximately 228,777 tonnes and Rp868 billion for 58 employees, respectively. b. Pada tanggal 6 Desember 2005, PT Shamrock Manufacturing Corpora “Shamrock” mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap Plantations General Investment PLC, sebagai tergugat kesatu “PGI”, Bengkulu Rubber Company, sebagai tergugat kedua “BRC”, The Anglo Indonesia Corporation, sebagai tergugat ketiga “AIC”, Rabobank International, sebagai tergugat keempat dan PT Air Muring AM, Anak perusahaan, sebagai tergugat kelima sehubungan dengan klaim yang didalilkan oleh Shamrock, yang timbul atas satu dari pelanggan Shamrock dimana Shamrock diharuskan membayar penalti sebesar USD28.426.294,75. b. On December 6, 2005, PT Shamrock Manufacturing Corpora “Shamrock” filed an appeal to the District Court of South Jakarta against Plantations General Investment PLC, as the first defendant “PGI”, Bengkulu Rubber Company, as the second defendant “BRC”, The Anglo Indonesia Corporation, as the third defendant “AIC”, Rabobank International, as the fourth defendant and PT Air Muring AM, a Subsidiary, as the fifth defendant due to a claim argued by Shamrock that arose from one of Shamrock’s customers wherein Shamrock should pay a penalty of USD28,426,294.75. PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 With Comparative Figures for the Year Ended December 31, 2008 Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated 90 39. KEWAJIBAN BERSYARAT Lanjutan 39. CONTINGENCIES Continued Menurut dalil yang disampaikan oleh Shamrock dalam gugatannya, penalti dikenakan kepada Shamrock sehubungan dengan kegagalan mengirimkan pesanan. Berdasarkan pendapat Shamrock, kegagalan tersebut disebabkan karena pembatalan penjualan saham AM yang dimiliki oleh PGI, BRC dan AIC kepada Shamrock. According to the arguments of Shamrock in their claim, the penalty was charged to Shamrock because of its failure to deliver the order. Based on Shamrock’s opinion the failure was caused by the cancellation made by PGI, BRC and AIC to sell their shares in AM to Shamrock. Pada bulan November 2005, PT Huma Indah Mekar, Anak perusahaan, telah mengambil alih saham AM yang dimiliki oleh BRC dan AIC. In November 2005, PT Huma Indah Mekar, a Subsidiary, had taken over the shares of AM owned by BRC and AIC. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1276PDT.G2005PN. Jak-Sel tanggal 14 Februari 2007 diputuskan bahwa gugatan Shamrock terhadap para tergugat ditolak, karena tidak memiliki dasar hukum. Dengan lain perkataan, AM dan tergugat lainnya telah diputuskan menang atas kasus gugatan Shamrock. Atas putusan pengadilan tersebut, Shamrock, PGI, BRC, dan AIC menyatakan banding. Berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 01PDT2008PT. DKI tanggal 26 Februari 2008 telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat ini Shamrock telah mengajukan kasasi di tingkat Mahkamah Agung atas putusan Pengadilan Tinggi dan belum ada keputusan Mahkamah Agung atas hal itu. Based on the Decision of the District Court of South Jakarta No. 1276PDT.G2005PN. Jak-Sel dated February 14, 2007, the claim of Shamrock against the Defendants was denied because it has no legal standing, AM and other defendants won against Shamrock. Based on these court decisions, Shamrock, PGI, BRC and AIC declared an objection. Based on the Decision of Supreme Court - Jakarta No. 01PDT2008PT. DKI dated on February 26, 2008, the decision of the District Court of South Jakarta was confirmed by the Supreme Court decision. Shamrock has submitted a cessation upon the Hight Court Decision to the Supreme Court of Justice and as of the date of this report, no decision has been issued. 40. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 40. SUBSEQUENT EVENTS a. Pada tanggal 2 Februari 2010 telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan oleh Notaris Aulia Taufani, S.H., No. 21 pada tanggal 3 Feburari 2010, yang menyetujui rencana Perusahaan untuk menambah modal sahamnya melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu III HMETD III yang disertai dengan waran seri II yang merupakan bagian tak terpisahkan dari saham yang dikeluarkan dan diberikan kepada pemegang saham. Jumlah saham yang ditawarkan adalah 9.454.742.337 lembar dengan harga sebesar Rp525 per lembar. Rasio saham dengan HMETD adalah 2:5. Jumlah waran seri II yang diterbitkan adalah 630.316.155 lembar dengan harga pelaksanaan waran sebesar Rp530. a. On February 2, 2010, the Company held an Extraordinary Shareholders’ General Meeting, which was notarized in Notarial Deed No. 21 of Aulia Taufani, S.H., on February 3, 2010, wherein the shareholders approved the Company’s plan to increase its capital stock through issuance of Pre-emptive Rights Issue which includes issuing Warrant III, the total number of shares offered is 9,454,742,337 with price of Rp525 per shares. The ratio of shares with Right Issue is 2:5. Total number of Warrant II that will be issued is 630,316,155 with exercise price of Rp530 per warrant.