Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

perilaku muncul atau berubah karena respon terhadap suatu situasi. Selanjutnya bersama-sama dengan Marquis, Hilgard memperbaharui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri. Berkaitan dengan pengaruh pengalaman terhadap belajar, Gage dalam Suyono, 2012: 12 mendefinisikan belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh kepandaian dan pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Dengan belajar anak yang tadinya belum mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu atau anak yang tadinya belum terampil menjadi terampil. Sedangkan mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Menurut Moore dalam Rosyada, 2004: 91 mendefinisikan sebuah tindakan seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya. Dari definisi mengajar di atas maka mengajar pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang membantu peserta didik belajar untuk mencapai kemajuan seoptimal mungkin. Menurut Dimyati 1999: 297, pembelajaran adalah kegiatan pendidik secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat peserta didik belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Gulo dalam Sugihartono, 2007: 80 mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution dalam Sugihartono, 2007: 80 mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Dari beberapa pendapat pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya pendidik dalam mengatur lingkungan sebaik-baiknya agar proses belajar berkembang secara optimal.

2. Komponen-komponen Pembelajaran

Sebagai sebuah sistem, pembelajaran mempunyai sejumlah komponen- komponen, yaitu: a. Tujuan pembelajaran Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar megajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Semua komponen itu harus berjalan sinergi untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran atau kompetensi adalah suatu keutuhan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat ditunjukan oleh peserta didik dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Menurut Winkel dalam Depdiknas, 2009: 23 Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Aspek afektif meliputi penerimaan, partisipasi, penilaianpenentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Aspek psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerak, dan kreativitas. Sehingga setelah peserta didik mempelajari bahan pelajaran yang diajarkan akan ada perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Makna tujuan pembelajaran ini digunakan sebagai landasan untuk mengetahui tujuan pembelajaran batik tulis pada topeng kayu di SMPN 2 Bantul. b. Peserta didik Dalam komponen pembelajaran, peserta didik merupakan syarat mutlak untuk berlangsungnya pembelajaran. Peserta didik adalah makhluk individu yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu ”. Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi kemampuan dasar yang masih perlu dikembangkan. Menurut Dwi Siswoyo dkk 2011: 96 “peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan ”. Jadi dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang memiliki potensi untuk berkembang, dan mereka berusaha mengembangkan potensinya itu melalui proses pendidikan pada jalur dan jenis pendidikan tertentu.