Materi Pembelajaran ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER II SMA N 2 BANGUNTAPAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017 PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS DENGAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI).

99

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum, diharapkan: 1. Peserta didik dapat merancang dan merangkai alat uji elektrolit dengan teliti. 2. Peserta didik dapat menguji daya hantar listrik larutan dengan tepat. 3. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data hasil percobaan dengan tepat. 4. Peserta didik dapat menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan data hasil eksperimen. 5. Peserta didik dapat membedakan elektrolit kuat dan elektrolit lemah dengan tepat berdasarkan data hasil eksperimen. 6. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya dengan tepat. 7. Peserta didik dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik dengan tepat. 8. Mendiskripsikan larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar

D. Materi Pembelajaran

 Kekuatan Daya Hantar Larutan Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa arus listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh partikel-partikel bermuatan. Untuk menjelaskan fakta tersebut, Svante August Arrhenius 1884 mengemukakan teorinya tentang dissosiasi atau ionisasi elektrolit. Teori ini menyebutkan bahwa zat elektrolit apabila dilarutkan dalam air, akan berdissosiasi menjadi atom-atom atau gugus atom yang bermuatan. Atom-atom atau gugus atom bermuatan tersebut merupakan ion-ion yang menghantarkan arus dalam elektrolit secara migrasi. Ion-ion tersebut bermuatan positif kation dan bermuatan negatif anion serta bergerak menuju elektrode yang muatannya berlawanan. 100 Reaksi ionisasi atau dissosiasi elektrolit tersebut merupakan reaksi bolak-balik reversible. Ionisasi elektrolit dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi: CaCl 2 aq ↔ � + aq + − aq Na 2 SO 4 aq ↔ � + aq + � − aq Oleh karena larutan harus bersifat netral, besarnya jumlah total muatan-muatan positif harus sama dengan muatan negatif dalam suatu larutan. Jumlah muatan yang dibawa oleh sebuah ion besarnya sama dengan valensi ion tersebut. Larutan elektrolit adalah yang dapat menghantarkan arus listrik. Ini erat kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit baik positif maupun negatif. Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua macam, yaitu: a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang memiliki daya hantar listrik besar. Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna di dalam air. Jika diuji dalam penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala terang. Contoh larutan elektrolit kuat antara lain larutan NaCl, KOH, H 2 SO 4 , dan HCl. 101 b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan yang memiliki daya hantar kecil karena tidak semua zat terionisasi, atau hanya mengalami ionisasi sebagian. Jika diuji dengan penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala redup. Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan cuka dan amonia. Yang tergolong elektrolit lemah adalah : a. Asam – asam lemah b. Basa – basa lemah c. Garam – garam yang sukar larut Larutan nonelektrolit tidak akan terionisasi dalam larutan. Proses ionisasi dipengaruhi oleh konsentrasi. Untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit, dapat menggunakan derajat dissosiasi ∝ . Derajat dissosiasi adalah fraksi molekul yang benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga merupakan perbandingan mol zat terionisasi dengan mol zat mula-mula. Derajat dissosiasi dapat dinyatakan dengan rumus: ∝ = �� � � � � �� � − � Nilai dapat berubah-ubah, antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut: ∝ = 1, larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat ∝ 0 1, larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah ∝ = 0, larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit  Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia Kemampuan untuk menghantarkan arus listrik tidak hanya dimiliki oleh senyawa ionik. Beberapa senyawa kovalen juga mampu menghantarkan listrik. Meski demikian, senyawa kovalen dan ionik memiliki beberapa perbedaan dalam menghantarkan arus listrik.

a. Senyawa ionik

Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Satu atom 102 memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya. Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif kation dan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif anion. Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya yang bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Contoh: NaCl aq ↔ � + aq + − aq KOH aq ↔ � + aq + � − aq

b. Senyawa kovalen

Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara kovalen. Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama pasangan elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul karena perbedaan elektronegativitas antaratom yang sangat kecil, bahkan hampir sama. Sementara itu, senyawa kovalen polar timbul karena perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom. Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain lebih negatif. Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi menjadi ion-ionnya. Contoh: HCl aq ↔ � + aq + − aq H 2 SO 4 aq ↔ � + aq + � − aq Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna dalam pelarut air sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik yang rendah. Hal ini karena dalam pelarut air, hanya sedikit dari zat tersebut yang terdissosiasi membentuk ion. Contoh: NH 3 aq + H 2 O l ↔ � + aq + � − aq 103

E. Metode Pembelajaran

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25