Viabilitas probiotik Viabilitas Probiotik Terenkapsulasi dan Mutu Kimia Yoghurt TPUM
34 dalam memproduksi asam laktat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Noland
dan Aryana 2012 yang menunjukkan penurunan nilai pH plain yoghurt susu dengan penambahan L. acidophilus R0052 terenkapsulasi selama 5 minggu
penyimpanan.
Jenis probiotik yang berbeda juga menghasilkan perbedaan nyata pada nilai TAT yoghurt TPUM sinbiotik. Yoghurt TPUM sinbiotik dengan
penambahan L. plantarum BSL menunjukkan nilai TAT yang lebih rendah dibandingkan penambahan L. acidophilus 2B4 Tabel 4.3. Selain itu, peningkatan
nilai TAT yoghurt TPUM sinbiotik dengan probiotik L. plantarum BSL juga lebih rendah dibandingkan yoghurt dengan probiotik L. acidophilus 2B4. Selama
penyimpanan, nilai TAT yoghurt dengan probiotik L. plantarum BSL berkisar antara 0.23-0.67, sedangkan yoghurt dengan probiotik L. acidophilus 2B4
sekitar 0.40-0.85. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, L. plantarum BSL merupakan golongan BAL fakultatif heterofermentatif yang dapat memproduksi
asam laktat sebesar 50-80 dari total asam yang dihasilkan, sementara itu L. acidophilus 2B4 merupakan golongan BAL homofermentatif dengan produksi
asam laktat sebesar 80 Jay et al. 2005; Raimbault et al. 1996. Selain itu, menurut Kanbe 1992, L. acidophilus dapat meningkatkan aktivitas enzim ß-
galaktosidase yang berperan dalam pembentukan asam laktat sehingga terjadi peningkatan nilai TAT. Aktivitas enzim ini masih ada pada suhu 0-5 ºC
Kailasapathy 2006.
Total asam laktat yang terbentuk merupakan hasil pemecahan karbohidrat terutama laktosa oleh BAL Afriani 2010. BAL memiliki enzim ß-D-
galaktosidase yang akan menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Lalu, glukosa memasuki jalur Embden Meyerhoff Parnas EMP atau glikolisis
yang akan menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat tersebut direduksi menjadi asam laktat dengan adanya enzim laktat dehidrogenase. Disamping itu, galaktosa
akan difosforilasi menjadi galaktosa 1-fosfat lalu dikonversi menjadi glukosa 1- fosfat terlebih dahulu melalui reaksi yang melibatkan uridin difosfat. Setelah itu,
glukosa 1-fosfat dengan bantuan enzim fosfoglukomutase berubah menjadi glukosa 6-fosfat yang selanjutnya memasuki jalur EMP untuk menghasilkan asam
piruvat dan akan direduksi menjadi asam laktat Akmar 2006.
Interaksi lama penyimpanan baik dengan jenis probiotik maupun jenis enkapsulan dapat memengaruhi nilai TAT yoghurt TPUM sinbiotik secara nyata
Lampiran 10a. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai TAT yang cukup signifikan pada yoghurt TPUM sinbiotik dengan probiotik L. plantarum
BSL kontrol. Penurunan nilai TAT ini terjadi mulai minggu ke-5 penyimpanan. Hal ini diduga akibat tidak adanya perlindungan dari enkapsulan terhadap
probiotik, sehingga BAL yang peka terhadap suhu rendah selama penyimpanan akan mengalami penurunan aktivitas dalam memproduksi asam laktat. Selain itu,
faktor suhu penyimpanan dengan suhu rendah diduga dapat menyebabkan terhambatnya kerja enzim laktase atau telah terbentuk asam laktat yang maksimal
sehingga tidak terdapat peningkatan TAT dan penurunan pH Sunarlim dan Misgiyarta 2008. Seperti halnya nilai pH, nilai TAT yoghurt pun dapat
dipengaruhi oleh produksi asam laktat oleh BAL sebagai probiotik dalam yoghurt. Penyimpanan pada suhu 5-10 ºC bukan merupakan suhu optimal pertumbuhan L.
plantarum BSL, sehingga aktivitasnya tidak optimal.
35 Penurunan keasaman yang cukup signifikan pada minggu ke-6 dapat
terjadi diduga akibat terbentuknya alkohol oleh khamir yang bersifat fermentatif Stainer et al. 1976. Hal ini ditandai dengan adanya aroma alkohol yang timbul
dari yoghurt TPUM sibiotik tersebut. Kapang juga diduga tumbuh pada yoghurt dengan adanya lapisan putih dan tipis pada permukaan yoghurt tersebut. Kapang
dan khamir relatif tahan terhadap asam pH sekitar 2.0-8.5, sehingga dapat tumbuh dalam yoghurt. Pertumbuhannya diindikasikan dengan timbulnya gas dan
bau alkohol Stratford 2006. Adanya alkohol yang dihasilkan khamir akan memengaruhi kestabilan ion H
+
sehingga terjadi perubahan pH Stainer et al. 1976.
Nilai TAT yoghurt TPUM sinbiotik dalam penelitian ini berkisar antara 0.23-0.85 Tabel 4.3. Hasil ini hampir memenuhi persyaratan SNI 2981:2009
terkait tentang tingkat keasaman produk yoghurt setelah fermentasi yang seharusnya bernilai 0.5-2.0 Lampiran 44. Nilai TAT yang terlalu rendah pada
yoghurt TPUM sinbiotik disebabkan kemungkinan adanya kontaminasi kapang dan khamir selama penyimpanan pada suhu rendah yang ditandai dengan
munculnya aroma alkohol dan terdapat lapisan putih dan putih pada permukaannya.