Karakteristik Kimia TPUM Viabilitas Lactobacillus plantarum BSL dan L. acidophilus 2B4 Terenkapsulasi serta Mutu Yoghurt Tepung Pisang Sinbiotik selama Penyimpanan
29 oleh probiotik sebagai nutrisi lebih banyak diperoleh dari pati resisten
dibandingkan FOS. Rantai atom karbon yang terdapat pada FOS lebih mudah dipecah namun lebih mudah habis.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Saputra 2012 bahwa yoghurt TPUM sinbiotik dengan penambahan L. plantarum
BSL sebanyak 9 log CFU ml
-1
mengalami penurunan viabilitas probiotik sebesar 1 log CFU ml
-1
selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 5-10 ºC. Perbedaan hasil keduanya dapat disebabkan nilai pH yoghurt TPUM sinbiotik terutama
yoghurt tanpa enkapsulasi selama penyimpanan pada penelitian ini mengalami kenaikan hingga mencapai 4.00 Tabel 4.3. Hardiningsih et al. 2006
menyatakan bahwa genus Lactobacillus dapat tumbuh secara optimum pada pH 6.5, namun genus ini masih resisten dan mampu mempertahankan hidupnya pada
kondisi pH rendah 2, 2.5, dan 3. Dengan demikian, viabilitas probiotik pada yoghurt tanpa enkapsulasi pada penelitian ini dapat meningkat dengan didukung
oleh kondisi penyimpanan yang tidak begitu asam.
Hasil penelitian ini menunjukkan viabilitas probiotik yang terenkapsulasi dalam alginat sedikit lebih tinggi dibandingkan dalam agar Gambar 4.2 dan 4.3.
Hal ini akibat dari jumlah probiotik awal yang terperangkap dalam butiran alginat juga lebih tinggi Tabel 4.2. Alginat dapat menghasilkan gel yang kuat dan stabil
dengan adanya pembentukan ikatan antara sodium alginat dengan kation divalen kalsium Aqilah dan Akhiar 2010. Gel alginat ini cocok dalam memerangkap
probiotik dan juga penggunaannya sudah meluas sebagai enkapsulan. Sementara itu, manik-manik agar akan menurun kestabilan gelnya saat probiotik masuk ke
dalam gel, sehingga pemerangkapan probiotiknya kurang optimal Shoichet et al. 1996. Dengan demikian, kemungkinan difusi sel ke luar manik-manik agar
menjadi lebih besar.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa probiotik terenkapsulasi terutama dalam manik-manik alginat bentuk basah pada yoghurt memiliki ketahanan
hidup lebih baik dibandingkan probiotik tanpa enkapsulasi Kailasapathy 2006; Krasaekoopt et al. 2006; Jayalalitha et al. 2011. Namun pada penelitian ini,
metode enkapsulasi tidak meningkatkan viabilitas BAL menjadi lebih baik dibandingkan yoghurt dengan probiotik tanpa enkapsulasi. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena perbedaan jenis probiotik dan adanya penambahan TPUM sebagai prebiotik pada penelitian ini.
Viabilitas probiotik yoghurt TPUM sinbiotik baik dengan probiotik terenkapsulasi alginat, agar, maupun kontrol pada penelitian ini selama
penyimpanan cenderung stabil yaitu sekitar 7 log CFU g
-1
Gambar 4.2 dan 4.3. Lain halnya dengan hasil penelitian Kailasapathy 2006 yang melaporkan bahwa
viabilitas L. acidophilus baik tanpa enkapsulasi maupun terenkapsulasi alginat dalam yoghurt susu mengalami penurunan 3-4 log CFU g
-1
dan 2 log CFU g
-1
selama 6 minggu penyimpanan pada suhu 4 ºC. Begitu pula dengan hasil penelitian Jayalalitha et al. 2011 yang melaporkan bahwa viabilitas L.
acidophilus yang terenkapsulasi dengan alginat dalam yoghurt susu mengalami penurunan sebesar 2 log CFU ml
-1
selama 21 hari masa penyimpanan. Perbedaan hasil viabilitas probiotik tersebut dapat disebabkan karena pada penelitian ini
dilakukan proses pasteurisasi pada produk yoghurt, sedangkan penelitian Kailasapathy dan Jayalalitha et al. tidak dilakukan proses tersebut. Tidak
dilakukannya proses pasteurisasi tersebut dapat mengakibatkan kultur starter
30 dalam yoghurt masih tersedia, sehingga terjadi interaksi antara kultur starter
dengan probiotik yang ditambahkan.
Perbedaan hasil tersebut juga dapat disebabkan karena yoghurt pada penelitian ini ditambahkan TPUM sebagai prebiotik, sedangkan penelitian
Kailasapathy dan Jayalalitha et al. tidak menambahkan prebiotik. Menurut Widaningrum 2012, isolasi pati resisten tipe III yang diperoleh dari TPUM
fermentasi spontan mampu mendukung pertumbuhan probiotik L. plantarum BSL, L. acidophilus, dan B. bifidum dengan kenaikan jumlah koloni sebesar
1.52-1.80 log CFU ml
-1
. BAL dapat menghasilkan enzim amilase yang berperan dalam mendegradasi pati menjadi glukosa sebagai nutrisi bagi pertumbuhannya
sehingga BAL mampu tumbuh pada bahan pangan berpati Reddy et al. 2008. Oleh karena itu, TPUM sangat berperan dalam mempertahankan viabilitas
probiotik dalam yoghurt TPUM sinbiotik. Sementara itu, penurunan viabilitas probiotik yoghurt susu pada penelitian Kailasapathy dapat disebabkan adanya
akumulasi hasil metabolisme BAL terutama asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri itu sendiri Con et al. 1995.
Yoghurt TPUM sinbiotik dengan jenis probiotik yang berbeda tidak memengaruhi viabilitas probiotik yoghurt tersebut. Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian Septiawan 2011 dan Saputra 2012 yang melaporkan bahwa terjadi penurunan viabilitas L. fermentum 2B4 sekarang bernama L. acidophilus 2B4
dan L. plantarum BSL pada yoghurt sinbiotik sekitar 1 log CFU ml
-1
selama penyimpanan pada suhu 5-10 ºC. Kedua probiotik termasuk dalam genus
Lactobacillus sp., sehingga kemungkinan memiliki kemampuan mempertahankan hidup yang sama.