Uji Deskripsi Kuantitatif Setyaningsih et al. 2010
26 Konsentrasi awal probiotik yang digunakan sebesar 4 2 ml kultur
probiotik ditambahkan ke dalam 50 ml larutan enkapsulan dan 20 10 ml kultur probiotik ditambahkan ke dalam 50 ml larutan enkapsulan. Berdasarkan Tabel
4.2, konsentrasi probiotik yang ditambahkan sebesar 20 vv menunjukkan jumlah probiotik sebesar 9.16 log CFU g
-1
untuk enkapsulan alginat dan 8.26 log CFU g
-1
untuk enkapsulan agar. Sementara itu, penambahan probiotik dengan konsentrasi 4 vv hanya menunjukkan jumlah probiotik sekitar 7 log CFU g
-1
. Jumlah probiotik ini masih dalam enkapsulan, belum dicampur dengan produk
yoghurt sinbiotik. Apabila terjadi pencampuran antara probiotik dalam enkapsulan dengan produk yoghurt, maka secara teoritis akan terjadi pengenceran sebanyak 3
kali 20 ml enkapsulan dalam 60 ml yoghurt TPUM. Hal ini dapat menyebabkan jumlah probiotik semakin menurun, sehingga diperlukan jumlah probiotik awal
dalam enkapsulan yang lebih tinggi agar dapat memberikan efek positif bagi kesehatan inangnya. Dengan demikian untuk penelitian lebih lanjut, konsentrasi
probiotik yang diperangkap dalam larutan enkapsulan ditetapkan sebesar 20 vv.
Penelitian Saputra 2012 menunjukkan bahwa penambahan 1 probiotik tanpa enkapsulasi dalam produk yoghurt sinbiotik menghasilkan jumlah sel
probiotik yang cukup tinggi pada produk akhir yaitu sebesar 9.14-9.24 log CFU ml
-1
. Proses enkapsulasi pada penelitian ini dapat menurunkan jumlah probiotik sekitar 2 log Tabel 4.2. Pada proses enkapsulasi memungkinkan sel probiotik
tertinggal pada peralatan enkapsulasi dan terjadi difusi sel ke dalam larutan CaCl
2
atau air dingin steril dan larutan pembilas pada saat pembentukan manik-manik. Purwandhani et al. 2007 melaporkan bahwa jumlah probiotik yang berada di
dalam larutan CaCl
2
pada metode ekstrusi dengan bahan enkapsulan alginat sebesar 6.8 x 10
5
CFU ml
-1
.